5 Poin Penting dari Kemenangan Bayern Munchen atas Borussia Dortmund - Bundesliga 2019/20
Oleh Ignatius Rieza
Bayern Munchen sukses menjauh dari kejaran rival terdekat mereka, Borussia Dortmund, pasca mengungguli Die Borussen di pekan ke-28 Bundesliga. Satu gol dari Joshua Kimmich cukup untuk memberikan tiga poin krusial, karena kini, Die Roten kemungkinan tidak terkejar dengan jarak tujuh poin di puncak.
Terkait laga Der Klassiker sengit tadi malam, berikut kami rangkum beberapa poin penting dari laga tersebut.
Potensi Besar Borussia Dortmund di Masa Depan
Meskipun akhirnya tumbang 0-1, penampilan Dortmund di laga ini jauh dari kata mengecewakan. Anak asuh Lucien Favre justru sukses menunjukkan permainan solid dan disiplin, yang dibuktikan dengan kesulitan Bayern untuk mencetak gol, maupun melakukan serangan berbahaya. Gol Kimmich di menit ke-43 pun sejatinya bisa diantisipasi andai Roman Burki lebih sigap menepis bola chip sang pemain.
Hal ini menunjukkan potensi besar dari skuat Die Borussen untuk bersaing dengan Bayern di musim-musim berikutnya, apalagi mengingat usia para pemain reguler mereka masih cukup muda. Dengan catatan, mereka tidak melakukan penjualan besar-besaran dalam waktu dekat.
1. Laga Sengit dan Berimbang
Kendati bertajuk Der Klassiker, seringkali pertemuan antara kedua tim justru berat sebelah, dengan Dortmund hanya meraih dua kemenangan di tujuh laga sebelum laga tadi malam. Dalam dua kesempatan pun, Bayern sempat menang 4-0 , 5-0, hingga 6-0 selama dua tahun terakhir, yang menunjukkan dominasi raksasa Bavaria.
Akan tetapi, hal tersebut sirna pada Der Klassiker tadi malam. Alih-alih dominan, penguasaan bola kedua tim setara di angka 50%. Hebatnya lagi, kedua tim juga memiliki agresifitas yang sama, yakni 11 tembakan oleh Dortmund berbanding 12 tembakan oleh Bayern.
Ini tentu menjadi bukti peningkatan kualitas dari Bundesliga sendiri, dan fans bakal makin terhibur jika Dortmund bisa mempertahankan konsistensi mereka.
2. Bukti Efisiensi Gegenpressing Ala Hansi Flick
Perlu diakui, semenjak diambil alih oleh Hansi Flick dari tangan Niko Kovac, Bayern seakan kembali menjelma menjadi tim bintang lima. Gaya permainan mengalir nan agresif yang memanfaatkan tidak hanya para penyerang, melainkan juga para bek untuk menekan pertahanan lawan secara konsisten, mengingatkan kita akan Gegenpressing yang menjadi karakter permainan manajer Liverpool saat ini, Jurgen Klopp.
Gaya permainan para bek Die Roten saat ini jelas berbeda dengan era Niko Kovac yang cenderung pasif. Namun, hal ini bukan tanpa kelemahan, seperti di laga kontra Dortmund, dalam beberapa kesempatan para bek Bayern terlalu asyk maju sehingga membuka celah untuk serangan balik dari para pemain tuan rumah.
Beruntung, Bayern memiliki para pemain atletis di sektor bek sayap seperti Alphonso Davies dan Benjamin Pavard yang mampu berlari ke depan dan belakang seperti banteng. Namun, menghadapi lawan lain yang lebih tangguh di Eropa, beberapa penyesuaian masih perlu dilakukan oleh Flick, namun saat ini, mereka sudah berada di jalur yang benar.
3. Alphonso Davies, Calon Bek Kiri Terbaik Dunia
Orang-orang mungkin lelah mendengar hal ini, namun para pemandu bakat Bayern patut mendapat apresiasi karena menemukan bakat seperti Alphonso Davies. Sosok yang berposisi asli sebagai winger ini sukses menjelma menjadi salah satu bek kiri terbaik dunia hanya dalam waktu kurang dari satu musim.
Publik mungkin meragukan hal ini, namun melihat penampilan apiknya pekan lalu kontra Eintracht Frankfurt, dan kini kontra Dortmund, keduanya menjadi bukti. Di laga tadi malam, pemain Kanada ini membungkam dua pemain andalan tuan rumah di sektor kanan, Thorgan Hazard dan Achaf Hakimi. Dia juga menunjukkan kemampuannya sebagai atlet kala mencapai kecepatan 35,3km / jam ketika mengejar Erling Haaland untuk kemudian mematahkan ofesnif Dortmund.
Di usia yang baru 19 tahun dan profesionalitas yang tinggi, nampaknya sosok Davies akan segera disandingkan dengan Andrew Robertson dalam waktu dekat.
4. Lini Tengah Bayern Masih Perlu Thiago
Meskipun meraih tiga poin, absennya Thiago nampak mempengaruhi dinamisme permainan Bayern di lini tengah. Ketiadaan mantan pemain Barcelona membuat Hansi Flick bergantung pada Kimmich sebagai gelandang bertahan, dilapisi oleh Thomas Muller dan Leon Goretzka di depannya.
Di dua laga terakhir, triumvirat tersebut terbukti sukses, terutama kontra Frankfurt. Namun melawan Dortmund yang lebih agresif, Kimmich nampak kerepotan sebagai satu-satunya metronom, apalagi Muller dan Goretzka cenderung bermain menyerang.
Ini bukan berarti penampilan para gelandang Bayern buruk, namun keberadaan Thiago dan kecermatannya melihat celah, mungkin akan membuka lebih banyak kesempatan bagi Bayern untuk melakukan eksploitasi. Terutama, jika menghadapi lawan dengan level setara.
5. Potensi Besar Borussia Dortmund di Masa Depan
Meskipun akhirnya tumbang 0-1, penampilan Dortmund di laga ini jauh dari kata mengecewakan. Anak asuh Lucien Favre justru sukses menunjukkan permainan solid dan disiplin, yang dibuktikan dengan kesulitan Bayern untuk mencetak gol, maupun melakukan serangan berbahaya. Gol Kimmich di menit ke-43 pun sejatinya bisa diantisipasi andai Roman Burki lebih sigap menepis bola chip sang pemain.
Hal ini menunjukkan potensi besar dari skuat Die Borussen untuk bersaing dengan Bayern di musim-musim berikutnya, apalagi mengingat usia para pemain reguler mereka masih cukup muda. Dengan catatan, mereka tidak melakukan penjualan besar-besaran dalam waktu dekat.
Nama-nama seperti Erling Haaland, Giovanni Reyna, Jadon Sancho, Julian Brandt dan Mahmoud Dahoud, akan menjadi tulang punggung Die Borussen di masa mendatang.