7 Pemain Top dan Musim Terburuk yang Pernah Mereka Jalani
Oleh Nanda Febriana
Memiliki kualitas tinggi sebagai seorang pesepak bola tidak menghindarkan para pemain di bawah ini melalui satu episode yang sangat buruk dalam karier mereka. Layaknya hidup yang seperti roda berputar, sangat mustahil bagi bagi seorang pesepak bola top sekali pun untuk tidak melewati fase buruk dalam karier mereka.
Berikut adalah tujuh pemain dengan reputasi kelas dunia yang pernah menjalani setidaknya satu musim yang teramat buruk dan layak untuk dilupakan.
1. Eden Hazard (2015/16)
Sejak datang ke Chelsea pada musim panas 2012 dari Lille, Eden Hazard jarang sekali tampil mengecewakan penggemar di Stamford Bridge. Kemampuannya menggiring bola melewati lawan menjadi hiburan tersendiri sebelum pindah ke Real Madrid musim panas 2019 lalu.
Namun, ada satu musim buruk yang dilalui Hazard bersama Chelsea. Sebenarnya tak hanya pemain Belgia itu yang terpuruk pada 2015/16 saat The Blues yang berstatus sebagai juara bertahan hanya finis di posisi 10 Liga Primer Inggris. Tapi sebagai pemain yang amat diandalkan penurunan performa Hazard sangat memukul hasil yang diraih Chelsea.
Sepanjang musim tersebut, dalam 43 penampilan yang juga diiringi cedera, Eden Hazard hanya mencetak enam gol untuk Chelsea.
2. David de Gea (2019/20)
Performa David de Gea pada musim 2019/20 yang terhenti di tengah jalan karena pandemi virus korona ini jadi pembicaraan banyak pihak. Kerap tampil heroik saat mengawal gawang Manchester United, kiper Spanyol tersebut justru berakrab ria dengan blunder pada musim ini.
Isu seputar kepindahannya pun kembali mencuat karena sejumlah blunder yang dilakukannya. Padahal pada musim-musim sebelumnya De Gea adalah pemain terbaik Setan Merah yang kerap menyelamatkan timnya dari hasil-hasil buruk, terutama pasca era Sir Alex Ferguson berakhir pada musim panas 2013.
3. Diego Costa (2015/16)
Sama halnya dengan Eden Hazard yang tampil sangat buruk di musim 2015/16 bersama Chelsea, Diego Costa tampak kehabisan bensin dan tumpul di depan gawang lawan pada musim yang sama. Faktor kelebihan berat badan dan kebugaran ditengarai jadi masalah.
Ini tentu berbeda dengan dua musim lain sang striker di Stamford Bridge. Saat pertama kali datang ke Stamford Bridge pada musim 2014/15, Costa langsung tampil tancap gas dan berperan besar membawa The Blues juara Liga Primer Inggris di bawah Jose Mourinho. Begitu halnya dengan musim 2016/17 saat dirinya kembali ke performa terbaik di musim pertama Antonio Conte.
4. Sergio Aguero (2006/07)
Mungkin agak kejam untuk menilai musim 2006/07 sebagai musim terburuk seorag pemain kala dirinya masih berusia 18 tahun. Namun Sergio aguero bersama Atletico Madrid kala itu berlaga sebanyak 38 kali di atas lapangan dan hanya mencetak enam gol.
Ini tentu berbeda dengan perkembangan luar biasa yang dialaminya bersama Manchester City, di mana dirinya hampir tak pernah mencetak kurang dari 20 gol dalam semusim, kecuali pada 2011/12.
5. Francesco Totti (1999/2000)
One man club adalah julukan yang disandang oleh sedikit pesepak bola berkat kesetiaan mereka bersama satu klub sepanjang karier mereka, dan salah satu nama legendaris yang mengemban julukan itu adalah Francesco Totti.
Sang kapten mengawali karier sejak 1992 di AS Roma dan mengakhiri kariernya pada 2016/17. Satu musim terburuknya hadir pada 1999/2000. Dengan torehan delapa gol dan 10 assist serta sudah memapankan posiisnya di tim utama, Totti memiliki banyak musim yang jauh lebih sejak saat itu.
6. Zinedine Zidane (1999/2000)
Sebagai pemain yang sudah memiliki reputasi mendunia saat itu, kontribusi lima gol dan lima assist dalam 41 pertandingan di semua kompetisi sepanjang musim 1999/2000 bersama Juventus merupakan musim terburuk Zinedine Zidane.
Untungnya sang playmaker berhasil menebus musim terburuknya di level klub dengan membantu tim nasional Prancis mengangkat Piala Eropa 2000 di musim panas, dua tahun setelah kejayaan di Piala Dunia 1998.
7. Dennis Bergkamp (1994/95)
Sosok asal Belanda ini dikenal sebagai pemain yang mampu mengisi banyak posisi di lini serang dan dianggap sebagai salah satu pesepak bola terbaik di awal 1990an.
Namun semasa memperkuat Inter pada musim 1994/95, yang merupakan musim kedua dan terakhirnya di Inter, Bergkamp hanya mencetak lima gol dalam 26 laga, yang kemudian memicu penjualannya ke klub Liga Primer Inggris, Arsenal.