OPINI: Transfer Januari yang Sepi Dapat Berlanjut Hingga Periode Berikutnya
Oleh Dananjaya WP
Bursa transfer musim dingin Januari 2021 sudah berakhir. Klub-klub di lima liga top Eropa sudah tidak memiliki kesempatan untuk mendatangkan pemain-pemain baru. Periode musim dingin secara umum memang jarang diisi kepindahan dalam jumlah tinggi.
Tetapi bursa transfer kali ini juga berbeda dari segi spekulasi di seluruh Eropa. Pandemi COVID-19 membuat seluruh klub di dunia, tidak hanya Eropa, kesulitan untuk merekrut pemain-pemain baru.
Kondisi yang terjadi pada bursa transfer musim dingin 2021 dapat kembali terjadi pada bursa transfer berikutnya yang akan dibuka empat bulan mendatang.
1. Liga Masih Berjalan Tanpa Penonton
COVID-19 membuat kompetisi di seluruh dunia berlangsung tanpa penonton. Bahkan negara-negara seperti Vietnam, Korea Selatan, dan Jepang, yang sempat menunjukkan kesuksesan menangani pandemi belum dapat kembali ke kondisi normal terkait menjalani laga dengan penonton.
Vaksin memang sudah mulai didistribusikan, dengan kecepatan yang relatif tinggi di negara-negara besar. Tetapi kondisi saat ini masih tidak memungkinkan untuk menjalani laga dengan penonton.
Liga Inggris bahkan sudah merencanakan potensi pendapatan dan kerugian untuk musim 2020/21 yang berjalan sepenuhnya tanpa kehadiran penonton. Mesksipun kontribusi hak siar terhadap pendapatan sangat penting, kehadiran penonton di dalam stadion memberi kontribusi yang tidak dapat dianggap remeh.
Absennya penonton tidak hanya membuat klub kehilangan pendapatan dari penjualan tiket. Aktivitas mulai dari tur stadion sampai penjualan merchandise tidak dapat dilakukan secara langsung di tempat.
Kehilangan satu bagian dari pendapatan tentu memberi dampak yang luar biasa terhadap industri hiburan yang sangat bergantung dengan kehadiran penonton yang menyaksikan laga secara langsung.
2. Tingkat Utang yang Mengkhawatirkan
Industri sepakbola dan utang adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Sebuah klub dapat mencari pinjaman jangka pendek maupun panjang untuk berbagai aspek dari kegiatan operasional.
Utang dapat diperoleh untuk merekrut pemain baru sampai meningkatkan infrastruktur klub. Bank atau lembaga keuangan lainnya menjadi perantara utama dalam membantu klub menjalani kegiatan operasional.
Berdasarkan laporan keuangan klub-klub Liga Inggris pada akhir musim 2018/19, Chelsea menjadi klub dengan utang terbanyak (dari pemilik klub, utang transfer, dan utang lainnya) dengan total 1,341 juta Paun.
Tottenham Hotspur pada akhir musim 2019/20 memiliki utang bersih sebesar 733 juta Paun, dan sempat meminjam dana dari Bank Inggris. Manchester United mencatatkan 534,8 juta Paun utang bersih pada akhir kuartal pertama 2021. Arsenal memiliki utang bersih 199,9 juta Paun dan juga sempat meminjam dana dari Bank Inggris.
Liverpool mencatatkan utang sebesar 128 juta Paun, dan masih merasakan dampak dari ekspansi kapasitas Anfield serta kepindahan ke markas latihan baru. Manchester City mencatatkan 29,6 juta Paun utang bersih, tetapi harus berusaha untuk menghindari ancaman sanksi pelanggaran peraturan finansial.
Barcelona disebut memiliki utang 1,173 juta Euro (488 juta Euro utang bersih), jumlah yang membuat klub tersebut terancam bangkrut. Real Madrid memiliki utang bersih 355 juta Euro (901 juta Euro utang kotor). Los Blancos juga masih menjalani renovasi Santiago Bernabeu.
Keadaan ini membuat berbagai klub besar sulit untuk mengeluarkan anggaran yang tinggi untuk rekrutmen pemain.
3. Perubahan Peraturan dan Prioritas
Manchester United menjadi klub dengan pengeluaran tertinggi pada bursa transfer musim dingin 2021. Secara keseluruhan klub-klub Liga Inggris hanya menghabiskan 84,2 juta Paun untuk merekrut pemain-pemain baru.
Pembelian Amad Diallo yang dilakukan Man United dari Atalanta memang terjadi pada musim panas 2020, tetapi kedatangan sang pemain pada Januari membuat pembayaran baru dicatat saat ini. Rekrutmen terbesar kedua dilakukan Aston Villa, yang mendatangkan Morgan Sanson dari Marseille dengan biaya 15,5 juta Paun.
Selain pengaruh pandemi COVID-19, perubahan peraturan akibat Brexit juga memberi dampak. Klub-klub Liga Inggris mendapatkan kemudahan lebih untuk mendatangkan pemain-pemain dari wilayah Amerika Selatan, dan harus melalui proses lebih untuk merekrut dari negara-negara Eropa.
Pengaruh ini dapat terlihat jelas pada musim panas 2021, atau pada periode transfer berikutnya ketika kondisi di dunia sudah memungkinkan untuk melakukan pemantauan secara langsung.