5 Klub yang Menurun saat Memiliki Pemilik Baru

FBL-ITALY-CHINA-AC MILAN
FBL-ITALY-CHINA-AC MILAN / MIGUEL MEDINA/Getty Images
facebooktwitterreddit

Belakangan ini tengah ramai dibahas akusisi Newcastle United oleh PCP Capital Partners yang mendapatkan sokongan dana dari Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Salman. Newcastle langsung dikaitkan dengan sejumlah pemain-pemain top dan juga manajer top Eropa.

Akusisi itu belum sepenuhnya benar dan terealisasi, namun jangan berharap Newcastle langsung menjadi kekuatan besar di liga seperti halnya PSG (Paris Saint-Germain) dan Manchester City. Pasalnya butuh waktu melakukannya.

Apalagi catatan sejarah di Eropa telah membuktikan bahwa akuisisi klub dari pemilik lama ke baru tak selamanya berjalan dengan baik. Lima klub di bawah ini menurun ketika ditangani pemilik klub baru. Berikut ulasannya:


1. AC Milan

AC Milan Press Conference
AC Milan Press Conference / Handout/Getty Images

Raksasa Eropa yang tengah tertidur. Sejak terakhir mencapai final Liga Champions 2007 dan menjuarai Scudetto pada 2011, AC Milan tak lagi bersaing di papan atas klasemen dan kesulitan untuk sekedar bertarung merebutkan zona Liga Champions.

Datangnya Li Yonghong - pengusaha asal Tiongkok - pada 2017 juga tidak banyak membantu klub. Meski pada awalnya jor-joran belanja pemain, Li Yonghong melalui perusahaannya Sino-Europe Sports justru memberikan beban hutang kepada Milan.

Dampaknya Milan melanggar aturan FFP dan absen di kompetisi Eropa. Pada akhirnya Li melepas saham besar Milan - beserta hutangnya - ke Elliott Management pada 2018. Klub mulai merombak internal tim dengan merekrut Paolo Maldini sebagai Direktur Teknik.

2. West Ham United

Sheffield United v West Ham United
Sheffield United v West Ham United / Laurence Griffiths/Getty Images

Pebisnis asal Islandia, Egger Magnusson membeli saham besar West Ham United pada 2006 sebesar 85 juta poundsterling. Namun masa kepemimpinannya hanya sebentar sebelum pergi pada 2007 dan digantikan pengusaha Islandia lainnya, Bjorgolfur Gudmundsson.

Kehadiran Magnusson di West Ham justru menambah hutang klub dan juga beberapa kebijakannya tergolong aneh, dengan menggaji pemain mahal dan merekrut nama top ketika tim sedang kesulitan finansial, plus berjuang di zona degradasi di bawah arahan Alan Curbishley. Wajar jika ia digantikan oleh Gudmundsson.

3. Blackburn Rovers

New Blackburn Rovers owners Indian broth
New Blackburn Rovers owners Indian broth / ANDREW YATES/Getty Images

Klub bersejarah Inggris yang pernah menjuarai Liga Primer pada 1994/95 di era Kenny Dalglish. Pada 2010 saham besar klub dibeli oleh The Venky's, perusahaan olahan daging unggal asal India setelah sebelumnya dimiliki Jack Walker.

The Venky's dipimpin oleh Anuradha J Desai. Namun pada awal musim 2009/10 The Venky's sudah membuat keputusan kontroversial mendepak Sam Allardyce yang punya catatan bagus sedianya kala itu. Hal itu berakibat turunnya performa Blackburn.

Menurut Big Sam The Venky's terlalu banyak mengintervensi kebijakan klub, khususnya ketika merekrut pemain. Di bawah kepemimpinan The Venky's Blackburn juga merugi dari sisi finansial dan lebih banyak berkutat di divisi bawah sepak bola Inggris. Klub masih di bawah kepemimpinannya sampai saat ini.

4. Newcastle United

Tottenham Hotspur v Newcastle United - Premier League
Tottenham Hotspur v Newcastle United - Premier League / Michael Regan/Getty Images

Kedatangan Mike Ashley pada 2007 ke Newcastle United memang menyelamatkan klub dari kebangkrutan, namun di satu sisi berbeda pengusaha asal Inggris itu tak disukai fans karena terlalu banyak ikut campur urusan internal - khususnya teknis - klub.

Terlebih di bawah arahannya Newcastle sering gonta-ganti manajer dan berkutat di divisi bawah sepak bola Inggris, sebelum kembali ke Liga Primer. Tak ayal fans senang ketika mendengar kabar Newcastle akan dibeli Pangeran Salman.

5. Liverpool

(FILES) Liverpool football Club owners G
(FILES) Liverpool football Club owners G / PAUL ELLIS/Getty Images

Klub bersejarah dan tersukses Inggris pernah melalui masa suram di bawah kepemimpinan dua pengusaha Amerika Serikat, Tom Hicks dan George Gillett Junior pada medio 2007-2010. Tiga tahun itu Liverpool melalui momen-momen mengecewakan.

Keduanya membeli Liverpool dengan uang pinjaman dan membebani klub dengan banyak hutang. Dibutuhkan Pengadilan Tertinggi di Inggris untuk mendepak keduanya sebelum perusahaan Amerika Serikat, Fenway Sports Group mengakuisisi klub dan kini tengah bangkit di era Jurgen Klopp.