David Luiz Jelaskan Kunci Performa yang Bantu Arsenal Menang Atas Manchester City
Oleh Dananjaya WP
Arsenal menjadi tim pertama yang lolos ke babak final Piala FA 2019/20 setelah meraih kemenangan 2-0 atas Manchester City di Wembley Stadium pada Minggu (19/7) dini hari WIB. Sepasang gol dari Pierre-Emerick Aubameyang pada menit ke-19 dan ke-71 membuat Arsenal lolos ke puncak kompetisi tertua di sepakbola Inggris.
Tim asuhan Mikel Arteta itu kembali meraih kemenangan meskipun mendapatkan tekanan tinggi sepanjang berlangsungnya pertandingan. The Gunners mencatatkan 30% penguasaan bola dan lima tendangan yang tepat sasaran ke gawang Ederson Moraes. Sedangkan lawan mereka mendominasi laga dengan catatan 70% penguasaan bola namun hanya mencatatkan dua tendangan tepat sasaran ke gawang Emiliano Martinez.
Kualitas dari pertahanan Arsenal sepanjang berlangsungnya laga secara efektif menutup cukup banyak peluang bagi Man City. Minimnya ruang yang dapat dimanfaatkan oleh Kevin De Bruyne dan rekan-rekannya juga diiringi dengan upaya Arsenal membangun permainan dari lini belakang, yang dapat mereka lakukan secara efektif sepanjang laga.
Hal ini memberikan sorotan terhadap performa yang ditunjukkan oleh David Luiz dan Shkodran Mustafi di lini belakang. Kedua pemain tersebut sering mendapatkan kritik dalam karier mereka dengan Arsenal. Secara khusus, David Luiz mendapatkan sorotan negatif ketika Arsenal menghadapi Manchester City di Etihad Stadium.
Pemain asal Brasil itu menganggap bahwa kritik yang diarahkan kepadanya adalah hal yang wajar dalam sepakbola ,dan kesempatan untuk bangkit bergantung kepada dirinya sendiri.
"Memang ada banyak kritik terhadap performa yang saya tunjukkan selama ini. Saya rasa itu adalah bagian dari sepakbola. Sepanjang karier saya, saya sudah memahami bahwa kemampuan untuk bertahan dari kritik adalah bagian yang sangat penting. Hal yang paling penting adalah untuk terus bertahan, dan saya terus melakukannya," ujar David Luiz dalam wawancara yang dikutip dari Daily Mirror.
David Luiz menegaskan bahwa ia selalu siap untuk bekerja keras, dan menerima respon buruk dari kesalahan yang dilakukannya ketika bertanding. Pemain dengan nomor 23 itu memahami bahwa ia harus terus bekerja keras untuk tim yang dibelanya.