Mesut Ozil Jelaskan Keputusannya untuk Tolak Pemotongan Gaji di Arsenal

Mesut Ozil / Arsenal
Mesut Ozil / Arsenal / Laurence Griffiths/Getty Images
facebooktwitterreddit

Mesut Ozil menjadi salah satu pemain di Liga Inggris yang mendapatkan sorotan tinggi dalam beberapa musim terakhir. Gelandang serang Arsenal itu sering mendapatkan kritik terkait performa inkonsisten yang dan gaji tinggi yang diterimanya. Ozil juga beberapa kali disebut masuk dalam daftar jual, namun tetap bertahan di Emirates Stadium.

Mantan pemain Timnas Jerman itu kembali mendapatkan sorotan negatif pada awal penundaan kompetisi Liga Inggris akibat pandemi Covid-19. Ozil menjadi salah satu pemain The Gunners yang menolak permintaan klub London Utara itu untuk memotong gaji. Ozil mendapatkan sorotan negatif akibat menerima gaji tinggi, namun menolak permintaan klub.

Ozil mengambil keputusan untuk menolak permintaan tersebut karena ingin mendapatkan jaminan dan informasi dari pihak klub. Ozil ingin Arsenal menjelaskan rencana mereka dari segi sepakbola (dalam lapangan) dan finansial (luar lapangan). Ozil menganggap bahwa permintaan dari Arsenal dilakukan secara terburu-buru.

Sebagian besar pemain Arsenal pada akhirnya menyepakati pemotongan gaji. Namun manajemen klub mendapatkan kritik setelah memutus kontrak dari 55 staff, termasuk beberapa staff senior. Hal tersebut membuat Ozil kembali memberikan penjelasan mengenai alasannya menolak permintaan klub untuk memotong gajinya.

"Sebagai pemain, kami semua ingin memberikan kontribusi. Tetapi kami membutuhkan informasi lebih banyak dan terdapat banyak pertanyaan yang tidak terjawab. Sebagian besar tidak mempermasalahkan pemotongan gaji dalam kondisi yang tidak pasti. Saya siap untuk menerima pemotongan yang lebih, ketika kondisi lebih jelas. Kami didorong untuk mengambil keputusan secara terburu-buru," ucap Mesut Ozil dalam wawancara yang dikutip dari Independent.

Ozil mengatakan bahwa semua yang berada dalam posisinya pantas mendapatkan informasi yang jelas. Pemain dengan nomor punggung 10 itu mengatakan bahwa terdapat tekanan yang tinggi untuk mengambil keputusan tanpa adanya informasi yang jelas mengenai bagaimana uang yang tidak diberikan kepada pemain akan dimanfaatkan oleh manajemen klub.