FIGC dan Serie A Sepakati Protokol Kesehatan Baru

FBL-ITA-SERIEA-JUVENTUS-INTERMILAN
FBL-ITA-SERIEA-JUVENTUS-INTERMILAN / ISABELLA BONOTTO/Getty Images
facebooktwitterreddit

Pandemi Covid-19 terus memberikan dampak yang signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan di seluruh dunia. Sepakbola menjadi salah satu sektor industri besar yang mendapatkan sorotan tinggi terkait langkah yang akan diambil. Berbagai kompetisi masih harus ditunda hingga waktu yang belum dapat ditentukan atau bahkan terpaksa dihentikan. Prancis, Belanda, Belgia, dan Skotlandia menjadi empat negara Eropa yang terpaksa menghentikan sisa kompetisi 2019/20.

Serie A menjadi salah satu kompetisi top Eropa yang masih memiliki niat untuk menyelesaikan sisa kompetisi musim 2019/20. Klub-klub peserta Serie A sudah mendapatkan izin untuk menjalani sesi latihan tim pada Senin (18/5). Walau demikian masih belum terdapat kesepakatan dengan Pemerintah Italia terkait protokol kesehatan yang akan digunakan oleh seluruh peserta apabila terdapat pemain atau anggota tim yang mendapatkan hasil tes positif Covid-19.

Tahapan tersebut sudah berlanjut setelah FIGC (Asosiasi Sepakbola Italia) dan pengelola Serie A sudah mencapai kesepakatan untuk memberikan perubahan terhadap protokol kesehatan yang mereka miliki. Protokol kesehatan tersebut kemudian akan diberikan kepada Pemerintah Italia sebelum diberikan persetujuan agar dapat diterapkan.

“Pertemuan sudah diadakan, dengan suasana kolaborasi dari seluruh peserta, antara FIGC, Serie A, Presiden MSI (Staff Medis Italia), dan juga perwakilan dokter Serie A. Beberapa hal yang selama ini memberikan kesulitan sudah kami analisa, dan akan mengajukan beberapa perubahan yang bersifat positif dan dapat diterapkan. Proposal akhir sudah mendapatkan persetujuan dari keseluruhan peserta pada pertemuan tersebut,” ucap pernyataan Serie A yang dikutip dari Football Italia.

Protokol kesehatan yang selama ini tidak disepakati oleh FIGC dan peserta Serie A adalah prosedur terkait karantina. Hasil tes positif Covid-19 dapat membuat seluruh skuat dan anggota tim dikarantina, sementara para peserta ingin karantina tersebut hanya berlaku bagi pemain atau anggota tim yang terpapar.