10 Momen Terbaik Liga Champions dalam Satu Dekade Terakhir (2011-2021)
Oleh Nanda Febriana
Kompetisi Liga Champions hingga saat ini masih dianggap sebagai salah satu supremasi dalam dunia sepak bola Eropa dan dijadikan tolak ukur sebesar apa profil sebuah tim setelah mereka memenangi trofi Big Ear. Ajang ini mempertemukan 32 klub terbaik yang terpilih dengan aturan tertentu dari berbagai belahan Eropa dan menjadi salah satu tontonan olah raga yang paling diminati sepanjang masa.
Liga Champions Eropa pun kerap melahirkan momen-momen yang tak lekang dari ingatan dari para pecinta permainan si kulit bundar. Momen-momen terbaik di Liga Champions diingat untuk berbagai alasan dan biasanya terjadi di partai-partai besar seperti laga final atau duel sesama klub besar.
Berikut tim 90MiN merangkum10 momen terbaik Liga Champions dalam satu dekade terakhir, dari lahirnya juara baru hingga comeback terbaik sepanjang sejarah
10. Trio Real Madrid Gagal Eksekusi Penalti (Semifinal 2011/12)
Laga semifinal 2011/12 salah satunya mempertemukan dua tim langganan Liga Champions, Real Madrid vs Bayern Munchen. Real Madrid tampak begitu dekat dengan laga final saat unggul cepat 2-0, sebelum penalti Arjen Robben mmebuat laga harus berlanjut ke adu penalti.
Real masih tampak memiliki daftar eksekutor yang superior, namun tanpa diduga Cristiano Ronaldo, Kaka, dan Sergio Ramos kesemuanya gagal melaksanakan tugas dan membuat Los Blancos kalah 3-1 dalam baba adu tos-tosan.
9. Gol Tunggal Kai Havertz Perpanjang Penantian Manchester City
Manchester City menapakkan kaki pada laga final pertama mereka sepanjang sejarah di bawah asuhan Pep Guardiola yang sebelumnya sudah pernah berjaya bersama Barcelona.
Menghadapi tim sesama peserta Liga Inggris, Chelsea, City tampak kesulitan bermain lepas dan harus memperpanjang penantian mereka mengangkat trofi Big Ear saat gol tunggal Kai Havertz bersarang ke gawang Ederson.
8. Comeback Roma Singkirkan Barcelona
Setelah takluk 4-1 di leg pertama perempat final Liga Champions 2017/18 dari Barcelona, bisa dipastikan hanya sedikit yang bertaruh Roma akan membalas kekalahan tersebut dan melaju ke semifinal.
Namun, Serigala Roma berhasil membalikkan prediksi banyak orang dan meraih kemenangan 3-0 melalui gol-gol yang dilesakkan Edin Dzeko, Daniele De Rossi, dan Kostas Manolas.
7. Comeback Liverpool di Semifinal 2018/19
Perjalanan Liverpool menuju tangga juara Liga Champions 2018/19 cukup terjal, terutama ketika di partai leg pertama semifinal mereka sempat menelan kekalahan 3-0 dari Barcelona.
Namun pasukan Jurgen Klop berhasil bangkit dan menunjukkan performa yang menginspirasi dan meraih kemenangan 4-0, sebelum menghadapi Tottenham Hotspur di laga final dan meraih kemenangan 2-0.
6. Gol Fernando Torres ke Gawang Barcelona (Semifinal 2011/12)
Barcelona tetap jauh lebih diunggulkan untuk maju ke babak final Liga Champions 2011/12 kendati menderita kekalahan 0-1 dari Chelsea di leg pertama semifinal.
Partai leg kedua terbukti menghadirkan sejumlah drama yang menarik dengan keunggulan 2-0 Barcelona disusul kartu merah untuk kapten Chelsea, John Terry.
Namun gol Ramires di penghujung babak pertama seolah menjadi titik balik nasib Chelsea. Bombardir serangan Barca yang tercipta pada babak kedua gagal menembus gawang Petr Cech, termasuk penalti Lionel Messi. Saat The Blues tertekan, Fernando Torres tiba-tiba melesat sendirian di area permainan Barca dan berhasil mengecoh Victor Valdes. Skor berakhir 2-2 dan The Blues menuju final kedua mereka sepanjang sejarah.
5. Chelsea Menciptakan Sejarah
Nasib sepertinya tak berpihak pada Chelsea saat mereka harus menghadapi Bayern Munchen di kandang mereka, Allianz Arena, pada malam final edisi 2011/12.
Pertandingan final tak kalah dramatis dengan babak semifinal beberapa pekan sebelumnya. Bayern unggul terlebih dahulu melalui Thomas Muller saat laga menyisakan waktu kurang dari 10 menit. Akan tetapi sundulan Didier Drogba tak lama berselang berhasil memperpanjang nafas The Blues.
Laga kemudian berlanjut ke adu penalti di mana Drogba menjadi eksekutor penentu kesuksesan Chelsea sekaligus mengantar klub London tersebut meraih trofi Big Ear pertama mereka dalam sejarah.
4. Los Blancos Juara Tiga Kali Beruntun
Real Madrid menunjukkan superioritas mereka di kancah Eropa dengan merebut empat trofi Big Ear dalam satu dekade terakhir. Tiga di antaranya diraih secara beruntun pada musim 2015/16, 2016/17, dan 2017/18.
Kemenangan 3-1 atas Liverpool pada partai final musim 2017/18 menjadikan Los Blancos sebagai tim pertama yang menjadi juara pada era Liga Champions dalam tiga tahun beruntun.
3. Comeback Barcelona Pupuskan Harapan PSG
Apa yang ditunjukkan Barcelona pada partai leg kedua 16 besar Liga Champions 2016/17 sepertinya bakal diikuti oleh tim manapun. Klub Katalan tersebut berhasil melakukan comeback terbaik sepanjang sejarah kompetisi setelah tertinggal 40 pada leg pertama.
Luis Suarez dkk menjawab tantangan besar untuk melaju ke perempat final dengan sempurna. Barcelona sukses menggelontor gawang PSG dengan enam gol dan mengakhiri laga dengan skor 6-1 (agg: 6-5).
2. La Decima Real Madrid
Kemenangan Real Madrid pada partai final musim 2013/14 atas Atletico Madrid menjadi titik awal dominasi tim asal Spanyol tersebut dalam satu dekade terakhir di kancah Liga Champions.
Setelah cukup lama tertinggal skor dari rival sekota mereka, sundulan Sergio Ramos di menit-menit terakhir membawa laga berlanjut ke babak perpanjangan waktu. Gol Ramos terbukti mampu merontokkan mental para pemain Los Rojiblancos dan membuat gawang Thibaut Courtois kebobolan tiga gol dalam rentang dua babak perpanjangan waktu.
1. Bayern Munchen Hancurkan Barcelona 2-8
Sampai saat ini mungkin skor 2-8 terlihat masih tidak masuk akal bagi sebagian penggemar sepak bola. Bayern Munchen yang sedang dalam performa terbaik mereka sukses melibas Barca dengan skor 2-8 di Camp Nou pada leg kedua perempat final Liga Champions musim 2019/20.
Kepedihan para pemain Barca terwakili oleh ucapan Gerard Pique setelah pertandingan yang menyebut dirinya rela jika harus didepak pasca kekalahan memalukan tersebut.