15 Pemain Muda Terbaik 2021
Oleh Arief Hadi Purwono
Setiap tahunnya selalu ada pemain-pemain muda yang menjadi bagian regenerasi sepak bola di dunia, terutamanya di Eropa dengan sepak bola yang sudah sangat maju di sana. Selalu ada talenta-talenta yang naik ke permukaan.
Pun demikian pada 2021. Kendati pandemi virus corona telah diantisipasi dengan protokol Kesehatan serta cara hidup ‘new normal’, penyebaran itu masih ada dengan ditemukannya varian baru bernama Omicron.
Meski begitu hal tersebut tak mencegah kemunculan bintang-bintang muda yang dapat menjadi pemain terbaik dunia di masa depan, menggantikan nama-nama top yang saat ini tak lagi muda. 90min pun telah menyiapkan sejumlah nama tersebut. Siapa saja?
1. Jude Bellingham
Semenjak meninggalkan Birmingham City pada 2020 dan coba mengikuti jejak Jadon Sancho yang merantau ke Jerman, Jude Bellingham semakin berkembang dengan Borussia Dortmund dan salah satu pemain berprospek cerah di Eropa.
Bellingham (18 tahun) berposisi sebagai gelandang tengah dengan kelebihan mendribel bola, visi bermain, operan bola, serta dominan di lini tengah. Dia sempat masuk kategori Golden Boy 2021 dan bersaing dengan Pedri dan Jamal Musiala.
2. Karim Adeyemi
RB Salzburg tidak pernah berhenti mengorbitkan pemain-pemain muda berbakat. Setelah Naby Keita, Sadio Mane, dan Erling Haaland, kini ada penyerang berusia 19 tahun Karim Adeyemi yang dibidik banyak klub Eropa termasuk Liverpool.
Musim ini saja sampai akhir 2021 Adeyemi sudah melesakkan 18 gol dari 28 pertandingan di seluruh kompetisi. Adeyemi yang dipanggil ke timnas Jerman memiliki kombinasi kecepatan hingga penyelesaian akhir yang berbahaya. Adeyemi juga telah memenangi dua titel Austrian Bundesliga
3. Pedri
Pemenang Golden Boy hingga Kopa Trophy dalam penghargaan Pemain Muda Terbaik. Itu belum ditambah fakta jam bermainnya yang mencapai 75 laga dengan 5273 menit bermain, 57 kali jadi starter, dengan akumulasi laga dengan Barcelona, timnas Spanyol di Piala Eropa, dan Olimpiade.
Baru berumur 19 tahun, Pedri punya kontrol bola bagus di lini tengah dan memunculkan perbandingan dengan legenda Barca, Andres Iniesta. Masa depan cerah dimiliki Pedri.
4. Dusan Vlahovic
33 gol ditorehkan penyerang berusia 21 tahun, Dusan Vlahovic bersama Fiorentina. Di kala publik lebih menyorot Kylian Mbappe dan Erling Haaland, Vlahovic bergerak di balik bayang-bayang dengan performa hebatnya di Serie A.
Vlahovic punya penyelesaian akhir bagus dengan pergerakan tanpa bola yang juga bagus. 33 gol yang dicetaknya sepanjang 2021 menyamai rekor Cristiano Ronaldo, dalam kategori gol terbanyak Serie A dalam satu tahun kalender sejak 1960.
5. Jamal Musiala
Bayern Munchen masih jadi salah satu tim yang mengerikan di Eropa dan favorit juara di semua ajang. Kendati mengandalkan pemain-pemain berpengalaman, Bayern juga memiliki pemain muda berbakat dalam diri Jamal Musiala.
Baru berusia 18 tahun, Musiala telah memenangi satu titel Bundesliga, dua Piala Super Jerman, satu Piala Super Eropa, dan satu Piala Dunia Antarklub. Musiala dapat bermain sebagai gelandang serang serta gelandang bertahan. Kekuatannya ada pada teknik bermain, visi, serta penyelesaian akhir.
6. Bukayo Saka
‘Meriam’ muda milik Arsenal ini bisa jadi memimpin generasi baru klub untuk masa depan Bersama Emile Smith Rowe, Takehiro Tomiyasu, dan Aaron Ramsdale. Bukayo Saka (20 tahun) penampil terbaik Arsenal sepanjang 2021 hingga ia masuk skuad timnas Inggris di Piala Eropa 2020.
Berposisi sebagai penyerang sayap, Saka punya kecepatan kala berakselerasi dan punya penyelesaian akhir yang bagus.
7. Mason Mount
Berkembang di bawah arahan Frank Lampard dan semakin baik di Chelsea era Thomas Tuchel. Mason Mount (22 tahun) berandil besar membawa Chelsea juara Liga Champions dan Piala Super Eropa, menjadi pemain kunci di antara ketatnya persaingan di lini serang.
Berperan sebagai gelandang serang, Mount punya kemampuan menghubungkan permainan antar lini, melakukan penetrasi dan juga kelebihan mencetak gol. Dikulik dari WhoScored, Mount sangat kuat pada aspek memberi operan kunci dan mengambil tendangan bebas selain melepaskan tendangan jarak jauh.
8. Jonathan David
Keberhasilan Lille menjuarai Ligue 1 2020-2021 tak lepas dari peran Christophe Galtier sebagai pelatih, tapi Jonathan David juga menjadi aktor ketajaman skuad. Pemain berusia 21 tahun dibidik banyak klub Eropa karena ketajamannya mencetak gol dan di musim ini, David sudah melesakkan 16 gol dari 27 laga di seluruh kompetisi sampai 2021 berakhir.
9. Reece James
Kemunculan Reece James sempat memicu perdebatan bek kanan terbaik Inggris Bersama pesaingnya, Trent Alexander-Arnold. James (22 tahun) punya kelebihan bermain yang tak dimiliki Alexander-Arnold: insting mencetak gol, enerji bermain, tubuh yang lebih atletis, dan kemampuan defensif yang bagus. James sudah mengoleksi satu trofi Liga Champions dan Piala Super Eropa.
10. Aurelien Tchouameni
AS Monaco membelinya dari Girondins Bordeaux pada 2020 dan namanya kini jadi komoditas panas di Eropa. Aurelien Tchouameni (21 tahun) sudah dikaitkan dengan sejumlah klub di sepanjang 2021. Kelebihannya, menurut Whoscored, ada pada kemampuan duel bola udara, tekel, dan interceptions. Tchouameni juga punya tujuh caps dengan timnas Prancis.
11. Phil Foden
Keputusan Phil Foden bertahan di Manchester City di kala Jadon Sancho hengkang sudahlah tepat, apalagi Foden berlatih langsung di bawah arahan Pep Guardiola. Foden (21 tahun) telah memenangi tiga titel Premier League dan satu Piala FA, bahkan di tahun ini ia terpilih sebagai Pemain Muda Terbaik PFA, Pemain Muda Terbaik Liga Inggris, dan masuk ke dalam Skuad Terbaik Liga Champions.
Foden dapat bermain di semua posisi di lini depan dari penyerang sayap kiri, kanan, tengah, dan bahkan gelandang serang. Simpelnya, Foden pemain serba bisa terbaik yang dimiliki Guardiola.
12. Ryan Gravenberch
Ajax Amsterdam memang memiliki akademi sepak bola terbaik dunia. Talenta dari sana tidak pernah habis setelah Matthijs de Ligt, Donny van de Beek, dan Frenkie de Jong. Satu nama lainnya dari akademi itu adalah gelandang berusia 19 tahun, Ryan Gravenberch.
Dia berkembang di bawah arahan Erik ten Hag dan punya 10 caps serta satu gol dengan timnas Belanda. Gravenberch bisa menjadi gelandang sentral dan juga bertahan, dengan kelebihan mengoper bola serta duel bola udara dan konsentrasi tinggi.
13. Alessandro Bastoni
Semenjak dibeli dari Atalanta pada 2017, Alessandro Bastoni perlahan mematenkan tempatnya di pertahanan Inter Milan dan meneruskan tradisi Italia sebagai penelur bek-bek berbakat. Bastoni (22 tahun) sudah memenangi Scudetto dengan Inter dan jadi bagian penting pertahanan bersama Milan Skriniar dan Stefan de Vrij. Bastoni juga memenangi Piala Eropa dengan timnas Italia.
14. Eduardo Camavinga
Real Madrid merekrutnya di musim panas dari Stade Rennes: bukti pengakuan dari klub yang sudah memenangi 13 titel Liga Champions. Eduardo Camavinga (19 tahun) sudah punya satu gol dan tiga caps dengan timnas Prancis. Camavinga tidak hanya piawai dalam melapis pertahanan tapi juga kemampuan melakukan penetrasi.
15. Florian Wirtz
Gelandang serang dengan kemampuan bermain melebar di kiri sebagai penyerang sayap, dinamis dalam pergerakannya dan punya mindset permainan ofensif. Baru berusia 18 tahun, Florian Wirtz yang saat ini bermain di Bayer Leverkusen diminati banyak klub Eropa dan salah satunya adalah Chelsea.