Utas di Twitter Ungkap Cristiano Ronaldo Miliki Permasalahan Lutut yang Mengancam Kariernya
Oleh Dananjaya WP
Cristiano Ronaldo sudah menjalani karier yang luar biasa. Pemain asal Portugal itu meraih pencapaian di berbagai tingkat yang membuatnya pantas disebut sebagai salah satu pemain sepakbola terbaik sepanjang masa.
Sporting CP menjadi awal dari karier Cristiano, yang dilanjutkan ke Manchester United, Real Madrid, dan kini dengan Juventus.
Sepanjang kariernya, Cristiano memiliki catatan 842 penampilan dengan kontribusi berupa 630 gol dan 222 assist bagi seluruh klub yang dibela sepanjang kariernya. Pemain yang dikenal dengan julukan CR7 itu juga masih aktif tampil dengan Juve meskipun sudah berusia 35 tahun.
Berdasarkan catatan musim 2019/20, Cristiano tampil dalam 38 pertandingan di seluruh kompetisi, dengan kontribusi 29 gol dan tujuh assist.
Kontribusi yang diberikan oleh Cristiano dalam beberapa musim terakhir membuat anggapan bahwa performanya tidak mengalami penurunan sering dibicarakan.
Walau demikian, layaknya berbagai atlet lainnya, tentu terdapat perubahan signifikan dalam performa yang ditunjukkan Cristiano seiring meningkatnya usia dari sang pemain.
Permasalahan Dimulai Sejak 2014
Cristiano Ronaldo menjadi salah satu pemain penting ketika Real Madrid mendapatkan gelar juara Liga Champions pada musim 2013/14. Walau demikian, keberhasilan tersebut juga memberikan dampak signifikan terhadap badannya.
Cristiano menderita permasalahan tendinosis pada lututnya, setelah merasakan beban yang signifikan sepanjang musim tersebut.
Awalnya Cristiano diperkirakan mengalami permasalahan tendinitis, yang berupa pembengkakan dan kerusakan pada otot tendon. Sedangkan tendinosis merupakan permasalahan yang lebih berat.
Utas yang viral di media sosial Twitter pun mengungkap mengenai parahnya cedera CR7 ini. Utas tersebut menyebut bahwa cedera tendinosis adalah cedera yang (sejauh ini) tidak bisa disembuhkan dan malah membuat lutut semakin lama semakin parah.
"Perbedaan dengan tendinitis adalah kerusakannya, bukan berupa pembengkakan, tetapi degenerasi. Proses perawatan awal dilakukan dengan memberikan waktu rehat, terapi fisik, dan tindakan yang dapat membuat badan 'mengejar' kerusakan yang ada di dalam otot. Hal ini membuat perubahan sel yang signifikan di dalam otot tendon akan membuat proses pemulihan menjadi semakin sulit," ucap Dr. Dave Siebert dalam wawancara kepada Bleacher Report.
Waktu Bermain yang Tidak Menurun
Seorang atlet yang mengalami permasalahan tendonitis harus menjalani periode rehat yang cukup lama. Atlet tenis, Rafael Nadal, mengalami permasalahan serupa yang membuatnya tidak menjalani pertandingan kompetitif selama delapan bulan.
Kondisi berbeda dirasakan oleh Cristiano. Sejak mendapatkan permasalahan tersebut pada 2014, Cristiano sudah tampil dalam 273 pertandingan di tingkat klub, dan 43 pertandingan di tingkat internasional.
Semakin sering Cristiano berlari, maka kondisi di lututnya akan menjadi semakin parah. Mengingat catatan kecepatan rata-rata seorang pemain dalam satu musim (terutama dalam enam tahun) cukup sulit dicari, mengamati secara langsung perubahan Cristiano sepanjang periode tersebut lebih mudah untuk dilakukan.
Cristiano sering dianggap menjalani evolusi yang membuatnya lebih jarang berlari dengan kecepatan tinggi, dan mengutamakan penempatan diri di posisi yang ideal dalam daerah pertahanan lawan.
Peningkatan usia dianggap sebagai faktor dari perubahan tersebut, sebagai adaptasi normal dari seorang pemain yang sebelumnya dikenal sebagai penyerang sayap dengan kecepatan tinggi.
Namun, bagi Cristiano (dan pemain lain yang menderita kondisi serupa), tindakan itu memang harus dilakukan.
Apabila tidak dapat melakukannya, maka kita mungkin tidak dapat melihat Cristiano menjalani kariernya hingga usia 35 tahun (atau lebih, mengingat ia belum mengumumkan rencana untuk pensiun dalam waktu dekat).