Ilkay Gundogan Kritik Format Baru Liga Champions
Oleh Amanda Amelia
European Super League memang sudah resmi dibatalkan usai enam klub asal Inggris memilih untuk mengundurkan diri, langkah mereka juga diikuti oleh Atletico Madrid dan tiga klub Serie A, AC Milan, Juventus dan Inter.
Hal tersebut membuat peserta Super League hanya tersisa Barcelona dan Real Madrid, terakhir Barca juga sudah mengeluarkan pernyataan bahwa mereka masih mendukung rencana kompetisi Super League, sebelumnya presiden klub, Joan Laporta juga menilai kompetisi ini merupakan hal yang harus segera diwujudkan.
Batalnya Super League memang dapat dikatakan sebagai kemenangan bagi para penggemar sepakbola, namun kini sepertinya para penggemar memiliki tugas anyar untuk menolak format baru kompetisi Liga Champions yang akan mulai berlaku pada tahun 2024 mendatang.
With all the Super League stuff going on... can we please also speak about the new Champions League format? More and more and more games, is no one thinking about us players?
— Ilkay Gündogan (@IlkayGuendogan) April 22, 2021
The new UCL format is just the lesser of the two evils in comparison to the Super League...
Bintang Manchester City, Ilkay Gundogan menjadi pemain pertama yang buka suara soal format baru Liga Champions ini, dirinya bahkan tak sungkan untuk memberikan kritik tajam dan meminta UEFA untuk membatalkan rencana ini.
"Dengan maraknya pemberitaan soal Super League, dapatkah kita membahas soal format baru Liga Champions? Semakin banyak pertandingan. Apakah tidak ada yang memikirkan kami, para pemain?" tulis Gundogan dalam akun twitter pribadinya.
"Format baru Liga Champions hanya sedikit lebih rendah dari kejahatan yang ditimbulkan oleh European Super League. Format Liga Champions saat ini sudah berjalan dengan sangat baik dan itulah yang menyebabkan mengapa UCL jadi kompetisi paling populer di dunia--bagi kami para pemain dan penggemar," lanjutnya.
Sebagai tambahan informasi, Liga Champions 2024 akan diikuti 36 peserta dari sebelumnya 32 peserta, lalu akan ada jatah kualifikasi bagi klub elit, tambahan jumlah pertandingan, dan perubahan terhadap kualifikasi.