Nominasi Penghargaan Castrol Game Changer – Steven Bergwijn

Steven Bergwijn
Steven Bergwijn / 90min | Castrol
Dipersembahkan Oleh
Castrol
facebooktwitterreddit

Steven Bergwijn masuk dalam nominasi penghargaan baru Castrol Game Changer – yang diberikan kepada pemain dengan performa yang menjadi pembeda dalam kompetisi Liga Inggris musim 2021/22.

Klik di sini untuk memberikan pilihan terhadap Castrol Game Changer 2021/22 di Liga Inggris.


Ketika Steven Bergwijn masuk pada menit ke-79 dalam laga tandang Tottenham ke Leicester pada Januari lalu timnya tertinggal dua gol dibanding satu, tidak ada yang dapat membayangkan apa yang akan terjadi.

Dengan sisa 20 detik dalam pertandingan, sama sekali tidak ada yang dapat memperkirakan apa yang akan datang.

Pertandingan awal ditunda akibat kasus COVID-19 dalam skuad Spurs, dan walau menunjukkan salah satu performa terbaik mereka pada musim itu (mencatatkan 4.14 xG/ekspektasi gol dalam akhir pertandingan), skuad Antonio Conte menuju ke arah kekalahan.

Mereka tampil dominan atas skuad Brendan Rodgers dalam momen yang panjang, tetapi tertinggal 1-2 dengan sisa waktu sepuluh menit waktu normal.

Conte memutuskan untuk mengandalkan Bergwijn, yang lebih sering menjadi pelapis dalam kariernya di London Utara, untuk membalikkan keadaan.

Selain Heung-min Son yang cedera, seluruh pemain di lini depan Spurs ada di dalam lapangan, tetapi tanpa sistem permainan yang jelas, Leicester nampak mampu mempertahankan keunggulan mereka.

Nyatanya, peluang terbaik Bergwijn untuk menjadi pahlawan nampak sirna ketika ia diadang oleh Caglar Soyuncu jelang perpanjangan babak kedua. Bek dari Turki itu menunjukkan emosinya terhadap lawannya, setelah merasa lawannya berusaha mendapatkan penalti dan melakukan diving.

Tetapi Bergwijn menjadi pemain yang keluar sebagai pemenang.

Wasit memberikan waktu tambahan lima menit, dan Spurs meluncurkan serangan pamungkas mereka dengan sisa 20 detik. Umpan silang Pierre-Emile Hojbjerg sampai ke Matt Doherty di dalam kotak penalti, tetapi ia tidak dapat meneruskannya.

Namun Bergwijn mampu melakukannya. Dengan kaki kanannya, pemain asal Belanda itu melancarkan tendangan ke pojok jauh. Tottenham mendapat satu poin dalam detik-detik terakhir waktu tambahan.

Itu bukan gol terakhir di laga tersebut.

FBL-ENG-PR-LEICESTER-TOTTENHAM
FBL-ENG-PR-LEICESTER-TOTTENHAM / GEOFF CADDICK/GettyImages

Ekspektasi diarahkan ke Jon Moss utuk meniup peluit akhir, Leicester berusaha mencetak gol dengan nyaris seluruh pemain mereka. Tetapi umpan Youri Tielemans buruk, dan langsung dicegat oleh Hojberg.

Pemain asal Denmark itu langsung meneruskan bola ke Harry Kane, yang menyadari Bergwijn berlari di antara Soyuncu dan Hamza Choudhury.

Kasper Schmeichel ragu untuk menghalau bola di luar kotak penalti, dan memberi kesempatan bagi Bergwijn untuk menyentuh bola dan membawanya melewati sang kiper untuk kemudian mencetak gol, sekaligus membuat Soyuncu terjatuh sebagai momen balas dendam yang apik.

Bergwijn hanya berada di lapangan selama 20 menit tetapi ia hanya membutuhkan 90 detik untuk membuat Tottenham pulang dengan membawa tiga poin.

Mustahil bagi Bergwijn untuk memberi pengaruh yang lebih besar dari apa yang terjadi, performa Game Changer yang sempurna yang membuat timnya meraih kemenangan setelah sempat tertinggal.