6 Momen Tersuram Lionel Messi di Sepanjang Kariernya
Oleh Arief Hadi Purwono
16 tahun menjalani karier sebagai pesepak bola profesional, Lionel Messi telah meraih segalanya dengan Barcelona dari raihan trofi kolektif hingga penghargaan individu. Bahkan pada usia 32 tahun La Pulga belum 'habis'.
Kendati demikian semua perjalanan karier Messi tidak 'mulus'. Ada juga momen-momen tersuram di dalam perjalanan panjang karier tersebut. Kali ini 90min.com akan menjabarkannya menjadi enam bagian. Apa saja?
1. Dua Kali Gagal di Final Copa America
Apa yang membuat Messi selalu memiliki tekanan ketika memperkuat Timnas Argentina adalah perbandingannya dengan ikon negara, Diego Maradona. Messi belum sekali pun meraih trofi internasional, sementara Maradona satu Piala Dunia.
Kesempatan meraihnya cukup besar pada final Copa America 2015 dan 2016. Argentina di kedua laga itu bertemu Chili dan ironisnya ... kalah via drama adu penalti. Messi bahkan sempat pensiun setelah Copa America 2016 sebelum akhirnya kembali ke Albiceleste.
2. Final Piala Dunia 2014
Jika ditambahkan dengan poin pertama maka Messi melalui hat-trick final yang berujung runner-up. Pada Piala Dunia 2014 Argentina bertemu Jerman di final. Akan tapi Argentina yang memiliki Gonzalo Higuain, Sergio Aguero, dan Messi tak mampu mencetak gol. Argentina pada akhirnya kalah 0-1 dari gol Mario Gotze.
3. Comeback Dua Kali di Liga Champions
Dua tahun beruntun Barcelona merasakan comeback dari lawan ketika mereka biasanya melakukan hal tersebut kepada tim-tim lawan. Pada 2018 dari AS Roma di perempat final. Usai unggul 4-1 dari leg pertama, Messi dkk kalah 0-3 di Stadio Olimpico.
Lalu pada 2019 dari Liverpool setelah unggul 3-0 dari leg satu di Camp Nou. The Reds melakukan remontada (comeback) di Anfield dengan kemenangan 4-0. Messi terakhir meraihnya dengan Barca pada 2015.
4. Gagal Cetak Gol Penalti Kontra Chelsea
Pada Liga Champions 2011-12 Lionel Messi gagal mencetak gol penalti ke gawang Chelsea di leg dua semifinal. Kegagalan itu dibayar mahal Barcelona yang pada akhirnya tersingkir dan The Blues melaju ke final.
5. Guard of Honour
Respek kepada lawan harus selalu ada dalam sepak bola, meski faktanya pahit jika itu terjadi kepada rival bebuyutan. Pada 2008 Real Madrid juara La Liga dan Barcelona memberikan guard of honour menyambut mereka. Namun luka itu terbayarkan dengan kemenangan 4-1 Barcelona atas Madrid.
6. Cedera di Final Liga Champions 2006
Lionel Messi belum berusia 20 tahun dan harus absen di final karena cedera hamstring. Barcelona-nya Frank Rijkaard menang 2-1 atas Arsenal, namun Messi tak bisa ikut merayakannya karena cedera dan ia sedih karenanya.