Drogba Sebut Kata-Kata Juan Mata Jadi Inspirasi Keberhasilan Chelsea Juarai Liga Champions 2012

Chelsea FC v Valencia CF - UEFA Champions League
Chelsea FC v Valencia CF - UEFA Champions League / Clive Rose/Getty Images
facebooktwitterreddit

Musim 2011/12 tentu menjadi hal yang akan selalu diingat para pemain dan penggemar Chelsea, sempat mengalami inkonsistensi dan kemudian berujung pada pemecatan Andre Villas-Boas, The Blues yang kemudian bermain di bawah arahan Roberto Di Matteo berhasil menutup musim dengan mengunci gelar Piala FA dan Liga Champions.

Kini genap delapan tahun pasca mereka menjadi juara Eropa, Didier Drogba pun mengungkapkan hal apa yang kala itu menginspirasi dia dan rekan-rekan setimnya, ternyata kata-kata dari Juan Mata lah yang menjadi kunci kemenangan klub asal London tersebut.

"Delapan tahun lalu, pelatih dipecat oleh klub dan setelah tim melakukan pertemuan, kami semua menyadari bahwa hal tersebut juga terjadi karena kesalahan para pemain. Kapten, John Terry berbicara begitu pula dengan Frank Lampard dan Petr Cech yang juga jadi pemimpin di dalam skuat," ungkap Drogba seperti dilansir Goal.

"Kami kemudian memutuskan untuk melakukan segala cara untuk dapat memenangkan Liga Champons, walaupun di leg pertama babak 16 besar kami menelan kekalahan dari Napoli, kami sudah berusaha untuk memenangkan trofi ini selama delapan musim dan hanya bisa menjadi runner up, para pemain setuju untuk mengesampingkan ego dan menantang diri sendiri untuk meraih hal yang sama," tambahnya.

"Saya berbicara pada Juan Mata yang kala itu masih berusia 23 tahun: 'Ayolah maestro, bantu saya untuk memenangkan Liga Champions'. Lalu dirinya berkata: 'Anda gila, Anda adalah Didier Drogba, Anda yang akan membantu saya memenangkan trofi itu.' Saya kemudian mengatakan padanya bahwa saya sudah berada di sini selama delapan musim dan tidak pernah memenangkannya, jadi saya percaya bahwa Mata yang akan membantu kami untuk menjuarainya. Saya akan memberikan hadiah jika kita memenangkannya. Saya mengatakan hal tersebut pada bulan Februari," lanjut pria asal Pantai Gading itu.

Di partai final, Chelsea kemudian nyaris gagal menjadi juara, terlebih mereka juga kebobolan lebih dulu lewat gol Thomas Muller di menit ke-83. Namun sepertinya dewi fortuna benar-benar memayungi The Blues, Drogba sukses menyamakan kedudukan menjadi 1-1 setelah memanfaatkan sepak pojok Juan Mata, pertandingan pun dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu dan mereka akhirnya jadi juara setelah menang adu penalti dengan skor 4-3.

"Saya merasa tidak yakin setelah Thomas Muller mencetak gol, namun Juan Mata kemudian mengatakan "Anda harus percaya Didi!' Saya hampir menangis dan kemudian menjawab 'Percaya pada apa? Ini akan segera berakhir.' Saya akan kembali menangis seperti beberapa bulan lalu kala gagal menjadi juara bersama Pantai Gading.

"Di menit terakhir, sepak pojok pamungkas, yang juga jadi sepak pojok perdana sepanjang pertandingan berlangsung, sementara Bayern melakukan 18 kali sepak pojok. Tebak siapa pemain yang melakukan sepak pojok? Juan Mata. Sisanta merupakan sejarah. Pelajaran yang dapat dipetik dari hal ini adalah selalu percaya dengan kemampuan kita sendiri!" tutupnya.

View this post on Instagram

I bet you’ve all seen videos of the @championsleague final so I just wanted to tell you a little story of mine months before winning this trophy Eight years ago, the Manager had been sacked by the club and we, the players had a team meeting where we recognised being partly responsible for his departure. The captain @johnterry spoke, @franklampard @petrcech and other leaders in the group too. We decided to all give this competition everything, despite our defeat 4-1 against Napoli. We had been chasing this trophy for eight years and couldn’t do better than runner up. Everyone agreed to put egos aside and challenge each over for the same goal. After that meeting I asked a young 23 years old @juanmatagarcia “please Maestro, help me win the champions league “ he looked at me like “man you’re crazy, you’re Didier Drogba you are gonna help me win it, I then told him I’ve been here for 8 years and never won it so I believe you’re the one who’s gonna help us win. I’ll even give you a present if we win it, that was end of February. Three months later, we were in Munich, in the final, in their stadium, submerged with a red wave. The hosts took the lead with 8 minutes to go and on my way to kick the ball for the last 8 minutes I was so discouraged, the young man said to me “believe Didi, you have to believe” , almost in tears I answered after looking at the time score “believe in what? It’s almost over, I’m gonna cry like a few months ago when I lost the final with Côte d’Ivoire. Last minute, last corner, I mean first corner for us against eighteen for Bayern Munich. Guess who took that corner kick... @juanmatagarcia and the rest is history. The lesson is ALWAYS BELIEVE !!!! @chelseafc Happy 8th Birthday to US. ????????? #theprideoflondon #ktbffh #munich2012

A post shared by didierdrogba (@didierdrogba) on

Delapan tahun berlalu, kini Drogba sudah memutuskan untuk gantung sepatu, sebelumnya dia sempat kembali ke Stamford Bridge pada tahun 2014/15 dan sempat mengadu nasib dengan Galatasaray, Shanghai Shenhua dan Montreal Impact, sementara Juan Mata memilih hengkang ke Manchester United sejak tahun 2014.