Starting XI Terburuk 2019/20 dari Lima Liga Top Eropa
Oleh Nanda Febriana
Sepanjang musim 2019/20 ada begitu banyak pemain top yang membela klub-klub besar gagal menunjukkan performa terbaik dan kontribusi maksimal. Digaji dengan tinggi atau dibeli dengan harga selangit rupanya tak bisa menjadi jaminan atau motivasi bagi mereka untuk tampil seperti yang diharapkan dan yang terlihat mereka malah seperti terbebani dengan hal itu.
Berikut kami sajikan Starting XI Terburuk 2019/20 di Lima Liga Top Eropa, yang diisi sejumlah nama top yang gagal memenuhi standar gaji dan nama besar tim dan ekspektasi para penikmat sepak bola.
1. Kepa Arrizabalaga (Kiper, Chelsea)
Berstatus sebagai kiper termahal dunia, para penggemar Chelsea tentu berharap lebih dari seorang Kepa Arrizabalaga daripada yang sudah ditunjukkannya musim ini.
The Blues kebobolan 54 gol di Liga Inggris sepanjang 2019/20 dan Kepa menjadi kiper utama di sebagian besr pertandingan timnya. Performanya yang rapuh membuat manajemen Chelsea berniat melepasnya.
Frank Lampard bahkan membangkucadangkannya di dua laga terakhir The Blues saat meldeni perlawanan Arsenal di final Piala FA dan Bayern Munchen pada leg kedua 16 besar Liga Champions.
2. Hector Bellerin (Bek Kanan, Arsenal)
Hector Bellerin pernah dianggap sebagai salah satu full back terbaik di Liga Inggris, namun performanya terus menurun dalam beberapa musim terakhir.
Dia bahkan hanya memainkan 13 pertandingan di Liga Inggris 2019/20, sebuah catatan yang cukup disayangkan untuk seorang pemain yang memasuki usia keemasan seorang pesepak bola (25 tahun).
3. David Luiz (Bek Tengah, Arsenal)
Selain Bellerin yang semakin memudar, ada David Luiz yang kerap dipercaya menjadi palang pintu utama Arsenal namun tampil sangat mengecewakan. Pemain asal Brasil ini tercatat menyebabkan timnya mendapatkan enam penalti dan tiga di antaranya terjadi dalam satu laga.
Meski berhasil mempersembahkan gelar Piala FA untuk The Gunners, performa Luiz tak bisa dibandingkan dengan pencapaian timnya tersebut.
4. Antonio Rudiger (Bek Tengah, Chelsea)
Mengawali musim di ruang perawatan karena cedera yang dialaminya pada akhir musim 2018/19, Antonio Rudiger tak membawa banyak perbaikan di lini pertahanan The Blues sejak kebali merumput.
Sebagai salah satu pemain yang cukup senior di antara deretan bek tengah Chelsea musim ini, Rudiger tidak memberikan performa maksimal dan menjadi salah satu alasan kuat mengapa Chelsea kebobolan 54 gol di Liga Inggris 2019/20.
5. Junior Firpo (Bek Kiri, Barcelona)
Nila total transfer pemain berusia 22 tahun ini dari Real Betis ke Barcelona pada musim panas 2019 lalu mencapai 30 juta euro, cukup mahal untuk pemain seusianya.
Sayangnya Firpo belum bisa memberikan performa terbaiknya dan bahkan tidak cukup bagus untuk bisa dijadikan pelapis seorang Jordi Alba. Barca mungkin masih harus menunggu waktu untuk sang pemain siap mengemban tanggung jawab penuh di Camp Nou.
6. Aaron Ramsey (Gelandang, Arsenal)
Aaron Ramsey didapatkan secara gratis oleh Juventus dari Arsenal dan diharapkan bisa menjadi pengendali lapangan tengah pasukan Maurizio Sarri. Akan tetapi pemain asal Wales ini gagal mengulang performa yang berhasil mengangkat namanya di London Utara.
Sarri bahkan tak menganggap Ramsey sebagai pilihan utama timnya di lini tengah. Namun pemecatan Sarri dan kedatangan Andrea Pirlo di kuris pelatih mungkin bisa mengubah sesuatu bagi Ramsey di musim depan.
7. Valentino Lazaro (Gelandang, Newcastle)
Antonio Conte dikenal sebagai sosok yang blak-blakan jika dikaitkan dengan siapa saja pemain yang menjadi favoritnya dan yag tidak. Valentino Lazaro masuk ke golongan terakhir dan hanya bertahan selama enam bulan di Giuseppe Meazza setelah Conte mendesak dewan klub Inter Milan untuk melepasnya.
Dia dipinjamkan ke Newcastle United pada Januari silam, dan total hanya memainkan 26 pertandingan di kedua klubnya sepanjang musim 2019/20.
8. Mesut Ozil (Gelandang, Arsenal)
Ada apa dengan Mesut Ozil? Kepindahannya ke Arsenal dari Real Madrid pada 2013 secara perlahan mengikis reputasinya sebagai salah satu playmaker terbaik dunia.
Ozil tak lagi menjadi inspirasi serangan Arsenal dan semakin menunjukkan bahwa dirinya sudah tak betah lagi di Emirates. Dengan performanya di musim 2019/20 seperti sulit bagi Ozil dan agennya untuk meyakinkan klub besar bersedia mengikatnya pada musim 2020/21.
9. Antoine Griezmann (Penyerang, Barcelona)
Tak cukup berbekal kualitas menawan untuk bisa tampil memikat di Barcelona dan siapa pun penyerang yang datang ke Camp Nou harus mampu bekerja sama dengan Lionel Messi.
Sementara Antoine Griezmann sudah membuktikan bahwa dirinya memenuhi syarat pertama mengingat kehebatannya bersama Atletico Madrid, syarat kedua gagal dipenuhinya dan membuatnya tak mampu tampil gemilang di lini depan Barca dan diisukan bakal dilepas pada musim panas ini.
Padahal, Barca bersedia menebus klausul Griezmann yang tergolong tidak murah untuk mendapatkannya, sekitar 100 juta euro, pada musim panas 2019 lalu.
10. Joao Felix (Penyerang, Atletico Madrid)
Atletico Madrid bersedia menebusnya dari Benfica dengan harga 126 juta euro, menjadikan Joao Felix sebagai pemain termahal keempat di dunia.
Dengan harga tersebut, Atleti tentu berharap Joao Felix mampu melesakkan jauh lebih banyak dari delapan gol yang sudah diciptakannya sepanjang musim 2019/20.
Namun masih ada waktu bagi pemain asal Portugal ini jika ingin memperbaiki catatannya di musim 2019/20 mengingat Los Rojiblancos masih berlaga di Liga Champions.
11. Hirving Lozano (Penyerang, Napoli)
Napoli membeli pemain asal Meksiko ini dengan harga 42 juta euro, membuatnya menjadi pembelian termahal klub Serie A tersebut sepanjang sejarah.
Sayangnya, Hirving Lozano gagal tampil produktif dan bahkan hanya mencetak lima gol sepanjang musim 2019/20 untuk Napoli, yang mana sangat mengecewakan mengingat dirinya mampu mencetak hingga 40 gol bersama PSV selama dua musim sebelum pindah ke Italia.