Manchester City Kini Miliki Kondisi Finansial yang Dapat Dipertahankan
Oleh Dananjaya WP
Manchester City menjadi salah satu klub Liga Inggris yang sering mendapat sorotan terkait investasi yang masuk ke dalam klub. Sejak 2008 ketika Sheikh Mansour mengakuisisi klub, terdapat berbagai sorotan terkait dana yang dikeluarkan untuk melakukan rekrutmen pemain dan investasi jangka panjang untuk meningkatkan fasilitas klub.
Man City sering mendapatkan sorotan negatif akibat persepsi yang mengatakan bahwa mereka mendapat kesuksesan hanya dengan mengeluarkan dana yang besar. City juga disebut mampu melakukannya akibat mendapatkan dana dari Sheikh Mansour yang terafiliasi dengan Abu Dhabi United Group dari Uni Emirat Arab.
Setelah sempat menghabiskan dana investasi yang melebihi 1 miliar Pound, yang membuat mereka mengeluarkan dana tertnggi di dunia, investasi tersebut berkurang dalam tiga tahun terakhir. CFO City Football Group (grup investasi yang terkait dengan Manchester City), Omar Berrada, mengatakan saat ini Man City sudah berada dalam kondisi finansial yang dapat dipertahankan.
“Memang ada anggapan bahwa kesuksesan Manchester City dicapai dengan pengeluaran yang tinggi. Tetapi pandangan kami lebih dalam dibandingkan dengan itu. Kami selalu menegaskan bahwa kami ingin menjalani operasi klub agar dapat dipertahankan. Era ketika kami mengeluarkan biaya besar juga berkaitan dengan investasi. Kami harus membangun skuat yang dapat bersaing di tingkat tertinggi,” ucap Omar Berrada dalam wawancara kepada The Athletic.
Berrada menegaskan bahwa investasi besar tersebut dilakukan agar klub dapat berada dalam posisi finansial yang dapat dipertahankan. Posisi tersebut penting untuk memastikan agar klub dapat tidak hanya bersaing di tingkat tertinggi, tetapi juga bertahan di tempat yang mereka inginkan di papan atas sepakbola Liga Inggris dan juga Eropa.
Posisi ini membuat City tidak hanya dapat melakukan investasi terhadap skuat senior, dan tingkat lainnya. Namun juga mempertahankan karyawan yang ada di dalam klub ketika berada dalam krisis akibat pandemi Covid-19.