UEFA dan FIFA Kalah di Pengadilan, Apakah Liga Super Eropa Akan Kembali?
- UEFA dan FIFA kalah di Pengadilan Eropa terkait Liga Super Eropa.
- A22 Sports selaku pengembang kini hanya perlu meyakinkan klub-klub yang diundang.
- Penolakan masih muncul dari UEFA, FIFA, dan berbagai klub.
Oleh Dananjaya WP
Pengadilan Uni Eropa memutuskan bahwa FIFA dan UEFA tidak dapat melarang sebuah klub untuk bergabung dengan Liga Super Eropa.
Proyek Liga Super Eropa pertama kali diumumkan pada 2021, UEFA (Asosiasi Sepak Bola Eropa) dan FIFA (Asosiasi Sepak Bola Dunia) menyampaikan peringatan bahwa pemain dan klub yang bergabung dengan kompetisi tandingan itu dapat dilarang berpartisipasi dalam kompetisi lain yang sudah ada.
Arsenal, Chelsea, Liverpool, Manchester City, Manchester United, Tottenham Hotspur, AC Milan, Atletico Madrid, Barcelona, Inter, Juventus, dan Real Madrid menjadi anggota pendiri awal dari Liga Super Eropa. Tetapi protes yang signifikan dari berbagai lapisan pendukung membuat sembilan dari 12 klub tersebut mengundurkan diri.
Juventus keluar pada Juli 2023, tetapi Real Madrid dan Barcelona tetap menegaskan rencana mereka bahwa Liga Super Eropa akan dimulai dalam waktu dekat. Keputusan dari Pengadilan Uni Eropa meningkatkan optimisme mereka terhadap rencana tersebut.
“Peraturan dari FIFA dan UEFA yang mengharuskan proyek antar klub membutuhkan persetujuan, seperti Liga Super Eropa, dan melarang klub serta pemain untuk berpartisipasi dalam kompetisi tersebut, tidak sesuai hukum yang berlaku.”
“Tidak ada kerangka hukum bagi peraturan FIFA dan UEFA untuk memastikan mereka harus bersikap transparan, netral, tidak mengambil keputusan dengan diskriminasi dan proporsional. Sementara itu, peraturan yang memberikan hak kendali eksklusif kepada FIFA dan UEFA terkait eksploitasi hak komersial untuk kompetisi itu dapat disebut sebagai upaya untuk mengadang persaingan,” ucap pernyataan dari Pengadilan Uni Eropa.
Keputusan dari Pengadilan Uni Eropa ini memang memberi angin segar bagi A22 Sports (pengembang kompetisi) serta Real Madrid dan Barcelona – sebagai dua klub pendiri yang tersisa. Tetapi keputusan ini juga tidak dapat disebut sebagai jaminan bahwa Liga Super Eropa dapat didirikan.
FIFA dan UEFA masih memegang kendali. Kedua lembaga itu hanya perlu melakukan revisi terhadap peraturan yang ada terkait penyelenggaraan kompetisi baru. Mereka juga tetap dapat memberi persetujuan atau penolakan.