Mengapa Ronald Araujo dan Xavi Mendapat Kartu Merah dalam Barcelona vs PSG?
- Ronald Araujo mendapat kartu merah ketika Barcelona berhadapan dengan PSG dalam leg kedua babak perempat final Liga Champions.
- Momen tersebut terjadi jelang akhir babak pertama.
- Wasit memberikan kartu merah secara langsung kepada pemain yang berposisi sebagai bek itu.
Oleh Dananjaya WP
Ronald Araujo dan Xavi mendapat kartu merah ketika Barcelona berhadapan dengan PSG. Momen itu terjadi dalam leg kedua babak perempat final Liga Champions pada Rabu (17/4) dini hari WIB.
Barcelona menghadapi PSG di Estadi Olimpic Lluis Companys pada Rabu (17/4) dengan membawa keunggulan 3-2. Sebagai tuan rumah, mereka hanya perlu mendapatkan hasil imbang tanpa gol agar dapat lolos ke babak perempa final.
Blaugrana bahkan mendapat keunggulan terlebih dahulu pada menit ke-12 berkat Raphinha. Namun mereka harus kehilangan Ronald Araujo pada menit ke-29 akibat kartu merah. PSG kemudian menyamakan kedudukan lewat Ousmane Dembele dan membalikkan keadaan melalui Vitinha pada babak kedua.
Permasalahan bagi tim tuan rumah berlanjut pada menit ke-56 ketika Xavi – pelatih Barca – mendapatkan kartu merah. Lantas, mengapa Araujo dan Xavi mendapatkan kartu merah pada pertandingan ini?
Mengapa Ronald Araujo dan Xavi Mendapat Kartu Merah dalam Barcelona vs PSG?
Kartu merah yang diperoleh Ronald Araujo terjadi pada menit ke-29. Araujo melakukan pelanggaran terhadap Bradley Barcola. Pemain yang berposisi sebagai penyerang sayap itu sukses mengecoh lawannya dan kemudian mendekati kotak penalti.
Araujo yang tertinggal dari Barcola berusaha untuk mengadang lawannya dengan menjatuhkannya. Saat itu Araujo berstatus sebagai pemain bertahan (selain kiper) terakhir. Berdasarkan peraturan yang berlaku, pelanggaran keras sebagai pemain bertahan terakhir dapat membuat wasit memberikan kartu merah.
Sementara kartu merah yang diberikan kepada Xavi terjadi pada babak kedua, tepatnya pada menit ke-57. Istvan Kovacs selaku wasit tegas memberikan kartu merah kepada sang pelatih setelah dianggap melakukan protes secara berlebihan.