Mengapa Harga Saham Manchester United Turun Drastis?
- Harga saham Manchester United turun drastis senilai 18%.
- Spekulasi mengenai keputusan Keluarga Glazer terkait peluang akuisisi MU disebut menjadi pemicu.
- Hingga kini belum ada kejelasan mengenai apa yang akan terjadi terkait potensi pergantian pemilik di Old Trafford.
Oleh Dananjaya WP
Spekulasi mengenai masa depan Manchester United di bawah kepemilikan Keluarga Glazer sudah dibicarakan dalam satu tahun terakhir. Pengusaha dari Amerika Serikat itu telah mengumumkan keterbukaan terhadap peluang investasi pada November 2022 – baik secara minoritas maupun akuisisi – pengumuman itu membuat klub tersebut langsung mendapatkan sorotan tinggi.
Berbagai sosok dikaitkan dengan peluang untuk menjadi pemilik baru MU. Namun, hingga kini belum ada kejelasan mengenai proses tersebut. Seiring berjalannya waktu, terdapat pandangan bahwa Keluarga Glazer – pemegang saham mayoritas Man United – tidak memiliki niat untuk melepas kepemilikan mereka di klub tersebut.
Tetapi pada Minggu (3/9), terdapat kabar yang memberi dampak signifikan terhadap status Manchester United di Bursa Saham New York (NYSE).
Mengapa harga saham Manchester United turun drastis?
Apa yang membuat harga saham Manchester United turun?
Laporan dari Mail on Sunday pada Minggu (3/9) memberikan dampak signifikan terhadap harga saham Manchester United. Laporan tersebut menyatakan bahwa Keluarga Glazer memiliki niat untuk membatalkan rencana penjualan klub. MU kemudian akan kembali masuk dalam rencana penjualan pada 2025, ketika mereka merasa yakin bahwa valuasi senilai 7 miliar Paun hingga 10 miliar Paun dapat dipenuhi.
Bursa Saham New York (Amerika Serikat) sebelumnya ditutup pada Jumat (1/9), sebagai bagian dari Hari Buruh di Amerika Serikat. Sesi perdagangan saham kembali dibuka pada Selasa (5/9) waktu setempat. Ketika sesi perdagangan dibuka, harga saham MANU turun menjadi 18,83 Dolar Amerika Serikat per lembar, sebelum meningkat menjadi 19,35 Dolar Amerika Serikat.
Tingkat penurunan itu menjadi yang tertinggi sejak Maret 2020 – ketika dunia olahraga secara keseluruhan mendapatkan dampak buruk dari pandemi COVID-19. Nilai pasar Manchester United mengalami penurunan sebesar 558 juta Paun – mendekati 700 juta Dolar Amerika Serikat.
Mengapa Keluarga Glazer berencana melepas saham di Manchester United?
Pada dasarnya, Keluarga Glazer – sebagai investor – akan berusaha mencari keuntungan semaksimal mungkin dari seluruh badan usaha yang mereka miliki, tak terkecuali Manchester United. Pengumuman yang dipublikasikan pada November 2022 terjadi setelah pihak klub mengeluarkan dana yang signifikan untuk rekrutmen pemain pada bursa transfer perdana dalam masa kepelatihan Erik ten Hag.
Keinginan untuk melepas saham dinyatakan dengan dasar untuk memperoleh investor baru yang dapat memberikan dana. Tetapi hal ini tidak hanya berkaitan dengan apa yang terjadi di dalam Man United sebagai klub. Akuisisi Chelsea oleh BlueCo (Todd Boehly – Clearlake Capital) dengan biaya 2,5 miliar Paun (dan tambahan 2 miliar Paun sebagai komitmen) membuka pasar akuisisi klub-klub Liga Inggris lain.
Liverpool yang dimiliki FSG (Fenway Sports Group) juga menerbitkan pengumuman serupa tidak lama kemudian. Manchester United – sebagai salah satu klub sepak bola terbesar di dunia – juga melakukan langkah serupa. Pengumuman itu mengundang berbagai investor dari berbagai belahan dunia, dengan berbagai tingkat kepercayaan.
Mengapa Keluarga Glazer berencana menunda niat penjualan Manchester United?
Terdapat berbagai kabar terkait valuasi yang ditetapkan Keluarga Glazer untuk Manchester United. Seiring berjalannya waktu, angka 6,4 miliar Paun disebut menjadi harga yang diinginkan oleh pengusaha Amerika Serikat tersebut. Sir Jim Ratcliffe dan Sheikh Jassim menjadi dua investor yang mencapai tahap akhir.
Tetapi kedua investor itu tidak mengajukan tawaran yang mendekati valuasi yang ditetapkan oleh Keluarga Glazer. Pada akhirnya, walau legenda Manchester United – Gary Neville – menganggap bahwa Keluarga Glazer tidak memiliki banyak waktu untuk menyelesaikan penjualan ini, mereka disebut telah mengambil keputusan tersebut.
Koefisien Liga Inggris yang meningkat membuka ruang bagi lima peserta untuk mencapai fase grup Liga Champions pada 2024 – ketika format kompetisi tersebut diubah – dan akna meningkatkan pendapatan bagi seluruh peserta secara signifikan. Apakah peningkatan tersebut pantas membuat valuasi yang ditetapkan naik menjadi 7 miliar Paun hingga 10 miliar Paun? Belum tentu, tetapi pada akhirnya itu menjadi ujian baru yang harus dilalui para calon investor dalam beberapa bulan mendatang.