David Maulana, Garuda Muda yang Punya Mental Baja
Oleh Gerry
Kota Medan, Sumatera Utara memiliki tradisi sepak bola yang kuat. Di sana, banyak sekali lahir para pemain-pemain besar Indonesia.
Lapangan Pasar 9 Tembung menjadi salah satu saksi tumbuh berkembangnya pemain masa depan Indonesia. Lapangan itu menjadi awal perjalanan David Maulana, pemain muda harapan Skuad Garuda.
Nama David Maulana sudah mulai muncul ke permukaan saat ia membela timnas Indonesia U19 asuhan Fakhri Husaini tahun 2018. David Maulana yang lahir di Sei Rotan, 25 Februari 2002 menjadi pemain yang cukup menonjol di turnamen Jenesys yang digelar di Jepang pada 2018.
David yang berposisi sebagai gelandang itu bahkan mengenyam pengalaman di Eropa bersama Garuda Select season pertama dan kini bermain untuk klub Kroasia, HNK Rijeka.
Namun, perjalanan David Maulana hingga menyentuh Eropa tidaklah mudah. Berawal dari lapangan Pasar 9 Tembung, David Maulana menempa ilmu sepak bola di SSB Putra Tembung Prima (PTP). Ia cukup menonjol dan sudah menendang si kulit bundar sejak usia lima tahun.
David Maulana jatuh bangun mengembangkan karier sepak bolanya. Pada 2016 ia pernah gagal masuk tim Pusat Pendidikan Latihan Pelajar (PPLP) Sumatera Utara, hanya karena tinggi badan.
Kekecewaan David diluapkan menjadi motivasi. Ia terpilih masuk PSMS Medan U15 dan menarik perhatian Fakhri Husaini yang sedang mencari pemain timnas U16.
Saat Fakhri melakukan seleksi di Sumatera Utara, hanya David Maulana-lah yang memenuhi kriterianmya. Fakhri kagum dengan pembawaan David Maulana yang dewasa meski usianya saat itu masih berusia 15 tahun.
Tak ayal, mental baja dan kualitas permainan David Maulana membuat Fakhri tak ragu menyematkan ban kapten ke lengannya. Fakhri percaya dengan tanggung jawab David Maulana di lapangan.
David Maulana memiliki mental yang bagus. Ia tak ragu berduel dengan siapapun di atas lapangan. Meski begitu, David Maulana tak pernah berpuas diri.
Dilansir dari Goal, David selalu memegang pesan orang tua agar tak cepat puas dan rendah hati."Saya tetap latihan sajalah seperti biasa. Ingat pesan orang tua juga, dibilang jangan pernah sombong, tetap serius latihannya," ucap putra dari pasangan Ngadiran dan Tukini itu.
"Latihan dan persiapan terus, jaga kondisi juga. Jadi nanti bakal dipanggil TC (training centre/pemusatan latihan) lagi," katanya menambahkan.
Kedewasaan David juga tercermin dari sikapnya sehari-hari. Saat pemain-pemain muda banyak yang demam sosial media, David menjadi pemain yang tak begitu tertarik dengan 'pamer' digital. "Iya saya tidak terlalu suka main media sosial," tuturnya.
Ngadiran Prayetno, sang Ayah begitu bangga dengan prestasi sang anak. "Saya bangga punya anak yang bisa membanggakan orang tua, daerah serta SSB yang membesarkannya. Saya juga merasa terharu. Semua ini tak lepas dari dukungan banyak orang kepada David," kata Ngadiran.
Pergi ke Eropa
Penampilan apik David Maulana di timnas U16 dan U19 membuat klub-klub di Tanah Air berebut tanda tangannya. Apalagi, David juga tampil heroik saat membawa timnas U16 ke perempatfinal Piala Asia U17 2018. Sayang Indonesia dikalahkan Australia sekaligus membuat Garuda Muda gagal ke Piala Dunia U20 2021 di Peru.
Adalah Barito Putera yang mendapatkan jasa David Maulana pada 2019. Ketika di Barito, David Maulana mendapat panggilan dari Garuda Select yang merupakan program Mola TV-PSSI untuk pengembangan sepak bola usia muda di Eropa.
Selama dua season di Garuda Select, David Maulana mendapat kesempatan bermain Eropa. Klub Kroasia HNK Rijeka tetarik dengan bakat muda David Maulana. Pada 1 April 2021, David resmi berkostum HNK Rijeka.
Selama di Rijeka, David memang belum masuk ke tim senior. Bersama Brylian Aldama yang juga direkrut Rijeka, David berjuang keras di tim muda.
Untuk menambah menit bermain, Rijeka meminjamkan David ke NK Promorac 1921. Di Pomorac, David mendapat kesempatan bermain yang lebih sering, meski di tim usia muda.
Pomorac memiliki tim muda yang kompetitif. Ia bersama Brylian menjadi kekuatan Pomorac di kompetisi sepak bola usia muda Kroasia. Hal ini yang tak didapatkan di Rijeka.
Pada Oktober, David dan Brylian membawa Pomorac juara Piala County Junior. Salah satu kompetisi usia muda yang terpandang di Kroasia.
Dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion Lonja, Hreljin, itu klub Brylian dan David, Pomorac 1921 bermain imbang 2-2 melawan Naprijed Hreljin.
Skor imbang membuat penentuan tim pemenang harus ditentukan melalui adu penalti yang bisa dimenangi oleh Pomorac dengan skor 4-3. Pada laga itu, David tampil penuh atau selama 120 menit, sedangkan Brylian hanya tampil 15 menit. Brylian tak tampil penuh karena baru pulih dari cedera.
Layak Membela Timnas Indonesia Senior
Selain tampil di Piala County Junior, David juga bermain di kompetisi junior. Mereka juga sudah debut di kompetisi kasta ketiga Kroasia.
Tentu saja pemampilan David mencuri perhatian pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong. Nama David juga masuk dalam pemanggilan, khususnya timnas U19 yang dipersiapkan ke Piala Dunia U20 pada 2021.
Sayang, pandemi Covid-19 membuat turnamen tersebut diundur ke tahun 2023. Pada tahun tersebut, usia David yang kini 19 tahun sudah tak masuk kriteria.
Namun, Tae-yong tetap melihat David akan menjadi pemain masa depan Indonesia. Pelatih asal Korea Selatan itu menilai David dan angkatannya sudah layak membela timnas U23 dan bahkan senior.
"Sangat disayangkan para pemain U19 sudah tidak bisa lagi berlaga pada 2023. Namun, mereka bisa menjadi sumber untuk Timnas Senior," kata Shin Tae-yong dikutip dari media Korea Selatan, Chosun, beberapa waktu lalu.
"Pemain muda yang sudah terlatih bisa melengkapi komposisi timnas dan menjadi sumber untuk masa depan. Beberapa pemain yang luar biasa ini bisa dipilih untuk Timnas U23 atau Timnas Senior. Saya pikir beberapa dari mereka sangat bagus, bahkan saat ini sudah pantas dipromosikan untuk membela U23 atau senior," tuturnya.
Ya, jika David bisa terus mengasah kemampuannya di Eropa, setidaknya timnas Indonesia tidak akan kekurangan gelandang tangguh, pandai, dan bertanggung jawab di masa mendatang.