5 Poin Penting dari Kemenangan 2-0 Inter Milan Atas Juventus
Oleh Nanda Febriana
Inter Milan berhasil memetik kemenangan 2-0 atas tamunya Juventus dalam lanjutan pekan ke-18 Serie A 2020/21 Senin (18/1) dini hari WIB. Tiga poin di Giuseppe Meazza membuat perolehan poin Inter dengan pemuncak klasemen AC Milan kini sama-sama ada di angka 40, meski Rossoneri baru akan memainkan laga ke-18 mereka pada Selasa (19/1) dini hari nanti.
Inter Milan pun kian diyakini bakal jadi penantang serius AC Milan dalam perebutan gelar juara Serie A musim ini dengan kemenangan mereka atas juara bertahan Juventus.
Lalu, apa saja poin penting dari kemenangan Inter atas Juventus dini hari tadi? Berikut adalah ulasan singkat kami:
1. Performa Gemilang Dua Pencetak Gol Inter
Nicolo Barella dan Arturo Vidal berhasil membobol gawang Juventus yang dikawal Wojciech Szczesny dalam laga kali ini. Namun kontribusi mereka tak sebatas pada merobek jala tim tamu, keduanya tampil mendominasi di lini tengah dan membuat Juventus kesulitan mengembangkan permainan mereka.
Vidal terutama layak diberi acungan jempol mengingat dirinya nyaris selalu mengecewakan sejak datang dari Barcelona. Dalam laga di Giuseppe Meazza, Vidal membukukan 9 ball recoveries, yang menunjukkan kegigihannya untuk bertarung di lapangan.
Sementara Barella juga mencetak satu assist dalam laga ini untuk gol pertama timnya yang dicetak Vidal. Dia juga tangguh dalam menghadapi kunci permainan Juve di lini tengah, Adrien Rabiot.
2. Absennya De Ligt Memengaruhi Lini Belakang Juventus
Mathijs de Ligt sempat dibilang sebagai pembelian gagal Juventus saat awal kariernya di Turin tidak berjalan mulus. Absennya Chiellini pada awal musim 2019/20, membuat De Ligt mau tak mau harus mengemban tanggung jawab besar.
Perlahan pemain asal Belanda itu menunjukkan dirinya sebagai komponen penting di jantung pertahanan Juventus. Absennya De Ligt dalam laga kontra Inter jelas membuat penyerang-penyerang asuhan Antonio Conte lebih leluasa menebar ancaman di kotak penalti tim tamu.
Keputusan Andrea Pirlo untuk menurunkan Leonardo Bonucci menggantikan posisi De Ligt ketimbang Merih Demiral pun juga menuai kritik mengingat performa Bonucci sudah jauh menurun.
3. Bek Muda Inter Milan Tampil Menawan
Ada alasan mengapa Alvaro Morata dan Cristiano Ronaldo tampak tumpul di lini depan Juve dalam laga dini hari tadi. Adalah performa disiplin dan lugas dari Alessandro Bastoni yang membuat para penyerang Juve kesulitan mencuri ruang di lini belakang tim tuan rumah.
Bastoni yang baru berusia 18 tahun layak dipuji karena mampu tampil gemilang di laga besar yang melibatkan dua tim dengan sejarah rivalitas yang panjang. Dia tampil nyaris tanpa kesalahan dalam mengawal pertahanan Inter.
Selain itu, Bastoni juga mencetak assist menawan untuk gol kedua Inter yang dicetak Barella.
4. Juventus Sudah Keluar dari Jalur Juara?
Juventus ini berselisih tujuh poin dengan Inter dan AC Milan (40 poin), dua penghuni teratas klasemen sementara Serie A 2020/21. Sementara Inter sudah memainkan 18 laga, AC Milan dan Juventus baru memainkan 17 laga dengan Rossoneri akan menjalani pertandingan ke-18 pada dini hari nanti.
Tertinggal tujuh poin pada saat kompetisi belum genap memainkan separuh musim tentu tak bisa menjadi tolak ukur penilaian apakah Juventus masih berada dalam jalur perebutan juara.
Namun performa inkonsisten Juve sudah terjadi sejak awal musim. Menunjuk pelatih tanpa pengalaman seperti Andrea Pirlo jelas merupakan sebuah perjudian besar yang harus dibayar mahal La Vecchia Signora jika mereka gagal juara dan bahkan terlempar dari posisi empat besar. Selain itu hanya sedikit di antara pasukan Pirlo yang menunjukkan kegigihan secara konsisten. Di luar nama Cristiano Ronaldo, Juan Cuadrado, De Ligt, dan Giorgio Chiellini, pemain Juventus lainnya cenderung naik turun performanya.
Maka akan sangat sulit bagi Juventus untuk mengejar dua tim Milan yang sedang bagus-bagusnya, terutama Milan yang sudah luar biasa dalam setahun terakhir. Kecuali ada sebuah perubahan besar dalam performa di semua posisi terjadi, Juve sulit bersaing musim ini.
5. Bagaimana dengan Inter Milan?
Terdepak dari ajang Liga Champions dan bahkan tak berhak mengikuti Liga Europa karena finis sebagai tim paling buncit di grup mereka sepertinya bisa mendatangkan hikmah tersendiri bagi pasukan Antonio Conte.
Dengan begitu mereka bisa fokus total untuk bersaing dengan Milan di jalur juara hingga akhir musim, sementara Zlatan Ibrahimovic dkk masih harus berbagi fokus di kompetisi Eropa.
Selain itu performa Romelu Lukaku dkk cenderung stabil sejak keluar dari Liga Champions, menandakan bahwa mereka kian termotivasi untuk memburu Scudetto yang terakhir kali mereka dapatkan pada musim 2010/11.