Apa Itu Peraturan FFP dan Bagaimana Peraturan Itu Diterapkan?

Manchester City mendapat tuduhan pelanggaran peraturan FFP oleh Liga Inggris
Manchester City mendapat tuduhan pelanggaran peraturan FFP oleh Liga Inggris / James Gill - Danehouse/GettyImages
facebooktwitterreddit

Liga Inggris menyampaikan tuduhan terhadap Manchester City terkait dugaan pelanggaran peraturan FFP (Financial Fair Play) dalam lebih dari 100 kesempatan. Pelanggaran ini dapat membuat mereka mendapat sanksi pengurangan poin di klasemen sementara (musim 2022/23) atau bahkan terdegradasi ke divisi Championship (divisi kedua sepak bola Inggris). Seluruh dugaan pelanggaran itu berkaitan dengan kontrak pemain, pelatih, sponsor, yang berlangsung nyaris mencapai sepuluh (10) tahun.

Patut diingat bahwa beberapa tahun lalu, City mendapat tuduhan oleh UEFA (Asosiasi Sepak Bola Eropa) bahwa mereka melanggar peraturan FFP dan dilarang tampil dalam kompetisi Liga Champions (dan kompetisi Eropa lainnya) selama dua musim, tetapi klub Liga Inggris itu mengajukan banding ke CAS (Pengadilan Arbitrase Olahraga), yang memberikan keputusan menguntungkan bagi klub tersebut dan pada akhirnya mereka hanya perlu membayar denda.

Berikut kami akan memberi penjelasan mengenai peraturan Financial Fair Play dan aspek utama yang telah diperbarui pada 2022 bersama dengan peraturan yang digunakan oleh UEFA.

Peraturan ini dibuat pada 2009 dengan niat untuk “meningkatkan kondisi dan kesehatan finansial di tingkat klub sepak bola Eropa” tetapi tujuan umum dari peraturan ini adalah untuk mencegah berbagai klub untuk melakukan pengeluaran lebih dari pendapatan mereka dan mengancam eksistensi mereka sebagai klub, terutama terkait risiko akumulasi utang.

Salah satu perubahan utama dari peraturan ini adalah sebuah klub tidak dapat memiliki perbedaan antara pengeluaran dan pendapatan dari transfer yang melebihi 100 juta Euro. Awalnya nilai yang diterapkan peraturan ini adalah 30 juta Euro, tetapi meningkat setelah mendapat tekanan yang signifikan. Dalam perubahan yang diterapkan, selain dari pendapatan serta pengeluaran transfer, pengawasan juga ditetapkan pada tingkat gaji pemain dan utang klub. Nllai pengeluaran bersih dari setiap tim juga diawasi secara ketat, yang harus bernilai positif dengan perbedaan maksimal senilai 5 juta Euro.

UEFA memiliki komite khusus dengan nama CFCB (Komite Pengawasan Finansial Klub) yang memiliki wewenang untuk mendapatkan laporan keuangan klub dalam periode tiga musim. Tahun keuangan UEFA dimulai pada 1 Juli stiap tahunnya, yang menjadi alasan mengapa klub kadang menunggu setelah hari tersebut untuk menyelesaikan proses transfer. Patut diingat bahwa seluruh peraturan finansial itu berlaku bagi klub yang lolos dalam kompetisi tingkat Eropa di bawah naungan UEFA, mulai dari Liga Champions, Liga Europa, dan Liga Konferensi Eropa.

Tentu ada sanksi bagi klub-klub yang tidak dapat mematuhi regulasi FFP dan berikut adalah sanksi yang dapat diberikan.

  • Denda
  • Pengurangan poin
  • Penahanan pendapatan yang diperoleh dari kompetisi UEFA
  • Larangan mendaftarkan pemain baru untuk kompetisi UEFA
  • Diskualifikasi dari kompetisi yang sedang berlangsung atau kompetisi di masa depan
  • Penarikan trofi atau pendapatan (yang sejauh ini belum diterapkan karena menjadi sanksi terberat)

Klub apa saja yang pernah mendapat sanksi dari UEFA terkait pelanggaran FFP?

Manchester City dan PSG pernah mendapat sanksi pada 2014 dan diberi sanksi denda yang signifikan, dan hanya dapat mendaftarkan 21 pemain dari jatah 25 pemain pada kompetisi tingkat Eropa. Selain itu, Galatasaray (2016), Malaga (2013), dan AC Milan (2018) menjadi beberapa klub yang pernah mendapat sanksi.