Real Madrid dan Barcelona Masih Dapat Rebut Puncak La Liga dari Atletico Madrid - OPINI
Oleh Dananjaya WP
Perebutan gelar juara La Liga musim 2020/21 diikuti Atletico Madrid, Barcelona, dan Real Madrid. Atleti masih menempati posisi puncak (59 poin dari 25 laga), disusul Barca (56 poin dari 26 laga), dan Real Madrid (54 poin dari 26 laga).
Atleti sempat diunggulkan untuk menjadi juara musim ini setelah mendapat keunggulan signifikan atas Blaugrana dan Real. Rentetan hasil mengecewakan membuat skuad asuhan Diego Simeone kini harus memikirkan jarak antara pesaing mereka yang semakin tipis.
Setelah Atleti ditahan imbang Los Blancos dengan skor 1-1 di Wanda Metropolitano, apakah kini Barca dan Madrid dapat disebut kembali bersaing dengan Los Rojiblancos untuk mendapat titel La Liga 2020/21?
3. Efek Joan Laporta di Barcelona
Joan Laporta kembali ke Barcelona. Setelah menjadi unggulan dalam proses pemilihan, hasil akhir menyatakan Laporta terpilih menjadi Presiden di Camp Nou untuk kedua kalinya (setelah menjabat pada 2003 hingga 2010). Hasil yang diumumkan pada Senin (8/3) dini hari WIB meningkatkan suasana positif di Barca sebagai klub secara keseluruhan.
Jelang proses pemilihan, Blaugrana diiringi banyak masalah. Skuad asuhan Ronald Koeman berhasil meningkatkan performa mereka dalam rangkaian pertandingan penting yang mereka jalani.
Lionel Messi dan rekan-rekannya mendapat sepuluh kemenangan dari sebelas pertandingan La Liga yang mereka jalani sejak awal Januari. Barca juga berhasil lolos ke babak final Copa del Rey, kompetisi yang diincar Koeman untuk mendapat titel musim ini.
Tren positif yang dijalani Barca mungkin tidak dapat membuat mereka membalikkan keadaan dalam laga kontra PSG (leg kedua babak 16 besar Liga Champions). Tetapi ini dapat menjadi modal positif untuk merebut posisi puncak klasemen La Liga, dan kembali menjadi penguasa kompetisi domestik di Spanyol.
2. Jangan Lupakan Real Madrid dalam Perebutan Gelar Juara
Real Madrid menghadapi permasalahan besar sepanjang musim 2020/21. Skuad asuhan Zinedine Zidane sangat jarang dapat menggunakan opsi penuh mereka akibat cedera.
Inkonsistensi dalam performa pemain-pemain kunci juga memberi hambatan yang signifikan bagi Los Blancos.
Namun, pemain-pemain kunci yang ada di dalam skuad Madrid sudah sering menghadapi kondisi sulit.
Gol Karim Benzema dua menit jelang akhir pertandingan di Wanda Metropolitano menjadi bukti dari kekuatan Madrid untuk memberi kesulitan kepada lawan mereka.
Saat ini Madrid hanya tertinggal lima poin dari Atletico (walau sudah menjalani satu laga lebih). ‘Keberhasilan’ mendapat hasil imbang dalam El Derbi Madrileno kali ini berpotensi menjadi titik penentu bagi Zidane dan para pemainnya untuk membangkitkan tim dalam musim yang berjalan dengan penuh kesulitan.
1. Kembalinya Kieran Trippier
Atletico Madrid kehilangan Kieran Trippier akibat sanksi dari FA (Asosiasi Sepakbola Inggris) mulai dari pertengahan Januari hingga akhir Februari. Sepanjang periode tersebut, Jan Oblak dan rekan-rekannya mendapat enam kemenangan dan dua hasil imbang dari delapan pertandingan La Liga yang mereka jalani.
Atleti memang tidak terkalahakan di kompetisi domestik sepanjang periode tersebut. Namun dua hasil imbang kontra Celta Vigo dan Levante terjadi ketika Barcelona dan Real Madrid juga menjalani hasil positif.
Faktor itu yang menentukan panasnya persaingan di papan atas La Liga hingga kini.
Trippier sudah kembali dalam laga kontra Real Madrid yang berakhir dengan imbang. Kembalinya pemain asal Inggris itu membuka opsi bagi Diego Simeone untuk kembali memanfaatkan formasi 4-4-2 atau 3-5-2 bergantung dengan situasi dan lawan yang dihadapi.
Sebelum Trippier menjalani sanksi, Atleti mencatatkan sebelas kemenangan, dua seri, dan satu kekalahan (termasuk hanya kebobolan lima gol dalam sepuluh pertandingan).
Tanpa Trippier, Atleti menang dalam tujuh laga, mendapat dua seri, dan satu kali kalah, namun kebobolan sebelas gol dalam sepuluh laga (sebelum El Derbi Madrileno).