Jurgen Klopp Terang-terangan Tak Menyukai Format Baru Liga Champions
Oleh Kemas Trimukti
Polemik European Super League, sepertinya akan segera berakhir usai enam tim Liga Inggris (Manchester United, Manchester City, Arsenal, Tottenham Hotspur, Chelsea, dan Liverpool) dan Inter Milan, AC Milan berserta Atletico Madrid, telah memutuskan untuk mundur.
Melihat hanya tinggal Real Madrid, Juventus, dan Barcelona yang belum memberikan pernyataan resmi untuk mundur dari turnamen Super League, nampaknya membuat ESL takkan pernah dihelat dalam waktu dekat ini.
Walau ESL akan sulit untuk dijalankan, UEFA justru membuat pergerakan kontoversial, dengan mengubah format Liga Champions untuk tahun 2024 mendatang yang justru semakin menimbulkan keresahan.
Hal itu disebabkan karena, UEFA akan memperbanyak jumlah slot menjadi 36 peserta dari sebelumnya 32 peserta, lalu akan ada jatah kualifikasi bagi klub elit, tambahan jumlah pertandingan, dan perubahan terhadap kualifikasi.
Ditambahnya jumlah peserta di tahun 2024 nanti, tentu saja otomatis membuat klub-klub yang berpartisipasi akan menambah laga bermain, setelah UEFA menjamin setidaknya setiap klub harus memainkan 10 laga.
Melihat penerapan format baru itu, Jurgen Klopp pun buka suara dengan menjadi salah satu pelatih yang menolaknya. Pelatih asal Jerman tersebut, merasa apabila hal tersebut hanya untuk mencari keuntungan semata dan tanpa memperdulikan kondisi pemain.
"Dari enam menjadi sepuluh pertandingan, itu bukanlah suatu ide yang baik. Selain itu, mereka tidak pernah membuat keputusan bersama pelatih, pemain dan juga supporter," ujar Klopp dari BBC Sport.
"UEFA tidak meminta kami, begitupun juga dengan Super League. Alasan dibuatnya format baru Liga Champions? Bagi saya itu karena uang. Saya tak tahu, bagaimana kami harus menangani banyak pertandingan lagi," tutupnya.