Barcelona, Real Madrid, dan Juventus Balas Potensi Sanksi dari UEFA
Oleh Dananjaya WP
Reaksi terkait pendirian European Super League (ESL) masih terus berlanjut. Sembilan dari 12 pendiri kompetisi tersebut memang sudah mengundurkan diri, namun tetap diberikan sanksi. UEFA (Asosiasi Sepakbola Eropa) memberi sanksi berupa pengurangan pendapatan dan donasi dari sembilan klub yang sudah keluar dari ESL.
Namun, tiga klub yang tersisa (Barcelona, Real Madrid, dan Juventus) tetap mempertahankan sikap mereka. Ketiga klub itu menegaskan bahwa ESL adalah hal yang penting dalam upaya membuat kompetisi sepakbola di Eropa menjadi lebih modern.
Pernyataan itu disampaikan dengan tegas walau keinginan mereka untuk memperoleh pendapatan lebih tinggi sudah dapat disebut sebagai rahasia umum. UEFA juga melanjutkan proses investigasi, dengan potensi pemberian sanksi berupa larangan tampil di Liga Champions (dan kompetisi kontinental lain) selama dua musim.
Langkah ini mendapat balasan berupa pernyataan dari manajemen Barcelona, Real Madrid, dan Juventus.
“Barcelona, Real Madrid, dan Juventus ingin menyampaikan penolakan total terhadap langkah pemerasan yang dilakukan UEFA terhadap tiga institusi terbesar dalam dunia sepakbola. Langkah ini berlawanan dengan keputusan pengadilan yang memberi izin pendirian ESL dan mencegah pemberian sanksi ketika proses legal masih berlangsung,” ucap pernyataan ketiga klub tersebut yang dikutip dari Independent.
Pernyataan itu juga menegaskan bahwa European Super League didirikan sebagai awal reformasi dalam dunia sepakbola. Ketiga klub itu menambahkan bahwa ESL dibuat untuk meningkatkan kualitas dan kondisi keseluruhan dari sepakbola Eropa, dan tetap terbuka untuk menjalani proses dialog dengan UEFA.
Pengaruh dari COVID-19 yang memberi kerugian terhadap sepakbola Eropa dan ekonomi di seluruh dunia digunakan sebagai alasan utama. Bahkan, ketiga klub ini merasa yakin sepakbola akan mati apabila tidak ada upaya untuk melakukan reformasi.