11 Klub yang Meraih Kesuksesan dan Kegagalan Pada 2022
Oleh Dananjaya WP
Rangkaian kompetisi sepak bola pada tahun 2022 telah berakhir! Berbagai klub dapat mengenang tahun tersebut dengan senyuman. Tentunya, hal ini tidak berlaku bagi beberapa klub Eropa yang merasakan kegagalan.
Berikut adalah rekap dari 90min bagi klub yang merasakan kesuksesan signifikan pada 2022 maupun klub yang gagal atau tidak dapat memenuhi ekspektasi pada tahun tersebut.
Sukses
Real Madrid Mendapatkan Tahun yang Sempurna
Sulit untuk tidak menepatkan Real Madrid pada puncak daftar ini. Klub ibu kota Spanyol itu meraih gelar juara La Liga, Liga Champions, Liga Super Ereopa, dan Piala Super Spanyol. Kesuksesan meraih titel Liga Champions memastikan mereka menjadi klub dengan raihan trofi terbanyak dalam kompetisi ini.
Pada kompetisi musim 2021/22, Los Blancos menyingkirkan PSG, Chelsea, Manchester City, dan kemudian mengalahkan Liverpool pada pertandingan final. Real Madrid juga memiliki skuad dengan kapabilitas yang memadai untuk melanjutkan kesuksesan mereka pada 2023.
Kejutan dari FC Nantes
FC Nantes lebih terbiasa berjuang untuk bertahan di Ligue 1 – divisi teratas sepak bola Prancis – ketimbang bersaing untuk mendapatkan trofi dalam beberapa tahun terakhir. Secara mengejutkan, Nantes mampu menjuarai Coupe de France pada musim 2021/22, berkat kemenangan 1-0 atas OGC Nice pada babak final.
Nantes meraih titel dalam salah satu kompetisi yang sulit dijuarai di Prancis sejak PSG diakuisisi QSI. Mereka juga lolos ke babak penyisihan Liga Europa dan akan berhadapan dengan Juventus.
Keajaiban Eintracht Frankfurt di Liga Europa
Babak penyisihan Liga Europa yang terjadi sepanjang 2022 menegangkan. Tim-tim besar seperti FC Barcelona, Borussia Dortmund, Sevilla, FC Porto, Atalanta, dan RB Leipzig dipandang sebagai unggulan. Secara mengejutkan, Eintracht Frankfurt dari Bundesliga menjadi tim yang keluar sebagai juara.
Sorotan tinggi diberikan kepada keberhasilan Eintracht Frankfurt menyingkirkan Barcelona pada babak 16 besar. Keberhasilan skuad asuhan Oliver Glasner itu menjuarai Liga Europa membuat mereka mendapatkan tiket lolos ke fase grup Liga Champions – dan mereka sukses lolos ke babak 16 besar musim 2022/23.
AC Milan Kembali ke Papan Atas Italia
AC Milan meraih gelar juara Liga Italia ke-19 dalam sejarah klub tersebut untuk pertama kalinya sejak musim 2010/11. Perebutan gelar juara dengan Inter berlangsung hingga pertandingan terakhir kompetisi tersebut. Rafael Leao, Olivier Giroud, Fikayo Tomori, dan Mike Maignan menjadi kunci di dalam lapangan, serta taktik dan adaptasi dari Stefano Pioli sebagai pelatih utama.
Rossoneri juga mengandalkan beberapa pemain muda, faktor yang membuat mereka dapat bertahan di papan atas Italia dan berupaya kembali ke puncak sepak bola Eropa mulai dari 2023.
AS Roma Mengakhiri Puasa Gelar
AS Roma terakhir kali mengangkat trofi pada 2007. Puasa gelar tersebut berakhir pada musim 2021/22. Jose Mourinho sukses memimpin tim ibu kota Italia itu menjuarai Liga Konferensi Europa – kompetisi baru dari UEFA (Asosiasi Sepak Bola Eropa) yang menjalani musim pertamanya.
Mourinho juga menjadi pelatih pertama yang mampu mengoleksi gelar Liga Champions, Liga Europa, dan Liga Konferensi Europa. Roma saat ini masih berjuang di papan atas Liga Italia dan juga babak penyisihan Liga Europa.
Harapan Baru untuk Arsenal di Liga Inggris
Arsenal telah melalui krisis di dalam maupun luar lapangan. Penunjukkan Mikel Arteta sebagai manajer nampak akan melanjutkan krisis tersebut – terutama setelah gagal finis di posisi empat besar Liga Inggris dalam beberapa musim secara beruntun. Keadaan tersebut mengalami perubahan signifikan pada akhir 2022.
The Gunners menjadi tim terbaik Liga Inggris pada musim 2022/23 – menempati puncak klasemen pada akhir 2022. Upaya pembangunan tim yang berlangsung dalam beberapa musim terakhir nampak akan memberikan hasil yang positif dan mengakhiri puasa gelar Liga Inggris yang sudah berlangsung sejak 2004.
Gagal
Juventus Mendapat Masalah di Dalam Maupun Luar Lapangan
Juventus menempati posisi puncak Liga Italia selama kurang lebih satu dekade. Posisi mereka dua kali digeser oleh dua klub Milan (Inter dan AC Milan). Selain itu, kebijakan rekrutmen yang selama ini menjadi kekuatan utama Bianconeri di Italia kurang efektif dalam beberapa tahun terakhir.
Manajemen Juve juga dihadapkan permasalahan finansial terkait pencatatan keuntungan dan penambahan modal pada periode COVID-19 – yang membuat mereka diperiksa otoritas keuangan Italia dan UEFA (Asosiasi Sepak Bola Eropa). Keadaan ini berujung dengan pengunduran diri dari Direksi Juventus yang dipimpin Andrea Agnelli dan Pavel Nedved.
Potensi Akhir Siklus Diego Simeone di Atletico Madrid
Nama Diego Simeone memiliki hubungan erat dengan Atletico Madrid dalam satu dekade terakhir. Pelatih asal Argentina itu sukses memberikan titel La Liga dan Liga Europa dalam kariernya dengan Los Rojiblancos. Namun perjalanannya dengan Atletico berpotensi berakhir pada 2023.
Gaya bermain konservatif yang selama ini memberikan kondisi stabil mencapai titik terendahnya sepanjang 2022. Inkonsistensi performa, beberapa hasil mengecewakan, dan pemain bintang yang gagal bersinar dapat menandai akhir dari hubungan Simeone dan Atletico Madrid.
Transisi Sulit dan Krisis Finansial Berkelanjutan di FC Barcelona
Krisis finansial yang berlangsung di FC Barcelona dalam beberapa tahun terakhir membuat mereka mendapat sorottan tinggi. Kembalinya Joan Laporta sebagai Presiden dan upaya tuas ekonomi dipandang dapat menjadi solusi jangka pendek. Xavi mendapatkan rekrutmen pemain yang diinginkannya pada musim dingin dan musim panas 2022.
Mengingat potensi pendapatan mereka bergantung dengan keberhasilan dalam ajang La Liga dan Liga Champions (yang sudah dipastikan gagal setelah turun ke Liga Europa), Xavi kini berada dalam posisi dengan tekanan tinggi untuk memberikan kesuksesan dalam bentuk trofi.
Kutukan PSG di Liga Champions Berlanjut
PSG berhasil menguasai sepak bola Prancis sejak diakuisisi oleh QSI (lembaga investasi Kerajaan Qatar). Raksasa Ligue 1 itu terus berusaha memenuhi ambisi untuk mendapatkan gelar juara Liga Champions – sebagai puncak dari proyek yang terus berusaha mereka bangun hingga kini.
Ambisi itu kembali menemui kegagalan pada musim 2021/22. Les Parisiens disingkirkan oleh Real Madrid pada babak 16 besar di Santiago Bernabeu – salah satu momen yang menjadi titik akhir dari perjalanan Mauricio Pocehttino sebagai pelatih PSG. Kini Christophe Galtier diharapkan dapat memenuhi target PSG di puncak sepak bola Eropa.
Menanti Dampak Keputusan Todd Boehly – Clearlake Capital di Chelsea
Chelsea tidak dapat berbuat banyak pada paruh kedua musim 2021/22. Invasi Rusia ke Ukraina menjadi titik akhir dari era kepemilikan Roman Abramovich. Setelah melalui turbulensi dan berbagai spekulasi, konsorsium Todd Boehly – Clearlake Capital menjadi pihak yang sukses melakukan akuisisi.
Datang dengan mimpi menciptakan kondisi yang lebih stabil, beberapa bulan awal dengan pemilik baru diwarnai dengan pengeluaran yang mencapai rekor pada bursa transfer musim panas 2022, pemecatan Thomas Tuchel, dan sorotan yang diberikan kepada Todd Boehly setelah mengisi posisi Direktur Sepak Bola. The Blues memiliki harapan bahwa periode turbulensi itu dapat berakhir pada 2023 dengan adanya struktur rekrutmen pemain baru dan rencana pembelian pemain.