Ranking Pemenang Ballon D'Or dalam 25 Tahun Terakhir
Oleh Nanda Febriana
Setelah absen memberikan penghargaan Ballon d'Or tahun lalu, media France Football kembali menggelar acara tersebut untuk edisi 2021. Pandemi COVID-19 yang merajalela sejak awal tahun 2020 membuat jadwal kompetisi dan turnamen sepak bola di seluruh dunia menjadi berantakan.
Penyesuaian jadwal dan kondisi pun terpaksa dilakukan otoritas sepak bola, baik level nasional, regional, hingga FIFA. Akibatnya, majalah asal Prancis itu tak punya pilihan selain membatalkannya.
Setelah pandemi mulai mereda jelang akhir tahun ini, France Football pun mengumumkan 30 kandidat penerima penghargaan individu bergengsi tersebut pada 9 Oktober lalu.
Nama Lionel Messi terpilih menjadi pemenang Ballon d'Or edisi 2021 mengalahkan sejumlah bintang lainnya seperti Jorginho (Chelsea), N'Golo Kante, dan Robert Lewandowski (Bayern Munchen).
Kami pun merilis urutan penampilan terbaik dari para pemenang Ballon d'Or dalam 25 tahun terakhir, tentunya nama-nama seperti Messi dan Cristiano Ronaldo menempati lebih dari satu posisi dalam daftar ini.
26. Matthias Sammer
Tak sedikit yang terkejut ketika nama bintang tim nasional Jerman dan Borussia Dortmund Matthias Sammer diumumkan sebagai peraih trofi Ballon d'Or edisi 1996 ketimbang bintang Brasil, Ronaldo. Namun, kebintangan Sammer membawa negaranya menjuarai Piala Eropa tahun itu juga tak bisa diabaikan begitu saja.
25. George Weah 1995
Hingga hari ini George Weah masih merupakan simbol terbesar sepak bola Afrika setelah dirinya berhasil meraih dua trofi individu tertinggi sepak bola pada tahun 1995, Ballon d'Or dan FIFA Best Player. Selain dua penghargaan tersebut, Weah juga tiga kali didaulat sebagai Pemain Terbaik Afrika.
24. Pavel Nedved (2003)
Salah satu nama yang secara mengejutkan tampil sebagai pemenang penghargaan ini. Eks gelandang Juventus Pavel Nedved bahkan secara terbuka mengakui bahwa dirinya tak cukup layak menerima Balon d'Or di tengah kandidat-kandidat lain yang menurutnya tampil lebih baik ketimbang dirinya.
23. Andriy Shevchenko (2004)
Para pemenang Ballon d'Or dahulunya tak perlu memiliki banyak 'syarat' untuk bisa menjadi peraih trofi tersebut. Andriy Shevchenko adalah salah satu buktinya, di mana kegemilangannya bersama Milan di level klub dengan mencetak 24 gol Serie A sudah cukup untuk membawa namanya sebagai pemenang, tanpa prestasi mentereng di level Eropa baik di level klub dan tim nasional.
22. Michael Owen (2001)
Keberhasilan Liverpool meraih trofi Piala FA, UEFA Cup, dan Piala Liga Inggris pada musim 2000/01 membuat para pecinta sepak bola memperdebatkan apa arti treble winner sesungguhnya.
Namun kebintangan Michael Owen juga menjadi daya tarik tersendiri, terutama megingat namanya terus berkibar sejak Piala Dunia 1998.
21. Fabio Cannavaro (2006)
Juventus berhasil menjuarai Serie A 2005/06 namun gelar itu dicopot beberapa bulan setelah musim panas 2006 karena klub Turin tersebut tersandung skandal Calciopoli.
Akan tetapi salah satu bintang Juventus, Fabio Cannavaro, seakan sukses melunturkan aib sepak bola Italia ketika dirinya berhasil memimpin tim nasional negaraya meraih trofi tertinggi sepak bola, Piala Dunia 2006. Keberhasilan Italia menjuarai Piala Dunia 2006 sudah cukup untuk mengantar Cannavaro menjadi peraih Ballon d'Or pada tahun tersebut.
20. Ronaldo (2002)
Ronaldo hanya menjalani 10 laga di level klub bersama Real Madrid pada musim 2001/02 karena cedera parah yang dideritanya. Saat memasuki turnamen Piala Dunia 2002 tak sedikit yang sangsi Ronaldo bakal bersinar.
Ronaldo berhasil membalikkan anggapan tersebut dan tampil luar biasa untuk mengantar negaranya menjuarai Piala Dunia 2002, setelah mencetak delapan gol, termasuk dua gol ke gawang Jerman di partai puncak.
19. Rivaldo (1999)
Terpilihnya Rivaldo sebagai pemenang edisi 1999 tak mengundang banyak kritik meski kandidat kuat lainnya, David Beckham, berhasil mengantar Manchester United meraih treble winners sesungguhnya.
Kualitas permainan Rivaldo di atas lapangan bersama Barcelona dan timnas Brasil rupanya sudah cukup mengantar dirinya meraih Ballon d'Or dan juga Pemain Terbaik FIFA di tahun tersebut.
18. Luka Modrić (2018)
Prancis boleh saja menjuarai Piala Dunia 2018, namun penghargaan Ballon d'Or tidak jatuh ke tangan para pemain Negeri Ayam Jantan, melainkan ke pangkuan Luka Modric, yang harus merasakan pil pahit saat negaranya Kroasia dikalahkan Prancis di final.
Namun prestasi Modric di level klub tak perlu diragukan lagi dengan membawa Real Madrid menjuarai Liga Champions sebagai salah satu pemain dengan kontribusi terbaik saat itu.
17. Kaká (2007)
Ricardo Kaka meraih trofi Ballon d'Or untuk mengukuhkan statusnya sebagai playmaker terbaik dunia saat itu. Kontribusinya dinilai cukup besar untuk membawa Milan mengangkat Big Ear pada tahun 2007, membalaskan kekalahan atas Liverpool di partai final dua tahun sebelumnya. Kaka juga melengkapi trofi Milan dengan mengantar klub Serie A tersebut meraih Piala Super Eropa 2007.
16. Zinedine Zidane (1998)
Zinedine Zidane menjadi pemain kesekian yang berhasil menggondol trofi Ballon d'Or berkat kesuksesan negaranya di turnamen internasional. Memang, peran Zizou sangat penting dalam keluarnya Prancis sebagai juara Piala Dunia 1998, termasuk ketika dirinya melesakkan dua dari tiga gol yang dicetak anak asuh Aime Jacquet ke gawang Brasil di partai final.
15. Lionel Messi (2010)
Ini adalah suatu era ketika penghargaan Ballon d'Or dan FIFA Best Player dilebur menjadi satu. Lionel Messi sebagai peraih penghargaan tersebut tak memiliki kesuksesan yang cukup mentereng di level klub dan tim nasional. Akan tetapi, keberhasilannya meraih penghargaan ini murni karena sulit untuk mencari tandingan permainan yang dipertontonkan La Pulga ke mata dunia saat itu.
14. Ronaldinho (2005)
Ini merupakan kali pertama Ronaldinho meraih Ballon d'Or setelah setahun sebelumnya gagal meraih penghargaan serupa. Performanya yang gemilang bersama Barca membuat dirinya layak diganjar penghargaan individu bergengsi seperti Ballon d'Or.
13. Luís Figo (2000)
Keberhasilan Real Madrid meraih Liga Champions disertai performa kolektif yang impresif dari setiap penggawa bintangnya membuat pemilihan pemenang Ballon d'Or kala itu agak sulit ditebak. Akan tetapi bukan berarti terpilihnya Luis Figo menjadi kejutan besar. Bintang Portugal yang kharismatik itu memang layak didaulat sebagai pemenang berkat bakat alaminya serta kecerdasan taktik yang ditunjukkannya.
12. Lionel Messi (2009)
Ini adalah trofi Ballon d'Or pertama Lionel Messi dari total enam trofi yang diraihnya hingga 2019. Kontribusi Meesi memang sangat luar biasa dalam keberhasilan Barcelona menyapu gelar domestik di Spanyol, Liga Champions, dan Super Eropa dan mungkin tak banyak yang menyangka bahwa La Pulga masih akan membawa lima trofi lainnya pada edisi-edisi berikutnya.
11. Lionel Messi (2019)
Barcelona sudah tak segemilang sebelum-sebelumnya, namun Messi tetap berkilau memikat jutaan pasang mata. Karena itulah, sulit untuk mencari pemain yang permainannya bisa disandingkan dengan pria Argentina tersebut bahkan ketika Messi sendiri tidak di puncak permainan terbaiknya.
10. Ronaldo (1997)
Setelah secara mengejutkan tidak terpilih pada edisi setahun sebelumnya, trofi Ballon d'Or pada tahun 1997 terasa kian manis dengan keberhasilan sang mega bintang mempersembahkan trofi untuk Barcelona. Ronaldo mencetak 47 gol dalam 49 laga saat Barcelona mengangkat Piala Winners dan Copa del Rey.
9. Cristiano Ronaldo (2008)
Ini bukan hanya awal bagi Cristiano Ronaldo tapi juga Messi, untuk mendominasi penghargaan Ballon d'Or selama satu dekade berikutnya. CR7 mengawali raihan penghargaan individunya ini setelah mengantar Manchester United meraih gelar Liga Inggris dan Liga Champions.
8. Lionel Messi (2011)
Sapu bersih Barcelona kembali terjadi pada musim 2010/11 meski satu gelar Copa del Rey lepas dari genggaman pada saat itu. Lionel Messi kembali menjadi aktor utama di balik kegagahan Barca dengan menceploskan 50 gol dan 24 assist, maka tak mengherankan dia menggondol Ballon d'Or untuk kali ketiga secara beruntun.
7. Lionel Messi (2021)
Lionel Messi kembali meraih trofi Ballon d'Or di 2021 ini. Keberhasilannya membawa Timnas Argentina menjuarai Copa America serta mencetak 41 gol dan 17 assist di semua kompetisi membuatnya meraih trofi bergengsi dari France Football.
6. Cristiano Ronaldo (2013)
Ronaldo terusik melihat Messi terus mendulang trofi individu bergengsi dan tekadnya untuk menghentikan laju La Pulga pun berhasil tatkala pada 2013 dirinya mencetak 55 gol untuk Real Madrid dalam 55 pertandingan.
5. Cristiano Ronaldo (2016)
Cristiano Ronaldo membawa Real Madrid menjuarai Liga Champions dan juga membawa Portugal meraih Piala Eropa pada 2016, ketika di saat yang sama dia mencetak rata-rata satu gol per pertandingan. Tidak tersentuh.
4. Cristiano Ronaldo (2017)
Ronaldo kembali bertahta pada gelaran Ballon d'Or 2017, untuk kedua kalinya secara beruntun. Real meraih trofi La Liga dan Liga Champions, Piala Super Eropa, dan Piala Dunia Antarklub. Ronaldo tak terhentikan dan begitu menakutkan sebagai mesin gol ketika dia selalu mencetak gol dari babak perempat final hingga final dalam mengantar Real menuju tangga juara Liga Champions saat itu.
3. Cristiano Ronaldo (2014)
Saat Madrid mengakhiri penantian gelar ke-10 (La Decima)Liga Champions pada musim 2013/14, Ronaldo betul-betu tampil di luar ekspektasi dan terkesan tidak normal, dalam artian dia sangat luar biasa.
Bintang Portugal ini melesakkan 51 gol dalam 47 pertandingan yang dilaluinya, 17 di antaranya dicatatkan pada ajang Liga Champions.
2. Lionel Messi (2015)
Setelah trofi kebanggaannya dirampas CR7 selama dua musim beruntun, Messi kembali menunjukkan kepada dunia bahwa dirinya masih mampu bersaing di level teratas dan itu ditunjukkannya dengan berperan besar membawa Blaugrana meraih trofi Big Ear.
Kontribusinya adalah mencetak 58 gol dan 28 assist dalam 57 pertandingan. Luar biasa.
1. Lionel Messi (2012)
Mungkin hanya Barcelona dan timnas Argentina di dunia ini yang tidak bisa meraih satu pun trofi ketika memiliki penyerang yang dalam satu tahun kalender berhasil melesakkan total 91 gol untuk keduanya.
Barca hanya bisa meratapi nasib ketika Real Madrid dan Chelsea membuat angan-angan mereka meraih trofi di akhir musim 2011/12 pupus, tapi Messi tetap kelewat hebat untuk disingkirkan dari panggung Ballon d'Or.