Preview AC Milan Musim 2020/21: Menjaga Performa Konsisten Il Rossoneri

AC Milan
AC Milan / Marco Luzzani/Getty Images
facebooktwitterreddit

Stefano Pioli selamat dari lubang jarum dengan derasnya ancaman pemecatan musim lalu sebagai pelatih AC Milan. Kala itu terjadi nama Ralf Rangnick masuk radar Il Rossoneri sebagai pengganti Pioli yang juga baru melatih Milan menggantikan Marco Giampaolo.

Selamatnya Pioli dari pemecatan terjadi karena performa fantastis Alessio Romagnoli dkk pasca memainkan kembali kompetisi yang sempat tertunda karena pandemi virus corona.

Konsistensi Milan akan kembali diuji musim ini. Berikut preview Milan untuk musim 2020/21


6. Pentingnya Sosok Zlatan Ibrahimovic

Zlatan Ibrahimovic
Zlatan Ibrahimovic / Marco Luzzani/Getty Images

Striker asal Swedia teken kontrak baru selama setahun (2021) dengan AC Milan. Zlatan Ibrahimovic sudah berusia 38 tahun dan ia tak bisa terus-terusan dimainkan Pioli di setiap laga selama 90 menit. Meski begitu sosok Ibra sangatlah penting.

Mentalitas, kualitas, pengalaman, dan karakternya yang kuat dibutuhkan Milan di dalam lapangan laga dan juga di ruang ganti pemain. Bersamanya Milan diharapkan dapat kembali memenangi titel sejak terakhir meraihnya pada 2016 (Piala Super Italia).


5. Pemain Kunci: Hakan Calhanoglu

Hakan Calhanoglu
Hakan Calhanoglu / MB Media/Getty Images

Musim lalu Theo Hernandez menjadi pemain kunci Milan plus rekrutan terbaik dengan kontribusi gol dan kemampuannya bertahan. Gol-gol yang diciptakannya hebat mengingat posisinya bek kiri (mencetak gol bukan tugas Hernandez).

Akan tapi pemain kunci Milan bukan Hernandez melainkan gelandang serang asal Turki Hakan Calhanoglu. Di kala performa Lucas Paqueta menurun maka kualitas Calhanoglu kala mengatur serangan dibutuhkan tim, terlebih eks pemain Bayer Leverkusen juga dapat mencetak gol dan menjadi eksekutor bola mati.


4. Ekspektasi

Stefano Pioli
Stefano Pioli / Jonathan Moscrop/Getty Images

Klub sekaliber Milan seyogyanya dituntut untuk terus meraih trofi tiap musimnya. Permasalahannya Milan saat ini bukanlah Milan di masa lalu ketika dihuni barisan legenda dan menjadi kekuatan yang disegani di Italia serta Eropa.

Menilik skuad terkini target realistis Milan di Serie A adalah masuk zona Liga Champions alias empat besar. Sementara di Coppa Italia dan Liga Europa Milan bisa coba mengejar titel juara, sebab di Seri A Juventus masih jadi kekuatan utama yang jadi kandidat kuat juara.


3. Kelemahan

AC Milan
AC Milan / Francesco Pecoraro/Getty Images

Kurangnya kedalaman skuad dan tidak memiliki kekuatan merata di tiap area bisa menyulitkan Milan di musim ini. Inkonsistensi bermain bisa terjadi lagi, apalagi mereka akan bermain di tiga kompetisi berbeda musim ini.

Milan setidaknya butuh satu bintang untuk mengangkat performa tim selain Ibrahimovic yang sudah mendekati usia 40 tahun. Selain itu salah satu kekurangan Milan ada pada posisi lini tengah yang terlalu bergantung kreativitas bermain Calhanoglu.

2. Formasi Tim

Stefano Pioli dengan skuad AC Milan
Stefano Pioli dengan skuad AC Milan / Alessandro Sabattini/Getty Images

Pioli musim lalu menerapkan taktik modern 4-2-3-1 dengan menempatkan satu penyerang tunggal yang disokong pergerakan pemain sayap serta gelandang serang. Selain itu Pioli juga seringkali memainkan taktik dengan menurunkan dua penyerang: Rafael Leao dan Ante Rebic.

Dengan taktik 4-2-3-1 Milan lebih memiliki keamanan di lini tengah karena punya gelandang jangkar (pivot) atau bertahan yang bagus. Franck Kessie bisa bertandem dengan Ismael Bennacer atau Rade Krunic di lini tengah.


1. Kiprah Pemain yang Dinanti

Brahim Diaz
Brahim Diaz / Soccrates Images/Getty Images

Pergerakan Milan di bursa transfer musim panas ini tidak terlalu 'ganas'. Akan tapi perlahan namun pasti pemain-pemain datang dari Brahim Diaz yang dipinjam dari Real Madrid hingga Sandro Tonali yang berpotensi direkrut dari Brescia.

Selain itu Milan juga masih bernegosiasi untuk merekrut Tiemoue Bakayoko dari Chelsea. Di antara mereka penampilan Brahim Diaz dan Tonali akan dinanti karena mereka, jika tampil dalam kondisi terbaik dapat jadi pembeda untuk tim.

Brahim punya kualitas teknik untuk memancing lawan dan membuka celah untuk dieksploitasi rekan tim, sementara Tonali dapat jadi pengatur ritme bermain di lini tengah.