Gol Tandang Liga Champions: Apa yang Terjadi Jika Laga Dua Leg Berakhir Imbang?
Oleh Dananjaya WP
Evolusi adalah bagian penting dalam perkembangan sepak bola, terutama dalam era modern. Buku peraturan yang digunakan cukup sering mendapatkan perubahan, dan salah satu peraturan yang mendapatkan perubahan dalam beberapa tahun terakhir adalah peraturan gol tandang.
Peraturan ini mungkin memang tidak memiliki pengaruh yang signifikan dibandingkan dengan peraturan offside atau peraturan Bosman (pemain dapat pindah dengan status bebas transfer pada akhir kontrak), tetapi peraturan gol tandang memiliki sejarah tersendiri dalam kompetisi sepak bola UEFA (Asosiasi Sepak Bola Eropa) ketika masih digunakan.
Peraturan gol tandang sudah tidak digunakan, UEFA kembali menggunakan peraturan yang lebih tradisional dalam menentukan apa yang akan terjadi apabila laga dalam dua leg berakhir dengan skor agregat imbang.
Apa itu peraturan gol tandang?
Peraturan gol tandang memastikan bahwa apabila pertandingan dalam dua leg berakhir dengan skor agregat imbang, maka tim yang akan lolos ditentukan dengan membandingkan gol tandang yang dicetak. Tim yang mencetak lebih banyak gol tandang akan lolos ke babak berikutnya.
Gol tandang dapat membuat tim menggandakan keunggulan mereka dalam situasi imbang. Contohnya terjadi pada musim 2018/19 ketika Tottenham Hotspur menyingkirkan Ajax dalam babak semifinal. Spurs mendapat kemenangan 3-2 di Belanda, sementara Ajax menang 1-0 di Inggris. Tiga gol tandang yang dicetak Spurs membuat mereka lolos saat itu – walau laga berakhir dengan skor agregat imbang 3-3.
Apabila terdapat hasil imbang dalam skor dan jumlah gol tandang, maka pertandingan akan berlanjut ke babak perpanjangan atau penalti apabila diperlukan.
Kapan peraturan gol tandang mulai digunakan?
Peraturan gol tandang mulai diperkenalkan pada musim 1965/66 dalam ajang UEFA Cup Winners’ Cup, dan pertama kali digunakan dalam laga antara Dukla Prague dan Budapest Honved yang berakhir imbang 4-4 setelah melalui dua leg.
Honved lolos karena mereka mencetak tiga gol tandang, sementara Dukla hanya mendapatkan dua gol tandang.
Peraturan ini mulai digunakan dalam Piala Eropa (Liga Champions) pada 1967), dengan tujuan untuk meningkatkan agresivitas dari tim yang menjalani laga tandang. Peraturan ini diperkenalkan ketika sepak bola defensif catenaccio sering digunakan dengan inspirasi dari Inter yang mendapatkan dua titel kontinental di bawah kepelatihan Helenio Herrera.
Kapan peraturan gol tandang dihapus?
Peraturan gol tandang digunakan hingga 2021 ketika UEFA mengumumkan bahwa peraturan tersebut dihapus mulai dari musim 2021/22.
Peraturan tersebut dipandang tidak relevan, dan keputusan ini mendapat sambutan positif. Penurunan keunggulan tim kandang menjadi alasan utama dari keputusan untuk menghapus peraturan tersebut.
Apa yang terjadi jika pertandingan dua leg berakhir imbang?
UEFA kembali ke peraturan yang mendasar. Tidak ada gol emas (golden goal) atau peraturan gol tandang. Apabila pertandingan dua leg berakhir imbang, maka pemenang laga akan ditentukan dengan babak perpanjangan waktu dan adu penalti.