7 Transfer Terbaik di Bulan Januari dalam 10 Tahun Terakhir
Oleh Nanda Febriana
Tidak banyak transfer pemain di bulan Januari berakhir dengan sukses bagi klub yang melakukan perekrutan. Bulan Januari sendiri dianggap bukan waktu yang tepat untuk melakukan jual beli pemain mengingat ada di tengah periode kompetisi dan pemain yang berganti seragam biasanya harus mampu beradaptasi secepat mungkin dengan klub barunya.
Namun bukan berarti transfer di musim dingin tak pernah menghasilkan perekrutan yang memberikan kontribusi besar bagi kesuksesan klub barunya. Tujuh nama di bawah ini membuktikan bahwa selama pemain yang dibeli merupakan pemain yang sesuai dengan kebutuhan tim, maka bisa jadi mereka menjadi pemain penting di klub baru mereka.
Berikut adalah tujuh transfer terbaik di bulan Januari dalam 10 tahun terakhir:
7. Bruno Fernandes (Sporting CP - Manchester United)
Dibeli dari Sporting CP pada Januari 2020 lalu, Bruno Fernandes menjadi instrumen penting dari mulai berkembangnya permainan Manchester United dalam satu tahun terakhir. Performanya di lini tengah United menjadi sumber kreativitas pasukan Ole Gunnar Solskjaer.
Juga dipercaya sebagai eksekutor penalti utama Setan Merah, Bruno Fernandes jarang tampil mengecewakan saat turun sebagai starter.
Kberhasilan Bruno dkk membawa United menempati puncak klasemen di awal tahun 2021 juga menghapus lara di kalangan pendukung United setelah tersisih lebih awal di fase grup Liga Champions musim ini.
6. Philippe Coutinho (Inter - Liverpool)
Mulai dikenal sebagai talenta berbakat lainnya asal Brasil sejak Inter merekrutnya pada tahun 2008, performa Philippe Coutinho justru tidak cukup meyakinkan hingga harus dipinjamkan ke Vasco Da Gama dan Espanyol sebelum akhirnya Liverpool bersedia membelinya pada musim dingin 2013.
Cukup mengejutkan saat Coutinho justru mampu memenuhi potensinya saat pindah ke Liga Inggris yang permainannya lebih keras dan langsung. Liverpool sangat beruntung bisa memiliki Coutinho yang memiliki teknik bola mumpuni dan tampak berbeda dari gelandang atau playmaker di Liga Inggris kebanyakan.
Sayangnya prestasi The Reds yang cenderung stagnan membuat Coutinho akhirnya hijrah ke Barcelona pada Januari 2018.
5. Zlatan Ibrahimovic (LA Galaxy - AC Milan)
Setelah kontraknya dengan LA Galaxy berakhir, Zlatan Ibrahimovic memilih kembali ke klub lamanya AC Milan. Penyerang asal Swedia memegang peranan penting di atas lapangan, terutama dalam mengangkat mentalitas pasukan Stefano Pioli.
Ketajaman Ibra belum termakan usia kendati cedera kerap kali menimpanya. Namun saat kembali bugar, akan sulit mengabaikan Ibra sebagai opsi utama di lini depan Milan.
Ditopang oleh para pemain kreatif seperti Rafael Leao dan Hakan Calhanoglu, Ibrahimovic bisa saja membawa Milan untuk mengakhiri puasa gelar liga mereka sejak 2011.
4. Luis Suarez (Ajax Amsterdam - Liverpool)
Luis Suarez datang ke Liverpool pada Janauri 2011 saat dirinya tersandung masalah sportivitas di Ajax Amsterdam. Namun itu tak menghalangi kualitasnya untuk bersinar di kancah Premier League.
Suarez menjelma menjadi salah satu penyerang paling menakutkan di Inggris, akan tetapi sejumlah masalah juga mengiringi kariernya di Anfield termasuk perseteruannya dengan Patrice Evra yang diawali dengan ucapan bernada rasis hingga insiden gigitan terhadap bek Chelsea, Branislav Ivanovic.
Dia hanya bertahan tiga setengah musim kendati performanya tergolong gemilang dan menuju Barcelona pada musim panas 2014. Selama tiga setengah di Anfield, Suarez melesakkan total 82 gol dalam 133 pertandingan.
3. Erling Haaland (RB Salzburg - Borussia Dortmund)
Setelah mencetak delapan gol untuk RB Salzburg pada fse grup Liga Champions 2019/20, nama Erling Haaland pun sontak menarik minat dari berbagai klub besar Eropa, termasuk Real Madrid dan Manchester United.
Namun Haaland tak seperti kebanyakan pesepak bola lainnya yang terburu-buru mengambil langkah besar di awal kariernya yang indah dan memilih Borussia Dortmund sebagai destinasi karier berikutnya pada Januari 2020 lalu.
Haaland pun membuktikan bahwa Dortmund tidak salah telah berupaya keras mengejarnya dan mencetak 16 gol dalam 18 pertandingan di paruh musim kedua musim lalu. Kini dia sudah melampaui catatan tersebut dengan melesakkan 19 gol dari 16 laga.
2. Nemanja Matic (Benfica - Chelsea)
Saat Jose Mourinho kembali ke Chelsea pada musim panas 2013, dia membutuhkan sosok gelandang pekerja keras yang cerdik dalam membaca permainan untuk membangun sebuah skuat baru yang tangguh.
Pilihan jatuh kepada Nemanja Matic yang tampil memukau bersama Benfica, dan pernah menjadi pemain Chelsea sebelumnya dengan karier yang teramat singkat.
Matic langsung menunjukkan kepiawaiannya melapis pertahanan Chelsea sejak diboyong pada Januari 2014 dan berperan penting dalam kesuksesan Chelsea meraih dua gelar Premier League di bawah Mourinho (2014/15) dan Antonio Conte (2016/17).
1. Virgil van Dijk (Southampton - Liverpool)
Jurgen Klopp sadar bahwa skuatnya membutuhkan sosok berkualitas di lini pertahanan timnya saat mengarungi musim 2017/18 agar bisa bersaing lebih sengit dengan Manchester City.
Virgil van Dijk ditebus dengan nilai 75 juta pound dari Southampton pada Januari 2018 dan langsung menunjukkan performa yang solid di lini belakang The Reds.
Kehadiran Van Dijk pun dianggap berperan sangat penting dalam keberhasilan Liverpool meraih trofi Liga Champions pada 2018/19 dan gelar Liga Inggris 2020/21.