7 Musim Terburuk Arsenal di Liga Inggris

Striker Arsenal, Pierre-Emerick Aubameyang
Striker Arsenal, Pierre-Emerick Aubameyang / DeFodi Images/Getty Images
facebooktwitterreddit

Kesemenjanaan Arsenal masih berlanjut saat ini meski tim tak lagi ditangani oleh manajer legendaris Arsene Wenger. Semenjak menjuarai Liga Inggris pada 2004 tanpa pernah sekali pun kalah di liga The Gunners tak pernah lagi sama.

Pada awalnya mereka masih konsisten mengamankan tempat di empat besar Liga Primer alias zona Liga Champions. Akan tapi semakin ke sini performa mereka menurun - inkonsisten - dan pada akhirnya kesulitan masuk empat besar.

Pun demikian saat ini. Di bawah manajer yang berbeda inkonsistensi Arsenal masih berlanjut. Fans Arsenal hanya pasrah berharap musim ini bisa segera berakhir karena performa buruk tim.

Akan tapi masih ada cukup banyak momen ketika Arsenal memainkan musim-musim terburuknya di Liga Inggris. Berikut penjabaran dari 90min.com:

1. 1975/76

Arsenal pada 1976
Arsenal pada 1976 / Evening Standard/Getty Images

Masih dalam format Divisi Satu dan Arsenal dilatih oleh Bertie Mee. Legenda Arsenal Alan Ball menjadi pemain andalan tim musim itu dan produktif mencetak gol. Akan tapi pada akhirnya Arsenal finish di urutan 17 klasemen, sementara di Piala FA berakhir di putaran tiga dan Piala Liga di putaran  kedua.


2. 1982/83

Manajer Arsenal, Terry Neill
Manajer Arsenal, Terry Neill / Getty Images/Getty Images

Perjalanan Arsenal secara menyeluruh di musim ini sedianya tidak buruk-buruk amat. Arsenal menyelesaikan musim sebagai semifinalis Piala Liga dan Piala FA, bahkan mereka berpatisipasi di putaran pertama Piala UEFA (format lama Liga Europa).



Akan tapi penampilan mereka di Liga Inggris inkonsisten. Arsenal duduk di urutan 10 Divisi Pertama. Legenda Arsenal, Tony Woodcock menjadi top skor tim arahan Terry Neill dengan torehan 14 gol di Liga Inggris.


3. 1992/93

Arsenal pada 1993
Arsenal pada 1993 / David Rogers/Getty Images

Arsenal besutan George Graham sedianya memulai Liga Inggris dengan baik dan sempat duduk di puncak klasemen. Tetapi performa mereka menurun hingga akhirnya finish di urutan 10 klasemen. Ian Wright menjadi top skor dengan torehan 15 gol namun Arsenal kekurangan amunisi di tengah berjalannya musim.



Beruntung Arsenal mampu menutupi posisi finish terburuk dalam 10 tahun terakhir itu dengan raihan double winners di ajang Piala FA dan Piala Liga.


4. 1994/95

Arsenal 1995
Arsenal 1995 / Clive Brunskill/Getty Images

Musim yang sulit bagi Arsenal. Usai pemecatan Graham penggantinya Stewart Houston juga tak bisa mengangkat performa tim. Alhasil Arsenal berakhir di urutan 12 klasemen. Di musim itu juga Arsenal banyak diterjang gangguan dari luar lapangan pertandingan.



Seperti halnya Paul Merson yang tak bisa dimainkan karena adiksinya, belum lagi pemecatan Graham mengubah atmosfer ruang ganti pemain.


5. 2017/18

Arsenal 2018
Arsenal 2018 / Shaun Botterill/Getty Images

Musim terakhir Wenger menangani tim setelah 22 tahun lamanya. Sayang di musim terakhir Wenger Arsenal finish di peringkat enam klasemen dengan raihan 63 poin dan kebobolan 51 gol. Masalah Arsenal selain inkonsisten adalah pertahanan mereka yang rapuh. Terlebih Arsenal kalah 11 kali di laga tandang dan hanya menang empat kali.


6. 2018/19

Arsenal 2019
Arsenal 2019 / Visionhaus/Getty Images

Berganti manajer ke Unai Emery tak menyelesaikan masalah klasik Arsenal: inkonsistensi bermain dan pertahanan rapuh. Meski memiliki asa duduk di zona Liga Champions Arsenal pada akhirnya mengakhiri musim di peringkat lima. Kans ke Liga Champions pupus karena Arsenal kalah dari Chelsea di final Liga Europa.


7. 2019/20

Arsenal dengan Mikel Arteta
Arsenal dengan Mikel Arteta / James Williamson - AMA/Getty Images

Duduk di peringkat 10 klasemen dengan raihan 40 poin dari 30 laga musim 2019/20, Arsenal juga kalah dua kali beruntun kala liga dimulai di tengah pandemi virus corona dari Manchester City dan Brighton & Hove Albion.



Mikel Arteta menangani tim setelah klub memecat Unai Emery, menunjuk Freddie Ljungberg sebagai manajer sementara, dan pada akhirnya Arteta terpilih sebagai manajer utama.



Musim ini memang masih berjalan, namun menilik performa dan posisi mereka saat ini, sangat besar kemungkinan mereka keluar dari 10 besar jika tidak segera membenahi performa.