OPINI: Buat Apa Bersikukuh Berusaha Mendatangkan Jadon Sancho, Manchester United?

Jadon Sancho
Jadon Sancho / DeFodi Images/Getty Images
facebooktwitterreddit

Di kala klub-klub rival memperkuat skuat di bursa transfer musim panas ini Manchester United masih lesu. Tidak ada kabar baru soal rekrutmen pemain melainkan kepastian klub memperpanjang kontrak kiper asal Inggris, Dean Henderson yang musim lalu dipinjamkan ke Sheffield United.

Arsenal sudah merekrut Willian dan semakin dekat mendapatkan Gabriel Magalhaes. City sudah mendatangkan Nathan Ake dan Ferran Torres, sementara Liverpool memboyong Kostas Tsimikas. Chelsea lebih aktif lagi: memboyong Timo Werner, Hakim Ziyech, Malang Sarr, dan berpotensi merekrut Kai Havertz dan Thiago Silva.

Melihat hal itu wajar fans Man United sudah mulai harap-harap cemas. Tak heran jika beberapa waktu lalu tagar #WoodwardOut sempat menjadi trending di media sosial. Mereka kecewa dengan pasifnya pergerakan Ed Woodward (CEO United) dalam merekrut pemain.


Satu-satunya nama yang selalu dihubungkan dengan United sepanjang bursa transfer musim panas ini adalah Jadon Sancho, winger Borussia Dortmund. Isu itu bahkan lebih mendekat kepada rumor transfer yang tidak menjadi kenyataan alias potensi gagal direkrut.

Sudah bukan rahasia lagi jika sudah banyak buruan United yang lepas di masa lalu dari Thomas Muller, Sergio Ramos, Toni Kroos, Sadio Mane, Mats Hummels, Erling Haaland, dan Cesc Fabregas. Kini kasus itu bisa terulang lagi kepada Sancho.

Sancho (20 tahun) sudah berlatih kembali dengan Dortmund di pramusim dan dilansir dari Manchester Evening News, Sancho sudah memberitahu rekan setimnya dia bertahan di Dortmund musim ini. Man United dikabarkan belum menyerah untuk coba merekrutnya.

Pertanyaan pun muncul, "Apa Man United benar-benar membutuhkan Sancho?"

Jika benar United belum menyerah merekrutnya, maka itu bisa diartikan mereka sangat serius menginginkannya. Memang, sebagian besar klub top di Eropa tentu ingin pemain seperti Sancho: bertalenta, berpengalaman, dan masih muda.

Akan tapi dalam kasus Man United mereka seyogyanya tidak memerlukan Sancho dengan posisinya sebagai penyerang sayap (winger). Masih ada area yang seharusnya ditambal oleh tim besutan Ole Gunnar Solskjaer.

Bek, Gelandang, Penyerang Tengah

"Melihat bagaimana kinerja skuad saat ini, saya pikir tidak perlu merekrut Sancho. Lihat tiga pemain depan dari malam sebelumnya, kecepatan (Anthony) Martial, (Marcus) Rashford dan (Mason) Greenwood sangat bagus untuk dilihat, permainan kerja sama mereka fantastis."

"Sepak bola adalah hal yang lucu, Anda memiliki pemain muda yang hebat dalam diri Sancho, tetapi pada saat yang sama Anda memiliki pemain muda yang hebat dalam diri Greenwood."

Komentar di atas diucapkan oleh Dimitar Berbatov beberapa waktu lalu di Goal. Ucapannya tidak salah: Manchester United tidak terlalu membutuhkan Jadon Sancho jika melihat skuad terkini.

Alih-alih merekrut penyerang sayap dan kemudian menumpuk banyak penyerang dengan modal kecepatan, yang sudah dimiliki Rashford dan Martial, alangkah lebih baiknya jika United mengalihkan bidikan pada posisi bek tengah, gelandang, dan striker sentral - penyerang tengah.

"Ya, Sancho akan meningkatkan skuad (United), tetapi untuk memenangkan pertandingan besar dan memenangkan piala, Anda membutuhkan pemain nomor 9 dan Anda membutuhkan dua bek tengah yang sangat bagus," tutur pelatih asal Inggris, Steve McClaren.

Man United sudah memboyong Harry Maguire dari Leicester City pada 2019 sebesar 80 juta poundsterling (plus dia kapten tim). Lantas mengapa United masih butuh bek tengah?

Harry Maguire
Harry Maguire / Soccrates Images/Getty Images

Jawabannya cukup sederhana. Maguire memang sedikit meningkatkan kekuatan United di lini belakang, namun pertahanan United tidak sepenuhnya rapat dan sulit ditembus lawan. Maguire masih butuh tandem yang ideal karena duetnya dengan Victor Lindelof masih inkonsisten.

Untuk posisi bek tengah United punya banyak stok pemain, dari Phil Jones, Marcos Rojo, Chris Smalling, Eric Bailly, Axel Tuanzebe, namun di antara mereka tidak ada yang cukup meyakinkan untuk menghadirkan keamanan di lini belakang United.

United bisa coba merekrut Kalidou Koulibaly dari Napoli atau Milan Skriniar dari Inter Milan untuk posisi bek tengah.

Sementara untuk sektor gelandang Man United sudah punya Fred, Scott McTominay, Nemanja Matic, Bruno Fernandes, dan Paul Pogba. Nama-nama itu seharusnya cukup tapi faktanya tidak demikian.

Dalam musim yang panjang dan jadwal padat United masih butuh satu gelandang, pemain dengan tipe gelandang bertahan untuk melapis lini belakang atau gelandang box to box (dapat bertahan dan membantu serangan).

Donny van de Beek
Donny van de Beek / DeFodi Images/Getty Images

Donny van de Beek, Eduardo Camavinga, bisa coba direkrut Man United untuk memperkuat sektor tengah. Sementara di depan untuk melengkapi striker-striker lincah United dibutuhkan penyerang nomor 9 alias penyerang tengah - target man.

Martial, Rashford, dan Greenwood sering ditempatkan Solskjaer sebagai penyerang tengah tetapi pada akhirnya mereka lebih banyak bergerak menjemput bola dan mencari ruang hingga akhirnya tidak ada striker yang menantikan bola di kotak penalti.

Tradisi penyerang nomor 9 di Man United itu harus tetap dijaga karena memang itu yang dibutuhkan tim. United butuh penyerang yang dapat 'menyantap' peluang dan menjadikannya 20-30 gol per musimnya seperti Harry Kane, Erling Haaland, dan Robert Lewandowski.

Harry Kane
Harry Kane / Pool/Getty Images

Menilik kebutuhan-kebutuhan tersebut cukup disayangkan jika Man United hanya menghabiskan waktu untuk Jadon Sancho semata. Terlalu lama fokus kepada Sancho bursa transfer musim panas - tanpa disadari - bisa mendekati akhir dan tutup. Lebih menyedihkan lagi jika pada akhirnya United tak merekrut siapa pun karena terlalu fokus ke Sancho.