Berita Man City: Pep Guardiola Anggap Juara Liga Champions Sebagai Takdir

Pep Guardiola merasa Man City sudah ditakdirkan menjuarai Liga Champions
Pep Guardiola merasa Man City sudah ditakdirkan menjuarai Liga Champions / Craig Mercer/MB Media/GettyImages
facebooktwitterreddit

Man City berhasil meraih gelar yang sudah mereka incar selama satu dekade. Trofi Liga Champions sukses diraih berkat kemenangan 1-0 atas Inter di Turki pada Minggu (11/6) dini hari WIB. Gol dari Rodri pada pertengahan babak kedua memberikan gelar juara untuk City.

Keberhasilan ini juga membuat Man City menjadi tim kedua dari Inggris – setelah Manchester United – yang mencatatkan prestasi treble (meraih gelar juara Liga Inggris, Piala FA, dan Liga Champions). Ambisi dari manajemen City dan juga Pep Guardiola sukses diraih. Kesuksesan tersebut diraih di tengah sorotan investigasi Liga Inggris terkait dakwaan 115 dugaan pelanggaran peraturan finansial.


Baca Juga


Dalam konferensi pers setelah pertandingan, Pep Guardiola merasa lelah. Pelatih asal Spanyol itu menyatakan kebanggaan terhadap keberhasilan yang dicapai Man City. Guardiola merasa bahwa kesuksesan ini bagaikan sesuatu yang sudah ditakdirkan, dimulai dari keberhasilan menjuarai Liga Inggris, kemudian Piala FA, dan ditutup dengan trofi Liga Champions.

“Trofi ini sangat sulit diraih. Kami paham bahwa kami akan menghadapi kesulitan yang tinggi, terutama karena kami menghadapi lawan dengan kualitas tinggi. Kami merasa tegang pada babak pertama. Kami kesulitan mencari pemain yang tidak terkawal. Tetapi kami tetap sabar. Pada final sebelumnya (2021), kami tertinggal 0-1, kini babak pertama berakhri imbang.

“Kompetisi ini memerlukan keberuntungan. Tetapi kami mampu memanfaatkan momen keberuntungan yang kami peroleh. Saya rasa ini seperti sebuah takdir bahwa musim ini menjadi milik kami dan kami sukses membuatnya menjadi realita. Kami bertahan lebih baik. Momentum dimulai dari Liga Inggris, disusul Piala FA, dan ini menjadi titik akhir,” ucap Pep Guardiola dalam konferensi pers pasca pertandingan.

Man City memang merasakan kesulitan sepanjang pertandingan. Inter mencatatkan lebih banyak peluang dengan ekspektasi gol (xG) yang lebih tinggi sepanjang 90 menit. Tetapi Nerazzurri tidak dapat mengonversi peluang yang mereka peroleh untuk menjadi gol. Pada akhirnya, gol Rodri menjadi penentu dalam keberhasilan Man City menciptakan sejarah bagi klub tersebut.