Pemain Liga Primer Inggris Disebut Tidak Pantas Terima Gaji Apabila Menolak Berlatih

Premier League
Premier League / Visionhaus/Getty Images
facebooktwitterreddit

Pandemi Covid-19 terus memberikan dampak yang signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan di seluruh dunia. Sepakbola menjadi salah satu sektor industri besar yang terus mendapatkan sorotan terkait langkah yang akan diambil. Berbagai kompetisi masih harus ditunda hingga waktu yang belum dapat ditentukan atau bahkan terpaksa dihentikan. Prancis, Skotlandia, Belgia, dan Belanda menjadi empat kompetisi di Eropa yang terpaksa menghentikan sisa kompetisi musim 2019/20.

Liga Primer Inggris menjadi salah satu kompetisi besar Eropa yang masih memiliki niat untuk menyelesaikan sisa kompetisi musim 2019/20. Project Restart menjadi rencana yang masih terus dibahas oleh pihak pengelola liga dan segala pihak terkait. Hingga kini masih belum terdapat kesepakatan dari pihak pengelola liga dengan pesertanya, dengan adanya kekhawatiran baik dari manajer maupun pemain yang akan terlibat secara langsung ketika kompetisi kembali berlanjut.

Kekhawatiran dari pihak pemain berkaitan dengan risiko terpapar Covid-19 sampai waktu persiapan yang dibutuhkan untuk kembali ke kondisi yang ideal untuk bertanding. Risiko terpapar Covid-19 membuat beberapa pemain menyatakan kekhawatirannya secara publik, dengan potensi untuk menolak instruksi untuk kembali berlatih ketika kembali mendapatkan izin. Kini terdapat komentar yang menyatakan bahwa pemain tidak pantas menerima gajinya apabila menolak untuk kembali berlatih.

“Saya rasa pemain-pemain yang melakukannya pantas tetap menerima gaji. Kami juga tidak yakin dengan situasi kontrak dari berbagai pemain saat ini. Orang-orang secara umum memiliki pandangan menolak pemain mendapatkan dua kali tes dalam satu pekan, tetapi mereka juga akan tetap menerima tawaran gaji 60 ribu pound per pekan. Keadaan ini membuat saya merasa sangat kesal,” ujar seorang pejabat klub dalam wawancara kepada Sky Sports.

Pihak pengelola liga akan kembali mengadakan pertemuan pada Senin (18/5) dengan seluruh klub peserta, dengan harapan bahwa terdapat kesepakatan yang dapat dicapai yang akan memungkinkan kembalinya para pemain untuk menjalani sesi latihan individual yang kemudian akan ditingkatkan ke sesi latihan penuh secara bertahap.