Mengapa Keluarga Glazer Siap Menjual Kepemilikan di Manchester United?

Era Keluarga Glazer di Manchester United mendekati titik akhir
Era Keluarga Glazer di Manchester United mendekati titik akhir / OLI SCARFF / Stringer / Tottenham Hotspur FC / Contributor | Getty Images
facebooktwitterreddit

Kepemilikan Keluarga Glazer di Manchester United sudah menghasilkan kontroversi sejak proses akuisisi dengan utang diselesaikan pada 2005.

Suporter klub melalui kesulitan apabila melihat standar MU dalam beberapa tahun terakhir, setelah Manchester City, Chelsea, dan Liverpool bersaing untuk menempati posisi papan atas dan memperebutkan gelar juara.

Tetapi nampak muncul harapan bahwa Man United dapat kembali ke era kesuksesan mereka dengan pengumuman bahwa Keluarga Glazer dapat meninggalkan klub yang sudah mereka miliki selama 17 tahun.


Apa yang terjadi?

Manchester United telah mengonfirmasi bahwa klub dapat dijual setelah Keluarga Glazer siap mempertimbangkan seluruh alternatif strategi.

“Manchester United mengumumkan bahwa Direksi Badan Usaha telah memulai proses untuk mendapatkan alternatif strategi untuk klub. Proses ini dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan di dalam klub, dengan tujuan utama untuk menempatkan klub agar dapat memperoleh keuntungan dari peluang di dalam lapangan maupun dari segi komersial.

“Sebagai bagian dari proses ini, Direksi akan mempertimbangkan seluruh alternatif strategi, mulai dari investasi baru ke dalam klub, penjualan, atau transaksi lain yang melibatkan Badan usaha.

“Ini akan meliputi pertimbangan dari beberapa inisiatif untuk memperkuat klub, termasuk renovasi stadion dan infrastruktur, serta ekspansi dari operasi komersial klub dalam tingkat global, dalam konteks meningkatkan kesuksesan klub dalam jangka panjang dari segi tim pria, wanita, dan akademi, serta memberikan manfaat terhadap suporter dan pemangku kepentingan lain,” ucap pernyataan resmi dari klub.

“Kekuatan dari Manchester United adalah semangat dan loyalitas dari komunitas global yang meliputi 1,1 miliar suporter. Sebagai bagian dari upaya melanjutkan sejarah kesuksesan klub, Direksi telah mengizinkan evaluasi menyeluruh terhadap alternatif strategi.

“Kami akan mempertimbangkan seluruh opsi untuk memastikan bahwa kami tetap melayani suporter sebaik mungkin dan Manchester United memaksimalkan kesempatan tumbuh yang tersedia bagi klub sekarang dan di masa depan.

“Sepanjang proses ini kami akan tetap menjaga fokus untuk memenuhi kepentingan dari suporter, pemegang saham, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya,” tambah pernyataan dari Avram dan Joel Glazer.

Raine Group, Lembaga keuangan yang menjadi fasilitator dari proses akuisisi Chelsea, akan kembali terlibat dalam proses ini sebagai penasihat finansial.


Kegagalan Project Big Picture dan Liga Super Eropa (ESL)

Sepak bola Inggris dan Eropa mendapatkan upaya perubahan yang signifikan dalam tiga tahun terakhir. Rencana bagi klub-klub besar Liga Inggris untuk memperoleh kendali yang lebih besar (Project Big Picture) sudah mendapatkan persetujuan dari pemimpin EFL (divisi kedua hingga keempat) namun ditolak mayoritas Liga Inggris pada 2020.

Satu tahun kemudian, 12 klub besar Eropa menyepakati rencana untuk mendirikan kompetisi yang terpisah dari Liga Champions, dengan nama Liga Super Eropa (ESL). Namun protes yang signifikan dari suporter dan komunitas sepak bola Eropa membuat rencana itu tidak dapat menjadi realita, dan kini hanya didukung oleh FC Barcelona, Real Madrid, dan Liverpool.

Kegagalan dari dua rencana itu juga menutup tambahan pendapatan untuk Keluarga Glazer, yang menutup potensi pertumbuhan dari investasi mereka di Manchester United – yang tidak dapat digunakan untuk merenovasi Old Trafford, markas latihan di Carrington, dan beberapa fasilitas penting lainnya.

Upaya untuk melakukan renovasi membutuhkan biaya yang tinggi, dan dianggap memerlukan tambahan keran pendapatan. Mengingat peningkatan biaya tiket musiman akan mendapatkan respon yang buruk, langkah ini tidak dipertimbangkan.


Akuisisi Chelsea dan Rencana FSG Melepas Kepemilikan di Liverpool

Invasi Rusia ke Ukraina membuat Roman Abramovich mendapatkan sanksi dari Pemerintah Britania Raya. Kejadian ini pada akhirnya membuat era kepemilikan Abramovich di Chelsea berakhir. Konsorsium yang dipimpin Todd Boehly – Clearlake Capital menyelesaikan proses akuisisi dengan nilai 2,5 miliar Paun.

Proses akuisisi Chelsea melibatkan badan usaha yang memang harus dijual untuk mencegah kebangkrutan. Tetapi proses itu tetap mengundang minat dari banyak pihak dan pada akhirnya diselesaikan dengan nilai yang signifikan. Konsorsium yang mengeluarkan akuisisi juga sepakat untuk menanggung badan usaha yang disebut menderita kerugian finansial setiap pekannya.

Hanya beberapa bulan setelah era kepemilikan baru di Chelsea berlangsung, FSG (Fenway Sports Group) mengumumkan niat untuk melepas kepemilikan di Anfield. Ini menjadi momen yang signifikan mengingat FSG juga datang dari Amerika Serikat dan dipandang dapat menarik minat dari kumpulan investor yang serupa dengan Manchester United.

Proses akuisisi di dua klub historis Inggris ini akan membuat penasihat finansial Manchester United dan Liverpool bersaing secara ketat untuk menjalankan tugas mereka masing-masing.