OPINI: Liga Inggris Seharusnya Kembali ke Peraturan Lima Pergantian Pemain

Manchester City v Liverpool - Premier League
Manchester City v Liverpool - Premier League / Shaun Botterill/Getty Images
facebooktwitterreddit

Liga Inggris mengambil keputusan yang penting sebelum musim 2020/21 dimulai. Proses pemungutan suara yang dilakukan pada pertemuan yang diadakan dengan 20 klub peserta kompetisi menyatakan kompetisi akan kembali menggunakan peraturan jatah tiga pergantian pemain dalam satu laga.

Sebelumnya kompetisi tingkat tertinggi di Inggris itu menggunakan peraturan jatah lima pergantian pemain dalam satu pertandingan. Peraturan tersebut diterapkan sebagai bagian dari penyesuaian akibat pandemi COVID-19.

Walau jadwal musim 2020/21 semakin padat, sebagian besar klub Liga Inggris memutuskan untuk kembali ke peraturan tiga pergantian pemain dalam satu laga. Keputusan tersebut dapat dikatakan sebagai keputusan yang salah.


1. Pro Kontra Keuntungan untuk Klub Besar

Manchester City v Liverpool - Premier League
Manchester City v Liverpool - Premier League / Shaun Botterill/Getty Images

Alasan utama dari penolakan peraturan pergantian lima pemain adalah anggapan bahwa peraturan itu memberi keuntungan bagi klub-klub besar. Enam klub besar Liga Inggris (Manchester United, Manchester City, Chelsea, Arsenal, Liverpool, dan Tottenham Hotspur) yang memiliki skuad lebih besar dianggap mendapat keuntungan lebih.



Klub-klub besar di Liga Inggris memang mendapatkan keuntungan tersendiri apabila peraturan tersebut diterapkan. Tetapi klub-klub tersebut juga menjalani tiga sampai empat kompetisi setiap musimnya. Jadwal yang padat tidak hanya terjadi dalam kompetisi Liga Inggris, tetapi juga dalam kompetisi Piala FA, Piala Liga, dan Liga Champions atau Liga Europa.

Selain jadwal yang padat, tekanan yang dirasakan oleh enam klub tersebut juga berbeda dibandingkan dengan 14 klub mayoritas yang menolak peraturan pergantian pemain. Ekspektasi yang jauh lebih tinggi untuk meraih kesuksesan setiap musimnya, tekanan untuk selalu menurunkan pemain terbaik dalam setiap pertandingan, memberi beban yang signifikan.

“Kenapa tidak lebih sering melakukan rotasi pemain?” Mungkin setiap manajer di klub besar memang ingin melakukan itu. Tetapi dengan jadwal yang padat, tekanan untuk meraih kemenangan dalam setiap laga juga semakin tinggi. Mengamankan kepentingan tim (dan pribadi) berada dalam prioritas utama bagi setiap manajer saat ini.

2. Permasalahan yang Sulit Diatasi FIFA dan UEFA

England v Denmark - UEFA Nations League
England v Denmark - UEFA Nations League / Robin Jones/Getty Images

Terdapat berbagai pihak yang menyatakan bahwa permasalahan ini juga harus diurus oleh FIFA (Asosiasi Sepakbola Dunia) dan UEFA (Asosiasi Sepakbola Eropa). Rangkaian pertandingan internasional tetap berlangsung walau risiko penularan COVID-19 terus meningkat di berbagai negara.

Jadwal pertandingan internasional, terutama yang tidak memiliki kepentingan signifikan (uji coba) memang patut dikurangi. Namun FIFA dan UEFA tidak dapat mengambil keputusan ini begitu saja. Sebagai asosiasi penting dalam dunia sepakbola, mereka juga harus mempertimbangkan kepentingan dari asosiasi sepakbola setiap negara.

Asosiasi sepakbola seluruh negara di dunia memperoleh pendapatan yang signifikan dari pertandingan-pertandingan internasional. Walau tidak terdapat pendapatan dari penjualan tiket, akan muncul penolakan dari berbagai pihak apabila FIFA dan UEFA tidak dapat memberikan argumen yang meyakinkan terkait opsi mengurangi pertandingan internasional.


3. Solusi Jangka Pendek Dibandingkan Melawan Penentuan Jadwal Pertandingan

Ole Gunnar Solskjaer / Manchester United
Ole Gunnar Solskjaer / Manchester United / Clive Brunskill/Getty Images

Ole Gunnar Solskjaer (Manchester United), Jurgen Klopp (Liverpool), Pep Guardiola (Manchester City), Jose Mourinho (Tottenham Hotspur), dan Frank Lampard (Chelsea) menjadi lima manajer dari enam klub besar Liga Inggris yang sudah membicarakan permasalahan jadwal.

Kelima manajer tersebut tidak hanya membicarakan rangkaian pertandingan yang padat, tetapi hari pertandingan dan jam berlangsungnya pertandingan. Jadwal tersebut ditentukan oleh Sky dan BT sebagai dua pemegang utama hak siar Liga Inggris. Melawan dua perusahaan besar tersebut akan sangat sulit dilakukan dalam waktu singkat.


Untuk menyaksikan semua perjalanan Egy Maulana Vikri di Polandia, silahkan kunjungi situs Rakuten Sports.