Chelsea dan Manchester City Disebut Ragu dengan Rencana European Super League
Oleh Dananjaya WP
European Super League (ESL) menjadi topik yang mendominasi pemberitaan sepakbola dalam beberapa hari terakhir. Rencana 12 klub besar Eropa untuk membuat kompetisi baru di luar Liga Champions mendapat reaksi yang beragam. Kecaman dan protes menjadi tanggapan yang dominan, dengan reaksi positif dari pasar saham bagi Juventus dan Manchester United.
Enam klub Liga Inggris mengikuti rencana pendirian kompetisi ini. Manchester United, Arsenal, Manchester City, Liverpool, Tottenham Hotspur, dan Chelsea. Enam klub tersebut sering disebut sebagai enam yang terbesar di Inggris dalam satu dekade terakhir. Mereka juga memperoleh pendapatan tinggi dari hak siar, penjualan tiket, dan berbagai sektor lainnya.
Walau disebut dapat memperoleh pendapatan yang lebih tinggi, Guardian melaporkan bahwa Chelsea dan Manchester City merasa ragu dengan rencana ESL. UEFA (Asosiasi Sepakbola Eropa) bahkan memahami adanya kemungkinan bagi kedua klub tersebut untuk mengubah keputusan mereka.
Aleksander Ceferin (Presiden UEFA) sudah menyampaikan secara publik bahwa masih ada waktu untuk mengubah keputusan tersebut. Terdapat keyakinan bahwa kurang dari setengah dari 12 klub peserta ESL benar-benar mendukung rencana kompetis ini.
Sebagian klub mengikuti rencana ini karena akan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi dari berbagai sektor. Sebagian klub lain bahkan disebut mengikuti pendiri ESL karena tidak ingin merasa tertinggal. Chelsea dan Man City diklaim menjadi bagian dari klub yang tidak ingin tertinggal.
The Times juga melaporkan bahwa terdapat satu klub Liga Inggris yang tengah mempertimbangkan rencana keluar dari ESL.
Rencana ini sudah mendapat protes dari berbagai pihak di Liga Inggris. Pep Guardiola (manajer Manchester City), Jurgen Klopp (Liverpool), dan Ole Gunnar Solskjaer (Manchester United) tidak mendapat informasi mengenai rencana pendirian ESL dan partisipasi klub mereka masing-masing.