8 Pemain yang Menjadi Mimpi Buruk Tim Lawan di Liga Champions
Oleh Randy Siswanto
Bermain di Liga Champions tentu akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi berbagai tim-tim dari berbagai negara di Eropa. Banyak juga pemain-pemain yang tampil bersinar di kompetisi ini padahal sebelumnya tidak terlalu menonjol bersama timnya.
Ada juga beberapa pemain yang tampil mati-matian dan membantu timnya meraih kemenangan walaupun sedang tertinggal. Berikut ini adalah delapan pemain yang menjadi mimpi buruk tim lawan dan berhasil membawa klub yang diperkuat bisa memenangkan pertandingan.
1. David Beckham vs Bayern Munchen / 1999
David Beckham menjadi pemain pertama yang menjadi mimpi buruk tim lawan, ketika Manchester United berhadapan dengan Bayern Munchen di final Liga Champions 1998/99. Pemain Timnas Inggris tersebut saat itu memang tidak terlibat secara langsung baik gol maupun assist bagi timnya tetapi bisa mengubah alur pertandingan.
Saat itu Ole Gunnar Solskjaer berhasil memberikan Manchester United setelah melakukan umpan dari sisi kiri namun dihalau oleh Samuel Kuffour dan bola keluar lapangan. David Beckham kala itu mengambil tugas sebagai penendang melalui sepak pojok bagi The Red Devils.
Tendangan akuratnya tersebut langsung mengarah ke kepala Ryan Giggs dan langsung disambar oleh Ole Gunnar Solskjaer ke gawang yang saat itu dikawal Oliver Kahn. Manchester United pun berhasil membalikkan kedudukan dan berhasil membawa pulang trofi Liga Champions ke tanah Inggris saat itu.
2. Jerzy Dudek vs AC Milan / 2005
Pemain selanjutnya yang menjadi mimpi buruk tim lawan adalah kiper Liverpool saat menghadapi AC Milan di final Liga Champions tahun 2005 lalu di Istanbul. Saat itu kiper berkebangsaan Polandia tersebut berhasil menjadi penyelamat The Reds dan membawa trofi "Si Kuping" besar ke Anfield.
Di babak pertama Dudek menderita tiga kali kebobolan oleh para pemain AC Milan yang saat itu Paolo Maldini dan Hernan Crespo mencetak gol ke gawangnya. Namun pemain Liverpool lainnya seperti Steven Gerrard, Vladimir Smicer dan Xabi Alonso berhasil mencetak gol penyama kedudukan hingga berlanjut ke babak adu penalti.
Sebelum babak extra-time berakhir, Dudek juga sempat melakukan penyelamatan krusial bagi gawang The Reds karena mampu menghalau tendangan dari Andriy Shevchenko.
3. Lionel Messi vs Manchester United / 2011
Penyerang asal Argentina itu benar-benar menjadi momok menakuti bagi Manchester United ketika bertemu di final Liga Champions tahun 2011 lalu. Meskipun hanya mencetak satu gol, Lionel Messi berhasil mengobrak-abrik pertahanan solid The Red Devils saat bermain di Wembley, Inggris.
Keadaan saat itu kedua tim sama-sama mencetak satu gol, tetapi Messi berhasil mengembalikan keunggulan bagi Barcelona setelah melakukan tembakan dari luar kotak penalti ke sisi kiri gawang Edwin Van Der Sar. Itu membuat Blaugrana semakin percaya diri dan berhasil menambah satu gol lagi sebelum pertandingan berakhir.
4. Didier Drogba vs Bayern Munchen / 2012
Kesuksesan Chelsea meraih gelar juara Liga Champions pertama tentu berkat penyerang mereka, Didier Drogba yang saat itu berhasil mencetak gol penyeimbang dan penentu di babak adu penalti. Saat itu, The Blues sempat tertinggal menjelang pertandingan berakhir pada menit 83 setelah Thomas Mueller mencetak gol ke gawang Petr Cech.
Tetapi Drogba berhasil membalas gol tersebut ke gawang yang saat itu dijaga Manuel Neuer di menit 88. Pertandingan berlanjut hingga babak tambahan berakhir dan Chelsea serta Bayern Munchen masih belum mampu mencetak gol.
Pada awalnya Juan Mata gagal untuk mengeksekusi penalti sebagai penendang pertama. Beruntung, dua pemain terakhir Bayern Munchen yang ditugaskan untuk melakukan penalti yaitu Ivica Olic dan Bastian Schweinsteiger gagal untuk menceploskannya bola ke gawang Petr Cech.
Drogba sebagai pemain terakhir sekaligus penentu berhasil menuntaskan tendangan tersebut dan membawa pulang trofi Liga Champions dari Allianz Arena.
5. Cristiano Ronaldo vs Atletico Madrid / 2019
Setelah membantu Real Madrid juara tiga kali beruntun, Cristiano Ronaldo pada musim 2018-2019 bergabung ke Juventus untuk membantu tim tersebut meraih juara Liga Champions. Hal itu langsung ditunjukkannya pada babak 16 besar ketika berhadapan dengan klub asal Spanyol, Atletico Madrid.
Ronaldo yang sudah sembilan tahun bermain di Spanyol jelas sudah mengenal gaya bermain tim asuhan Diego Simeone tersebut. Walaupun pada leg pertama, Juventus harus menelan kekalahan dengan skor 2-0 dari tuan rumah.
Setelah itu, Atletico Madrid terlalu percaya diri kalau mereka bisa melewati Juventus di babak 16 besar. Namun Ronaldo mpu mencetak hattrick ke gawang tim asuhan Diego Simeone tersebut serta melenggang ke babak selanjutnya hingga mencapai perempat final di musim 2018/19 lalu.
6. Lucas Moura vs Ajax / 2019
Lucas Moura menjadi pemain tak terduga yang membawa Tottenham melaju ke final Liga Champions untuk yang pertama kalinya sepanjang sejarah. Pemain asal Brasil itu berhasil mencetak hattrick setelah timnya kalah agregat tiga gol dari Ajax yang saat itu menjadi tuan rumah di leg kedua.
Pada babak pertama, Ajax berhasil memperbesar agregat melalui gol Hakim Ziyech dan Matthijs De Ligt. Tetapi pada menit 55 dan 59, Moura berhasil mencetak gol penyeimbang di pertandingan tersebut.
Tetapi hasil itu masih belum menutupi keunggulan Ajax yang memiliki tiga gol setelah di leg pertama meraih kemenangan 0-1 dari Tottenham. Namun Moura berhasil mencetak gol menjelang pertandingan berakhir dan membuat The Spurs masuk ke final Liga Champions musim 2019/20.
7. Divock Origi vs Barcelona / 2019
Selanjutnya adalah Divock Origi yang menjadi aktor kemenangan Liverpool atas Barcelona di Anfield. Pasukan Jurgen Klopp saat itu tetap percaya dan yakin bisa meraih kemenangan walaupun ketika bermain di Camp Nou kalah dengan skor 3-0.
Harapan tersebut berhasil diawali oleh gol yang dicetak oleh Origi pada menit ke-7 setelah menyambut bola mentah dari Marc-Andre Ter Stegen. Kemudian Georginio Wijnaldum yang masuk di babak kedua menggantikan Andrew Robertson berhasil mencetak dua gol tambahan dan membuat aggregat Liverpool menjadi 3-3 dengan Barcelona.
Kemudian di menit 79, Trent Alexander-Arnold melakukan tendangan pojok yang cepat dan langsung disambar oleh Divock Origi untuk menceploskan bola ke gawang Barcelona. Agregat 4-3 bagi kemenangan Liverpool bertahan hingga akhir pertandingan dan membawa The Reds melaju ke final Liga Champions musim 2018/2019 lalu.
8. Marcos Llorente
Salah satu pertandingan tak terlupakan di Liga Champions musim ini sebelum ditunda karena pandemi virus Corona adalah laga leg kedua 16 besar antara Liverpool kontra Atletico Madrid di Anfield.
Liverpool yang harus mengejar selisih gol secara tak terduga tersingkir di kandang dengan skor 2-3 (mereka tersingkir dengan agregat 4-2 untuk Atleti).
Gelandang Atletico, Marcos Llorente menjadi bahan perbincangan usai pertandingan karena dua golnya ke gawang Adrian memupus harapan juara bertahan UCL tersebut.
Bayangkan saja, Liverpool sudah unggul 2-0 sampai menit 94 dan mereka butuh satu gol untuk lolos, namun semua buyar ketika Llorente mencetak gol di menit 97. Bahkan mantan pemain Real Madrid inii turut mencetak gol keduanya di menit 106. Atleti akhirnya mengakhiri pertandingan dengan kemenangan 3-2 setelah Alvaro Morata cetak gol di menit akhir extra time.