Qatar 2-0 Indonesia: 5 Poin Penting dari Laga Pembuka Piala Asia U23 2024
- Indonesia menjalani laga perdananya di Piala Asia U23, Senin (14/4) kemarin melawan Qatar
- Indonesia harus menelan kekalahan 0-2
- Wasit menjadi sorotan saat sering membuat keputusan kontroversial kepada Indonesia
Oleh Kemas Trimukti
Timnas Indonesia U-23, baru saja menyelesaikan laga perdananya di Piala Asia U23 2024 melawan tuan rumah, Qatar pada Senin (15/4) kemarin. Laga harus berakhir kekalahan untuk skuad Garuda dengan skor 0-2. Drama terjadi di laga ini, ketika Ivar Jenner dan Ramadhan Sananta harus dapatkan kartu merah.
Berikut 90MiN Indonesia rangkum lima poin penting dari pertandngan Qatar vs Indonesia.
5. Kinerja Wasit yang Buruk
Wasit asal Tajikistan, Nasrullo Kabirov sepertinya akan menjadi musuh bagi publik Indonesia dalam waktu yang lama. Karena dia memimpin laga Qatar vs Indonesia dengan buruk.
Dia kerap kali membuat keputusan yang merugikan skuad Garuda. Pertama, Kabirov memberikan penalti kepada tuan rumah usai menilai melanggar Mahdi Salem.
Kedua, Ivar Jenner diberi kartu merah yang otomatis tak bisa melanjutkan permainan di awal babak kedua. Keputusannya, amat kontroversial lantaran tidak ada kontak antara Jenner dengan pemain Qatar.
Lalu, Kabirov juga seolah sering memberikan keuntungan kepada tim tuan rumah yang jarang memberikan kartu saat menjegal para pemain Indonesia.
4. Kerugian Besar Kehilangan Ramadhan Sananta
Indonesia yang membutuhkan kemenangan di dua laga melawan Australia dan Yordania, tentu saja perlu menunjukkan sisi ketajamannya secara maksimal untuk mewujudkan dalam meraup tiga poin.
Namun, Shin Tae-yong memiliki kabar buruk dengan harus kehilangan salah satu penyerang tajamnya, Ramadhan Sananta akibat menerima kartu merah vs Qatar.
Sananta sejatinya diberi ekspektasi untuk bisa menjadi senjata rahasia bagi sektor penyerangan. Sayangnya, Sananta harus absen pada dua laga selanjutnya. Itu, tentu saja menjadi kerugian besar bagi skuad Garuda.
3. Sisi Positif dari Indonesia
Indonesia memang harus kalah 0-2 dari Qatar. Tetapi, bukan berarti tak ada sisi positif yang bisa dilihat pada laga tersebut. Ya, kekalahan ini nampak sulit diterima akibat kinerja buruk dari wasit.
Walau demikian, masih ada hal positif yang ditunjukkan Indonesia dari segi permainan di bawah arahan Shin Tae-yong. Di laga itu, meski kekurangan amunisi pemain akibat Ivar Jenner diusir wasit pada awal babak kedua, skuad Garuda justru bisa mengendurkan permainan tim tuan rumah.
Qatar justru terlihat frustrasi untuk mencoba menambahkan pundi-pundi golnya. Bahkan, dua gol mereka hanya datang dari bola mati. Jadi, itu menunjukkan bahwa Indonesia memang bisa memberikan perlawanan sengit.
2. Evaluasi untuk Sektor Penyerangan Indonesia
Rintangan dan ujian berat menghampiri Indonesia U23 untuk lolos ke fase gugur, karena harus bisa memaksimalkan laga kontra Australia dan Yordania dengan kemenangan.
Guna mewujudkan itu, Shin Tae-yong tentu saja perlu melakukan evaluasi pada sektor penyerangan. Permainan skuad Garuda, sejatinya sudah tunjukkan hal positif dari membangun serangan dan baik dalam meningkatkan tempo permainan.
Hanya saja, Indonesia masih perlu memperbaiki penyelesaian akhir. Para pemain nampak masih tergesa-gesa dalam mengambil keputusan untuk mencetak gol, sehingga masih kesulitan dalam mengonversikan peluang jadi gol.
1. Pertahankan Shin Tae-yong Apapun Hasilnya Nanti
Kontrak Shin Tae-yong dengan Indonesia akan habis di akhir bulan Juni 2024, serta belum ada tanda-tanda dari ketum PSSI (Erick Thohir) untuk membicarakan kontrak baru.
Karena, ada kabar jika PSSI ingin melakukan evaluasi terkait kinerjanya di Piala Asia U23 2024. STY, bahkan memiliki target untuk membawa Garuda ke semifinal guna membuka kans lolos ke Olimpiade 2024.
Bukannya mau terlihat pesimistis, tetapi hambatan untuk merealisasikan itu terdengar mulai menemukan kesulitan usai menelan kekalahan vs Qatar. Harapan lolos, tentu saja masih ada apabila bisa raih hasil positif kontra Australia dan Yordania.
Akan tetapi, apabila nantinya Indonesia gagal melangkah ke semifinal Piala Asia U23, PSSI harus tetap memiliki rasa kepercayaan kepada STY untuk meneruskan kinerjanya di skuad senior, setelah perkembangan pesat yang ditunjukkannya.
Maka ini juga tak adil, apabila dia tak dapatkan perpanjangan kontrak baru hanya karena tidak dapat hasil maksimal di turnamen tingkat U23.