Cesc Fabregas Nilai Arsenal Wajib Tahu Cara Menang Tanpa Harus Bermain Bagus untuk Raih Sukses

Cesc Fabregas kala membela Chelsea
Cesc Fabregas kala membela Chelsea / Matthew Ashton - AMA/Getty Images
facebooktwitterreddit

Mantan kapten Arsenal, Cesc Fabregas menilai kesulitan Arsenal meraih sukses atau titel Liga Inggris sejak 2004 karena cara mereka bermain yang terlalu terpaku kepada permainan ofensif, penguasaan bola, dan menghibur penonton.

Gaya main itu dianggap Fabregas bak buah simalakama karena acapkali tim memaksakannya hingga laga berakhir imbang atau parahnya dengan kekalahan.

Fabregas pun membandingkan masa-masanya bersama Arsenal (2003-2011) dengan Chelsea (2014-2019). Bersama The Blues Fabregas sukses meraih dua titel Liga Inggris pada 2015 dan 2017. Menurut Fabregas Chelsea tahu bagaimana caranya untuk sukses meraih trofi.


"Perbedaan yang saya rasakan langsung adalah bahwa kami (Chelsea) kejam. Di Arsenal dan mungkin salah saya sebagai kapten pada saat itu, saya menyukai permainan yang indah ini. Saya tidak terlalu berpengalaman seperti ketika saya bermain di Chelsea," tutur Fabregas di Goal.

"Saya selalu suka memiliki bola dan menuntut bola di daerah yang sulit, bahkan ketika menang 1-0 dan bermain di liga, Anda masih ingin melakukan hal yang sama, karena Anda masih muda dan, dalam hal ini, agak bodoh dalam situasi tertentu."


"Setiap pemain merasakan hal yang sama, bahwa ini adalah satu-satunya cara untuk menang. Terkadang kami lupa bahwa untuk memenangkan liga, Anda harus menang dengan jelek. Selalu ada lima atau enam pertandingan musim saat Anda berjuang tetapi menang."

"Di Chelsea, kami melakukan itu. Kami sangat kompetitif dan sangat berpengalaman. Itulah perbedaan utamanya. Dalam hal bakat, di Arsenal ada pemain yang fantastis, tetapi di Chelsea, kami tidak peduli jika suatu hari kami menang 1-0 tanpa menyentuh bola (bertahan) untuk seluruh pertandingan."

“Mungkin saja cara kami bertanding berbeda. Anda tidak benar-benar tahu mengapa atau bagaimana."

"Saya tidak akan memaafkan diri sendiri jika saya tidak pernah memenangkan Liga Inggris. Memenangkan Liga Inggris pertama itu, saya ingat ketika wasit membunyikan peluit di ujung laga, berlutut, mengangkat kedua tangan ke atas, memandang ke langit," pungkas Fabregas.