Mengapa PSG Seakan Tidak Terpengaruh Peraturan FFP
Oleh Dananjaya WP
Mereka berhasil melakukannya. Paris Saint-Germain memanfaatkan kesempatan emas untuk mendatangkan Lionel Messi setelah ia tidak dapat memperpanjang kontraknya di Barcelona. Messi resmi melanjutkan kariernya di Parc des Princes dengan kontrak berdurasi dua tahun (dan opsi perpanjangan untuk satu tahun berikutnya).
Ketika Messi dikabarkan dapat bergabung dengan PSG, terdapat sorotan yang tinggi mengenai kondisi finansial klub ibu kota Prancis tersebut. Les Parisiens sudah mendatangkan Georginio Wijnaldum, Sergio Ramos, Gianluigi Donnarumma, dan Achraf Hakimi. PSG juga tidak luput dari permasalahan di Ligue 1 terkait hak siar dan kerugian akibat COVID-19.
Di sini kami akan membahas mengapa PSG seakan tidak terpengaruh peraturan FFP terkait rekrutmen mereka sepanjang bursa transfer musim panas 2021.
1. Mengingat Kembali Peraturan FFP
Financial Fair Play (FFP) adalah peraturan finansial yang mulai diterapkan oleh UEFA (Asosiasi Sepakbola Eropa) sejak akhir musim 2011/12. Peraturan ini digunakan untuk mencegah manajemen yang buruk di dalam sebuah klub sepakbola, terutama berkaitan dengan pengeluaran yang berlebihan.
Sebuah klub tidak dapat mencatatkan kerugian lebih dari 30 juta Euro dalam periode keuangan tiga tahun. Pemilik klub dapat menutupi kerugian dengan batas 25 juta Euro. Bagaimana kerugian tersebut dapat ditutupi? Pemilik klub dapat melakukannya dengan memberikan pinjaman atau menerbitkan tambahan surat saham.
Sebuah badan usaha, melalui pemiliknya, dapat menerbitkan surat saham untuk memperoleh tambahan modal. Tindakan ini umum dilakukan di berbagai industri.
2. Pengaruh COVID-19
COVID-19 memberi kerugian yang besar terhadap sepakbola (dan industri lainnya) pada awal 2020 hingga kini. Kerugian yang dirasakan oleh klub-klub sepakbola Eropa membuat UEFA melakukan perubahan terhadap penerapan peraturan FFP.
Dilansir dari Guardian, UEFA memastikan periode keuangan 2020 tidak akan masuk dalam pemeriksaan FFP. Pengeluaran dan pendapatan pada periode keuangan tersebut akan diperiksa bersamaan dengan periode keuangan 2021.
Bahkan, UEFA memberi izin bagi klub untuk merasakan kerugian lebih dari 30 juta Euro. Klub mendapat izin tersebut apabila kerugian terjadi berkaitan dengan COVID-19. Kerugian ini dapat terjadi akibat penundaan kompetisi (yang terjadi pada paruh pertama 2020), menjalani pertandingan tanpa penonton (terjadi pada awal 2020 hingga pertengahan 2021).
Setiap klub memang menderita kerugian yang besar akibat penundaan kompetisi dan keharusan menjalani laga tanpa penonton. Selain itu, terdapat beberapa aspek komersial yang tidak dapat diterapkan. Tur pramusim, tur di dalam stadion, toko merchandise, menjadi tiga dari cukup banyak bagian sebuah klub yang tidak dapat dijalankan akibat COVID-19.
Selain itu, pandemi ini juga menunda penerapan peraturan batas gaji di Ligue 1. Menurut laporan dari L’Equipe, DNCG, pengawas keuangan sepakbola Prancis, menunda peraturan batas gaji 70% selama dua musim akibat COVID-19. Peraturan batas gaji ini menjadi alasan dari kegagalan Barcelona menyepakati kontrak baru dengan Lionel Messi.
Barca saat ini juga belum dapat mendaftarkan empat pemain baru yang mereka rekrut pada bursa transfer musim panas yang saat ini berlangsung.
3. Bagaimana PSG Memanfaatkan Kehadiran Lionel Messi?
Berbagai kabar menyatakan Lionel Messi akan memperoleh 75 juta Euro dalam durasi kontraknya di PSG. Dua tahun kontrak memberinya 25 juta Euro per tahun, ditambah dengan 25 juta Euro yang diberikan setelah ia menyepakati kontrak sebagai bonus. Menurut laporan dari The Athletic, pihak manajemen PSG merasa yakin mereka dapat memenuhi gaji tersebut dan mematuhi peraturan FFP.
Nasser Al-Khelaifi, Presiden PSG, mendapat saran dari Marc Armstrong (Kepala Departemen Sponsor PSG). Armstrong memiliki pengalaman tinggi di posisi tersebut di NBA (kompetisi basket Amerika) dan NFL (kompetisi rugby Amerika). Armstrong dan staffnya merasa yakin bahwa peningkatan pendapatan dari sponsor, tiket, tur, dan sorotan terhadap Ligue 1 akan membuat investasi ini seakan memberi keuntungan secara langsung.
Melihat kembali ke Juventus pada 2018 setelah mereka merekrut Cristiano Ronaldo, raksasa Serie A itu bergerak cepat. Manajemen La Vecchia Signora meningkatkan harga tiket, melakukan negosiasi ulang dengan sponsor, dan meningkatkan upaya untuk mendorong aktivitas serta pertumbuhan media sosial mereka.
PSG diperkirakan akan melakukan langkah serupa. Patut diingat, QSI selaku investor utama di klub Prancis itu kini memiliki tiga aspek utama yang dapat dimanfaatkan. PSG sebagai klub, Lionel Messi yang baru didatangkan, serta kesepakatan dengan brand Michael Jordan yang sudah melakukan kerja sama sejak 2018.
4. Proyeksi Pengaruh Lionel Messi Terhadap Pendapatan PSG
Untuk memperkirakan pengaruh Lionel Messi terhadap pencatatan pendapatan PSG, kita dapat melihat perkiraan dampak kepergiannya dari Barcelona. Brand Finance, lembaga valuasi merek dagang, memperkirakan Barca akan kehilangan nilai dagang sebesar 137 juta Euro secara keseluruhan.
Kehilangan nilai dagang itu dibagi menjadi 77 juta Euro untuk sektor komersial, 17 juta Euro dari penjualan tiket pertandingan, dan 43 juta Euro dari penjualan merchandise. Kehilangan nilai dagang tersebut dapat pindah ke PSG. Perpindahan itu, walau belum tentu berlaku 100%, dapat memberi keuntungan yang signifikan bagi klub Prancis tersebut.
Messi juga dapat memberi pengaruh terhadap negosiasi hak siar internasional Ligue 1. Proses ini berlangsugn dengan kacau dalam satu tahun terakhir. Kegagalan menyepakati penjualan hak siar dengan beberapa media diprediksi mengakibatkan krisis di sepakbola Prancis. Kedatangan Messi sudah melewati periode negosiasi, tetapi kehadirannya dapat memberi bantuan di masa depan.
Gregoire Kopp, kepala dari manajemen agensi GRK, memperkirakan Messi bertanggung jawab secara langsung dan tidak langsung terhadap 30% pendapatan yang diperoleh Barcelona. Kopp menganggap Messi memberi pengaruh yang konsisten terhadap pendapatan mantan klubnya. Kehadirannya membuka peluang komersial yang signifikan di berbagai belahan dunia.
Kopp bahkan menyatakan 5 sampai 10% turis yang datang ke Barcelona melakukannya karena pengaruh Messi. Dampak yang serupa diperkirakan dapat terjadi ke Paris dan Prancis secara keseluruhan.