8 Pelatih yang Masuk ke Klub Top Eropa Pada Pertengahan Musim

Xavi resmi kembali ke Barcelona untuk menjadi pelatih
Xavi resmi kembali ke Barcelona untuk menjadi pelatih / KARIM JAAFAR/GettyImages
facebooktwitterreddit

Klub-klub besar, terutama di lima liga top Eropa (Liga Inggris, Serie A, La Liga, Ligue 1, dan Bundesliga), memiliki ekspektasi tinggi untuk meraih kesuksesan di tingkat domestik maupun kontinental (Liga Champions).

Rentetan hasil mengecewakan atau rusaknya hubungan dengan sosok penting di dalam klub dapat membuat manajer tersebut kehilangan jabatan, bahkan pada pertengahan musim. Pengganti yang datang kemudian diberikan ekspektasi untuk mengembalikan tim yang dilatihnya ke jalur yang diharapkan.

Berikut adalah delapan pelatih yang masuk ke klub top Eropa pada pertengahan musim (dalam enam tahun terakhir).


8. Xavi

FBL-SADD-XAVI
Xavi / KARIM JAAFAR/GettyImages

Krisis finansial dan kegagalan di dalam lapangan membuat Ronald Koeman hanya dapat bertahan selama 14 bulan di Camp Nou. Posisinya tidak dapat dipertahankan setelah Barcelona mendapat kekalahan 0-1 dari Rayo Vallecano. Minimnya opsi yang tersedia pada akhirnya mengarahkan Barca kepada Xavi.

Xavi baru mendapat pengalaman pertamanya sebagai pelatih dengan Al Sadd pada 2019 hingga kini. Legenda Blaugrana itu akan mendapat tekanan yang tinggi untuk membangkitkan klub yang dibela sepanjang kariernya di Eropa.


7. Antonio Conte

Antonio Conte
Antonio Conte kembali ke Liga Inggris / Visionhaus/GettyImages

Antonio Conte kembali ke Liga Inggris, tetapi tidak ke Manchester United walau beberapa kali dikaitkan. Tottenham Hotspur, yang memutskan kerja sama mereka dengan Nuno Espirito Santo, mampu meyakinkan Conte untuk kembali melatih tim di London.

Conte mendapat ekspektasi untuk membangkitkan Spurs di Liga Inggris agar dapat kembali bersaing dengan tim-tim papan atas lainnya.


6. Stefano Pioli

Stefano Pioli
Stefano Pioli sukses membangkitkan AC Milan / Marco Luzzani/GettyImages

Stefano Pioli masuk sebagai pelatih utama AC Milan pada Oktober 2019, menggantikan posisi Marco Giampaolo. Penunjukkan tersebut mendapat respon yang beragam, sementara Pioli juga tidak mendapat ekspektasi yang tinggi. Tetapi apa yang terjadi dapat disebut sebagai kejutan besar di Eropa dalam beberapa tahun terakhir.

Pioli sukses membawa Milan ke posisi empat besar Serie A pada akhir musim 2020/21, kembali ke fase grup Liga Champions, dan musim ini diunggulkan untuk bersaing mendapatkan gelar juara.


5. Ole Gunnar Solskjaer

Ole Gunnar Solskjaer
Ole Gunnar Solskjaer kini terancam kehilangan posisinya / Clive Brunskill/GettyImages

Minim pengalaman sebagai manajer, kedatangan Ole Gunnar Solskjaer ke Manchester United jelang akhir 2018 menjadi momen yang mengejutkan. Solskjaer mendapat ekspektasi untuk membangkitkan skuad yang berada dalam kondisi mental buruk pada akhir periode Jose Mourinho.

Solskjaer pantas disebut sukses melakukannya, tetapi performa di dalam lapangan, terutama terkait upaya meraih trofi, belum dapat dicapai. Kondisi ini, dan tren yang menurun pada musim 2021/22, membuatnya terancam kehilangan jabatannya musim ini.


4. Thomas Tuchel

Malmo FF v Chelsea FC: Group H - UEFA Champions League
Thomas Tuchel membawa Chelsea meraih titel Liga Champions / David Lidstrom/GettyImages

Thomas Tuchel masuk pada paruh kedua musim 2020/21 menggantikan posisi Frank Lampard di Chelsea. Kedatangannya mendapat sorotan tinggi mengingat ia menggantikan legenda klub yang mendapat ekspektasi tinggi dari suporternya. Secara mengejutkan, Tuchel memimpin The Blues menjuarai Liga Champions pada musim tersebut.

Tuchel juga membawa Chelsea mendapat titel Piala Super Eropa, dan musim ini menjadi salah satu tim yang diunggulkan untuk mendapat titel Liga Inggris.


3. Jurgen Klopp

Jurgen Klopp
Jurgen Klopp membuat Liverpool kembali menjadi tim yang menakutkan / Quality Sport Images/GettyImages

Jurgen Klopp menjadi manajer Liverpool pada pertengahan musim 2015/16, menggantikan posisi Brendan Rodgers. Penurunan The Reds ke papan tengah menjadi pemicu bagi pergantian tersebut. Klopp mampu menjalanka tugasnya dan memberi kesuksesan tinggi.

Manajer asal Jerman itu memberi kesuksesan dengan meraih titel Liga Inggris, Liga Champions, Piala Super Eropa, dan Piala Dunia Antar Klub. Liverpool juga konsisten di papan atas liga domestik mereka.


2. Zinedine Zidane

FBL-ESP-LIGA-REAL MADRID-VILLARREAL
Zinedine Zidane meraih kesuksesan luar biasa di Real Madrid / JAVIER SORIANO/GettyImages

Zinedine Zidane menjadi pelatih Real Madrid untuk kedua kalinya pada pertengahan musim 2018/19. Kegagalan Julen Lopetegui dan Santiago Solari membuat pihak klub meminta Zidane untuk kembali. Zidane saat itu sudah merasa lelah setelah memimpin Los Blancos meraih tiga titel Liga Champions secara beruntun.

Zidane mendapat satu titel La Liga (2019/20) dan melatih tim ibu kota Spanyol itu hingga akhir musim 2020/21. Posisinya saat ini digantikan oleh Carlo Ancelotti, yang kembali melatih Madrid untuk kedua kalinya.


1. Hansi Flick

Hans-Dieter Flick
Hansi Flick memulai era kepelatihannya dengan menjadi legenda di Bayern Munchen / Alexander Hassenstein/GettyImages

Kesulitan Bayern Munchen pada masa kepelatihan Niko Kovac membuatnya tidak dapat bertahan lama. Kovac hanya bertahan selama satu musim, dan penurunan performa pada awal musim 2019/20 membuatnya digantikan oleh Hansi Flick, salah satu asistennya saat itu.

Walau baru menjalani kariernya di tingkat tertinggi Eropa untuk pertama kalinya, Flick memimpin Bayern meraih titel Bundesliga, Liga Champions, dan Piala Jerman. Kesuksesan tersebut membuatnya dapat melanjutkan kariernya sebagai pelatih utama Timnas Jerman.