Apakah Ada Hubungan Khusus Antara Pemilik Chelsea dan Kerajaan Arab Saudi?
- Chelsea perlu melepas cukup banyak pemain sepanjang bursa transfer musim panas 2023.
- Sejauh ini The Blues sudah menjual Kalidou Koulibaly dan Edouard Mendy ke klub-klub Arab Saudi.
- Sementara proses negosiasi untuk penjualan Hakim Ziyech masih berlangsung.
Oleh Dananjaya WP
Chelsea telah memasuki tahun kedua dalam masa kepemilikan Todd Boehly – Clearlake Capital. Tahun pertama sebagai pemilik baru diiringi dengan permasalahan di dalam maupun luar lapangan. The Blues finis di peringkat ke-12 Liga Inggris, dan mengakhiri musim 2022/23 dengan menggunakan jasa empat (4) pelatih utama (Thomas Tuchel, Graham Potter, Bruno Saltor, dan Frank Lampard).
Pemilik baru Chelsea tidak segan mengeluarkan biaya yang besar untuk mendatangkan berbagai pemain. Klub London Barat itu disebut menghabiskan dana melebihi 600 juta Paun dalam dua bursa transfer pertama mereka. Tetapi kini sebagian pemain yang didatangkan itu dapat dilepas.
Chelsea harus menjual cukup banyak pemain untuk menghindari risiko sanksi pelanggaran peraturan finansial FFP dari Liga Inggris maupun UEFA (Asosiasi Sepak Bola Eropa).
Tidak lama setelah bursa transfer musim panas 2023 dibuka di Eropa, Chelsea kembali mendapat sorotan tinggi. Beberapa pemain senior mereka menerima tawaran untuk pindah ke berbagai klub di Arab Saudi.
N’Golo Kante menolak tawaran perpanjangan kontrak untuk pindah ke Al Ittihad. Kalidou Koulibaly hengkang ke Al Hilal. Edouard Mendy sudah bergabung dengan Al Ahli. Sedangkan proses negosiasi untuk penjualan Hakim Ziyech masih berlangsung. Keadaan ini membuat hubungan Clearlake Capital (salah satu pemilik utama Chelsea) dan PIF (Lembaga Investasi Arab Saudi) disorot.
Terdapat dugaan bahwa ada hubungan antara kedua pihak itu yang membuat Chelsea dapat melepas pemain-pemain mereka ke Arab Saudi. Lantas, apakah Chelsea memang memiliki hubungan khusus dengan Kerajaan Arab Saudi?
Apakah ada hubungan khusus antara pemilik Chelsea dengan Kerajaan Arab Saudi?
Mengapa Chelsea disebut memiliki hubungan khusus dengan Kerajaan Arab Saudi?
Sepak bola Arab Saudi mendapatkan sorotan tinggi dalam beberapa bulan terakhir. Kerajaan Arab Saudi melalui PIF (Lembaga Investasi Arab Saudi dan pemilik Newcastle United) aktif bergerak untuk meningkatkan kualitas dan sorotan terhadap kompetisi sepak bola di negara kerajaan tersebut.
Setelah sukses menjadi pemilik Newcastle United, PIF melakukan akuisisi terhadap empat klub raksasa di Liga Arab Saudi. Keempat klub itu terdiri dari Al-Ittihad, Al-Ahli, Al-Nassr, dan Al-Hilal. Terdapat reaksi yang beragam dari langkah akuisisi tersebut dari komunitas suporter di Arab Saudi.
Akusisi keempat klub itu diiringi dengan upaya untuk mendatangkan berbagai bintang dari sepak bola Eropa. Sebelumnya, langkah ini diawali dengan kedatangan Cristiano Ronaldo ke Al-Nassr ketika kontraknya diputus oleh Manchester United. Kemudian, Karim Benzema bergabung dengan Al-Ittihad ketika kontraknya di Real Madrid habis.
Klub-klub Arab Saudi mendapatkan insentif untuk mendatangkan berbagai bintang dari Eropa. Keadaan ini diiringi dengan desakan bagi Chelsea untuk melepas pemain dan mengurangi pengeluaran gaji pemain mereka. N’Golo Kante menolak tawaran perpanjangan kontrak dan pindah ke Al-Ittihad. Kalidou Koulibaly bergabung dengan Al-Hilal. Kemudian Edouard Mendy pindah ke Al Ahli.
Status Clearlake Capital sebagai lembaga keuangan privat kemudian mendapat sorotan tinggi. PIF disebut memiliki dana investasi di lembaga asal Amerika Serikat tersebut. Laporan dari Daily Mail meningkatkan adanya spekulasi hubungan khusus antara Clearlake Capital (bagian dari konsorsium pemilik Chelsea) dan PIF.
Apakah PIF memiliki dana investasi di Clearlake Capital?
Lembaga investasi sebuah negara seperti PIF memang dapat menyebarkan dana investasi mereka ke berbagai lembaga keuangan. PIF sudah menyebarkan dana yang mereka miliki ke berbagai sektor internasional sejak 2014. Walau sudah didirikan sejak 1971, PIF sebelumnya hanya mendapat izin untuk melakukan investasi di sektor domestik.
Peluang bagi PIF untuk menyalurkan dana investasi ke Clearlake memang cukup tinggi. Clearlake termasuk dalam salah satu lembaga investasi terbesar di Amerika Serikat dan mendapatkan dana dari berbagai sumber. Sumber dana itu dapat datang dari bank, perusahaan, asuransi, dana pensiun, hingga lembaga investasi negara tertentu.
Apakah investasi tersebut dapat memberi keuntungan bagi Chelsea?
Jawaban singkatnya adalah tidak. Konsorsium Todd Boehly – Clearlake Capital, melalui badan usaha BlueCo, tercatat sebagai pemilik saham mayoritas di Chelsea. Liga Inggris sudah mendapatkan jaminan bahwa investasi dari PIF tidak berkaitan dengan kepemilikan klub London Barat tersebut.
Mengingat PIF sudah dicatat sebagai pemilik Newcastle United – dan terdapat sorotan terkait jaminan legal bahwa PIF dianggap terpisah dengan Kerajaan Arab Saudi – Liga Inggris tidak ingin permasalahan serupa mencoreng nama mereka dalam waktu dekat.
Patut diingat, keputusan N’Golo Kante untuk pindah ke Arab Saudi dapat digunakan sebagai gambaran. Chelsea mengajukan tawaran perpanjangan kontrak kepada gelandang asal Prancis tersebut. Namun Kante menolak tawaran perpanjangan kontrak tersebut.
Sementara penjualan Kalidou Koulibaly ke Al-Hilal menjadi kerugian bagi Chelsea. Mereka mengeluarkan biaya 33 juta Paun untuk mendatangkan Koulibaly dari Napoli. Kemudian, pemain yang berposisi sebagai bek tengah itu dilepas dengan nilai transfer 17 juta Paun.
Edouard Mendy didatangkan Chelsea dengan nilai transfer 21,6 juta Paun dari Rennes. Kiper asal Senegal itu kemudian dijual ke Al-Ahli dengan nilai 16 juta Paun. Kedua penjualan itu akan dicatat sebagai kerugian bagi klub yang bermarkas di Stamford Bridge tersebut.
Apabila Chelsea (melalui Clearlake Capital) dan PIF memang memiliki hubungan khusus, tentu penjualan kedua pemain itu akan memberikan pendapatan yang lebih tinggi – dan bahkan memberi keuntungan – bagi klub yang menjuarai Liga Champions pada 2012 dan 2021 tersebut.
Selain itu, Chelsea juga memperoleh keuntungan yang lebih tinggi saat menjual pemain ke klub lain di Liga Inggris. Penjualan Kai Havertz ke Arsenal, Mateo Kovacic ke Manchester City, dan Mason Mount ke Manchester United sebelum tanggal 30 Juni menjadi faktor yang lebih penting dalam kondisi keuangan Chelsea.
Penjualan pemain-pemain itu akan dicatat sebagai pendapatan untuk periode keuangan 2022/23.