OPINI: Pep Guardiola Lebih Baik Kembali Rehat Ketimbang Terima Tawaran Barcelona
Oleh Dananjaya WP
Pep Guardiola berpeluang meninggalkan Manchester City pada akhir musim 2020/21. Kontrak Guardiola sebagai manajer City akan habis pada akhir musim ini. Keadaan ini membuat spekulasi mengenai masa depannya terus mendapatkan sorotan. Guardiola sudah menghabiskan lima tahun sebagai manajer City, periode terlama dalam karier kepelatihannya dengan satu klub.
Layaknya setiap tawaran dan kesempatan, terdapat berbagai alasan bagi Guardiola untuk menerima atau menolak kemungkinan kembali melatih Barcelona.
Berdasarkan kondisi saat ini, Guardiola lebih baik menolak tawaran untuk kembali ke Camp Nou. Mengambil keputusan untuk menjalani periode rehat dapat dikatakan sebagai opsi yang lebih baik bagi mantan pelatih utama Bayern Munchen tersebut.
1. Pep Guardiola Butuh Waktu untuk Jalani Evaluasi Taktik dan Metode Permainan
Pep Guardiola adalah salah satu pelatih yang dikenal mampu menerapkan inovasi yang tinggi dalam taktik dan metode permainannya. Perkembangan yang dirasakan oleh Barcelona, Bayern Munchen, dan Manchester City pada era kepelatihannya menjadi bukti dari kualitas yang dimiliki oleh Guardiola.
Walau demikian, Guardiola mulai merasakan beban yang signifikan di City dalam beberapa tahun terakhir. Terdapat lebih banyak tim yang dapat membentuk solusi untuk meredam agresivitas yang diterapkan City. Kualitas performa pemain dan cedera menjadi beberapa faktor, tetapi Guardiola juga patut mendapat sorotan.
Ketika semakin banyak pelatih yang dapat mencari solusi untuk menghadapi Guardiola, mungkin langkah yang dapat dilakukan adalah melakukan evaluasi mendalam. Menjalani rehat selama satu tahun, seperti yang dilakukan saat meninggalkan Barcelona pada 2013, dapat memberi dampak yang signifikan untuk membangkitkan kariernya.
2. Barcelona Sedang Berada dalam Kondisi yang Sangat Buruk
Pep Guardiola dikenal sebagai pelatih yang dapat mengangkat klub yang sedang berada dalam periode transisi, tetapi sudah memiliki struktur yang ideal. Barcelona yang pernah dilatihnya memiliki generasi emas dari akademi La Masia. Bayern Munchen baru ditinggalkan oleh Jupp Heynckes yang meraih kesuksesan treble di akhir musim 2012/13.
Manchester City memiliki dana yang besar dan sedang memasuki tahap baru dalam proyek mereka. Ketiga klub itu berada dalam kondisi yang ideal bagi Guardiola untuk masuk dan membangun tim yang sesuai dengan keinginannya.
Setuju atau tidak, karier Guardiola sejauh ini memang membuatnya seakan tidak cocok untuk masuk ke dalam klub yang sedang berada dalam kondisi buruk. Barca saat ini sedang menghadapi krisis finansial yang membuat mereka terancam bangkrut. Apakah masuk akal untuk menganggap Guardiola memiliki minat untuk kembali ke klub yang dapat membuat namanya rusak?
3. Potensi Penawaran Lain yang Lebih Menarik
Sepakbola saat ini dapat dikatakan sedang berada dalam kondisi yang unik. Berbagai hasil mengejutkan dalam periode pandemi COVID-19. Seorang pelatih yang sebelumnya aman di posisinya dapat kehilangan jabatannya secara mengejutkan. Pep Guardiola tidak luput dari risiko ini, walau ia cukup aman mengingat Man City ingin mempertahankannya.
Guardiola juga sudah menyatakan keinginannya untuk bertahan lebih lama di Etihad Stadium. Tapi keadaan dapat mengalami perubahan yang signifikan, terutama apabila City dan Guardiola tidak dapat mencapai kesepakatan perpanjangan kontrak.
Selain Barcelona, terdapat klub lain dengan kondisi yang lebih baik yang dapat memberi tawaran kepada Guardiola. Juventus dan Paris Saint-Germain menjadi dua nama yang paling jelas sejauh ini. Kondisi kedua klub itu jauh lebih kondusif dibandingkan dengan Blaugrana.