Faktor-faktor Kegagalan Eden Hazard di Real Madrid
Oleh Amanda Amelia
Eden Hazard dan Real Madrid sepakat untuk memutus kontrak. Saat ini dirinya berstatus sebagai pemain tanpa klub dan bisa didapat secara cuma-cuma.
Konsistensi dan ketajaman Eden Hazard bersama Chelsea membuat dirinya jadi buruan utama Real Madrid. Tujuh musim di Inggris, dirinya sukses mempersembahkan enam trofi bergengsi sekaligus mengoleksi 110 gol dan 92 assist dari 352 pertandingan.
Sempat gagal memboyong Hazard di musim panas 2018 untuk jadi suksesor Cristiano Ronaldo yang hengkang ke Juventus, El Real akhirnya suskes mengamankan tanda tangan sang pemain di musim panas 2019 dan mengeluarkan dana yang cukup fantastis, 150 juta poundsterling.
Ekspektasi tinggi pun langsung disematkan publik pada Hazard, dia datang dengan status sebagai salah satu pemain terbaik Liga Inggris, sayang yang terjadi malah sebaliknya, kepindahan Hazard ke Spanyol sepertinya tidak lebih dari sebuah bencana.
Eden Hazard gagal menampilkan performa terbaik dan hanya mengoleksi tujuh gol dan 12 assist dari 76 pertandingan. Dia dibekap 14 cedera berbeda dan total absen dalam 78 pertandingan. Hal ini kemudian membuat Real Madrid memutus kontrak pemain berusia 32 tahun tersebut.
Berikut 90MiN Indonesia coba jabarkan hal-hal apa saja yang menyebabkan kepindahan Hazard ke Santiago Bernabeu dapat dikatakan gagal.
Sering Dibekap Cedera
Cedera sepertinya menjadi musuh paling berbahaya bagi Eden Hazard pasca memutuskan untuk mengadu nasib di Spanyol, berbanding terbalik dengan saat dirinya masih membela Chelsea.
Selama tujuh musim di Stamford Bridge, Hazard hanya absen dalam 21 pertandingan, sementara di Madrid, dalam kurun waktu kurang lebih empat tahun, pemain berusia 32 tahun itu absen dalam 78 laga.
Pemain yang sempat membela Lille itu juga rentan dibekap cedera otot yang membuatnya sering kali absen. Hal ini membuat para pemain muda yang ada di dalam skuad Real Madrid jauh lebih mudah mendapatkan tempat di starting XI.
Kehadiran Pemain-pemain Muda
Persaingan di skuad utama Real Madrid memang cukup ketat, seperti diketahui, mereka memang memiliki sejumlah pemain berkualitas, di lini depan, Hazard tentu harus bersaing dengan Vinicius Jr yang di musim 2022/23 ini sudah mengoleksi 23 gol dan 21 assist dari 55 pertandingan.
Bukan hanya Vinicius, El Real juga masih memiliki Rodrygo dan Fede Valverde--pemain yang lebih sering ditempatkan sebagai penyerang sayap ketimbang Hazard.
Pihak klub pun sudah berencana untuk merombak skuad dan menggantinya dengan pemain-pemain baru di musim panas 2023. Hal ini membuat kepergian Hazard dari Santiago Bernabeu sepertinya menjadi lebih masuk akal, terlebih dirinya juga sudah kehilangan tempat di skuad utama.
Standar Tinggi yang Ditetapkan Real Madrid
Seperti klub-klub elit Eropa lainnya, Real Madrid adalah klub yang dibentuk oleh para pemenang. Mereka secara konsisten merekrut dan menghasilkan pemain bermental kuat dan mampu dihadapkan dengan tekanan sebesar apapun.
Eden Hazard adalah bintang dalam skuad Chelsea sekaligus menjadi tulang punggung klub, sementara di Real Madrid, dia hanya dianggap sebagai pemain biasa.
Tentu hal tersebut tak menghilangkan bakat alami yang dimiliknya, namun Eden Hazard sepertinya memang tak memenuhi standar yang sebelumnya sudah ditetapkan Los Blancos.
Di sisi lain, dia juga mendapatkan beban besar usai menggunakan nomor punggung 7 yang sebelumnya digunakan oleh sang megabintang, Cristiano Ronaldo. Ronaldo merupakan sumber gol El Real selama kurang lebih sembilan musim sebelum akhirnya dia memilih mengadu nasib di Italia bersama Juventus.
Madrid sebenarnya bisa membantu Hazard dengan memahami bahwa dia bukanlah suksesor Cristiano Ronaldo yang selama ini memang menjadi pemain kunci dan mencetak banyak gol bagi klub.
Mari kita melihat kenyataan yang ada di depan mata: seorang pemain yang kerap dibekap cedera dan memiliki masalah kebugaran tentu akan sulit bersaing di klub seperti Real Madrid.