Ligue 1 Berpeluang Jalani Kualifikasi untuk Penentuan Peserta Liga Champions dan Liga Europa

Paris Saint-Germain / Ligue 1
Paris Saint-Germain / Ligue 1 / Catherine Steenkeste/Getty Images
facebooktwitterreddit

Pandemi Covid-19 terus memberikan pengaruh yang signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan di seluruh dunia. Sepakbola menjadi salah satu sektor industri besar yang terus mendapatkan sorotan terkait langkah yang akan diambil sebagai respon terhadap pandemi tersebut. Berbagai kompetisi di seluruh dunia masih harus ditunda hingga waktu yang belum dapat ditentukan atau bahkan terpaksa dihentikan. Belgia, Belanda, Skotlandia, dan Prancis menjadi empat negara di Eropa yang terpaksa menghentikan sisa kompetisi musim 2019/20.

Keputusan Pemerintah Prancis untuk menghentikan sisa kompetisi Ligue 1 dan Ligue 2 (divisi pertama dan kedua) mendapatkan sorotan tinggi di negara tersebut. Ligue 1 menjadi kompetisi besar Eropa pertama yang dihentikan. Keputusan tersebut mengundang reaksi negatif dari tim-tim yang merasakan kerugian. Olympique Lyonanis, Toulouse, dan Amiens mengajukan tuntutan akan keputusan tersebut. Lyon tidak dapat finis di posisi yang memungkinkan untuk mengikuti kompetisi Eropa, sementara Toulouse dan Amiens terdegradasi ke divisi kedua.

UEFA selaku Asosiasi Sepakbola Eropa juga memberikan sorotan terhadap keputusan tersebut. Ligue 1 dan Ligue 2 diakhiri dengan menggunakan sistem perkiraan poin per pertandingan. Paris Saint-Germain menjadi juara, Olympique Marseille, dan Rennes mengisi posisi kedua dan ketiga, dan akan mengikuti kompetisi Liga Champions. Lille mengisi posisi keempat dan akan mengikuti ajang Liga Europa. Keempat tim tersebut dapat mengikuti kompetisi tingkat Eropa. Namun keadaan tersebut dapat berubah.

“Kami dapat mengatakan bahwa hak untuk mengambil keputusan tersebut merupakan tanggung jawab dari setiap federasi, bergantung dengan keadaan di negara mereka masing-masing. Seperti yang sudah disampaikan beberapa pekan lalu, keputusan untuk mengakhiri kompetisi di Prancis dilakukan terlalu cepat,” ujar pernyataan UEFA yang dikutip dari AS.

Jean-Michel Aulas selaku Presiden Lyon juga sudah mengajukan tuntutan kepada LFP (Pengelola Liga Prancis). Aulas menegaskan bahwa keputusan tersebut diambil terlalu cepat, dan keadaan ini dapat membuat pengelola kompetisi mengubah keputusan itu. Walau demikian, keadaan itu memiliki peluang minim untuk terjadi mengingat pemain dari seluruh klub peserta tidak menjalani sesi latihan.