7 Transfer Pemain Top yang Nyaris Terjadi
Oleh Dananjaya WP
Kepindahan seorang pemain sepakbola adalah sesuatu yang wajar terjadi, dan terus meningkat ketika peraturan Bosman mulai berlaku sejak 1995 (pengaturan kepindahan pemain yang kontraknya habis). Karier seorang pemain dapat mengalami perubahan yang signifikan apabila bergabung, atau tidak bergabung, dengan klub tertentu.
Berikut adalah tujuh transfer pemain top yang nyaris terjadi.
1. Thierry Henry (AS Monaco > Real Madrid)
Berposisi sebagai penyerang, Thierry Henry sering disebut sebagai salah satu pemain terbaik yang dimiliki Prancis dalam posisinya. Henry mengawali kariernya di tingkat senior dengan Monaco pada 1994 dan membela klub tersebut hingga 1999.
Sebelum hengkang ke Juventus pada 1999, Henry sempat nyaris bergabung dengan Real Madrid. Namun ayah Henry merasa tidak yakin bahwa tawaran Madrid akan diterima oleh Monaco. Pada akhirnya Henry bergabung dengan Juventus pada 1999, menjadi legenda Arsenal (1999-2007), dan bermain untuk Barcelona (2007-2010). Henry menutup kariernya dengan NY Red Bulls (2010-14).
2. Kylian Mbappe (AS Monaco > RB Leipzig)
Berposisi sebagai penyerang, Kylian Mbappe sering disebut sebagai salah satu pemain muda terbaik dalam generasinya saat ini. Mbappe mengawali kariernya di tingkat senior dengan AS Monaco pada 2015. Pada tahun yang sama, Mbappe masuk dalam incaran RB Leipzig yang saat itu berada di divisi kedua sepakbola Jerman.
Ayah Mbappe diklaim meminta jaminan kepada direktur sepakbola Leipzig, Ralf Rangnick, untuk menjadi pelatih klub tersebut. Namun Rangnick baru menjadi pelatih Leipzig pada Juni 2015, empat bulan setelah mengajukan tawaran kepada Mbappe untuk bergabung dengan klubnya.
3. Arjen Robben (PSV Eindhoven > Manchester United)
Berposisi sebagai penyerang sayap, Arjen Robben menjalani karier di Liga Primer Inggris dengan Chelsea pada 2004 setelah didatangkan dari PSV Eindhoven. Pemain asal Belanda itu nyaris bergabung dengan klub lain di negara tersebut, yaitu Manchester United.
Robben mengatakan bahwa ia pernah mengunjungi markas United, namun klub dengan jersey merah itu tidak mengajukan tawaran kepada PSV. Chelsea yang memiliki minat mengajukan tawaran kepada PSV dan mendatangkannya pada bursa transfer musim panas 2004.
4. Lionel Messi (Barcelona > Inter)
Berposisi sebagai penyerang, Lionel Messi sering disebut sebagai salah satu pemain terbaik dalam sejarah Barcelona. Pemain asal Argentina itu bergabung dengan skuat senior Barca pada 2004 setelah menghabiskan tiga tahun dengan akademi klub tersebut.
Messi sempat nyaris bergabung dengan Espanyol sebagai pemain pinjaman pada 2005, sementara Inter sempat ingin mendatangkannya dengan nilai transfer 150 juta euro. Walau demikian Messi tetap bertahan di Camp Nou hingga kini.
5. Cristiano Ronaldo (Sporting CP > Malaga)
Berposisi sebagai penyerang sayap, Cristiano Ronaldo mendapatkan sorotan tinggi ketika masuk ke skuat senior Sporting CP pada 2002. Sebelum menjalani debut dengan Sporting, Cristiano Ronaldo sempat nyaris pindah ke Spanyol.
Malaga menjadi klub yang tertarik mendatangkan Cristiano. Namun valuasi senilai 3,5 juta euro dipandang terlalu tinggi bagi klub Spanyol tersebut, yang hanya siap mengeluarkan biaya sebesar 1,5 juta euro. Cristiano kemudian bergabung dengan Manchester United pada 2003, dan berkembang hingga 2009 sebelum pindah ke Real Madrid di Spanyol dengan biaya 94 juta euro.
6. Robert Lewandowski (Lech Posen > Blackburn Rovers)
Berposisi sebagai penyerang, Robert Lewandowski mengawali kariernya di tingkat senior dengan Znicz Pruszkow pada 2006 hingga 2008. Lewandowski mendapatkan sorotan tinggi kala membela Lech Poznan pada 2008 hingga 2010, dengan mendapatkan pantauan dari berbagai klub Eropa.
Blackburn Rovers menjadi salah satu klub yang ingin mendatangkan Lewandowski pada 2010, namun erupsi gunung Eyjafjallajokull yang menghasilkan abu di hampir keseluruhan Eropa membuatnya tidak dapat hengkang ke Inggris. Lewandowski pada akhirnya bergabung dengan Borussia Dortmund.
7. Franck Ribery (Bayern Munchen > Chelsea)
Berposisi sebagai penyerang sayap, Franck Ribery mendapatkan kesuksesan tinggi sepanjang kariernya dengan Bayern Munchen pada 2007 hingga 2019. Namun keadaan tersebut dapat berubah dengan signifikan pada 2009 saat Louis van Gaal memegang jabatan sebagai pelatih utama.
Ribery nyaris meningalkan Allianz Arena untuk bergabung dengan Chelsea. Pada akhirnya Bayern dapat meyakinkan pemain Prancis tersebut untuk bertahan dengan mereka untuk sepuluh tahun berikutnya.