Terkait European Super League, Paulo Maldini Sampaikan Permohonan Maaf Pada Para Penggemar AC Milan
Oleh Amanda Amelia
European Super League benar-benar menyita perhatian dalam beberapa waktu terakhir, turnamen tersebut ingin memisahkan diri dari kompetisi utama yang dibuat UEFA selaku Federasi Sepakbola Eropa, yakni Liga Champions dan Liga Europa.
Ada 12 klub yang sudah bersedia untuk ambil bagian, termasuk di antaranya raksasa Serie A, AC Milan, namun kemudian mereka memutuskan mundur usai mendapatkan tekanan dari berbagai pihak, termasuk para penggemar.
Super League pun akhirnya batal terwujud karena selain Milan, klub-klub peserta lain juga memilih untuk mengundurkan diri, sebut saja Juventus, Inter dan enam klub Liga Inggris, yakni Chelsea, Manchester United, Manchester City, Arsenal, Tottenham Hotspur dan Liverpool.
Walau sudah menyatakan mundur, pernyataan resmi yang disampaikan AC Milan menjadi sorotan, mereka dianggap tidak tegas untuk keluar dari Super League. Hal ini membuat direktur teknik klub, Paolo Maldini buka suara sekaligus menyampaikan permohonan maaf pada para penggemar Rossoneri.
"Dalam kesempatan ini, saya ingin menjelaskan bahwa saya sama sekali tidak terlibat dalam diskusi apapun soal European Super League. Saya bahkan baru tahu soal hal ini pada Minggu malam saat sudah ada pernyataan resmi dari semua klub peserta. Jelas ini diputuskan oleh pihak yang levelnya lebih tinggi ketimbang saya di klub. Sejujurnya, saya juga merasa heran," ujar Maldini seperti dilansir Goal.
"Hal tersebut tak lantas membuat saya lepas dari tanggung jawab untuk menyampaikan permohonan maaf pada para penggemar, bukan hanya Milan, tetapi penggemar sepakbola secara keseluruhan yang merasa terkhianati dengan prinsip olahraga yang selama ini kami hormati," lanjutnya.
"Ini jadi hal yang harus saya sampaikan. Sebagai seorang direktur olahraga dari sebuah klub besar di tahun 2021, saya tentu paham bahwa harus ada keuntungan dan pendapatan yang diperoleh, tetapi di sisi lain, kita juga bisa bertanya pada diri sendiri, pelajaran apa yang dipetik dari situasi saat ini? Kita tentu tak bisa melampaui nilai-nilai olahraga dan meritokrasi, yang awalnya tercipta dari mimpi," tutup pria berusia 52 tahun itu.
Batalnya European Super League menjadi hal yang nampaknya benar-benar disyukuri, bukan hanya untuk para penggemar, namun juga pemain, mengingat sebelumnya UEFA memang mengancam akan memberikan sanksi tegas, yakni melarang setiap pemain dari setiap klub Super League membela tim nasional dan ambil bagian di Piala Eropa serta Piala Dunia.