10 Wonderkid 2011 yang Gagal Memenuhi Potensi
Oleh Dananjaya WP
Sepakbola adalah salah satu industri olahraga yang memiliki obsesi untuk memberi ekspektasi tinggi terhadap pemain-pemain muda yang dianggap dapat menjadi bintang di masa depan. Sesuai dengan namanya, ekspektasi dapat menjadi kenyataan atau tidak, dengan berbagai faktor yang menjadi penentu.
Berbagai pemain sepakbola mendapatkan label wonderkid, bintang muda dengan potensi tinggi. Namun tidak semuanya dapat mempertahankan status tersebut ketika usia mereka meningkat hingga tahap yang disebut sebagai usia emas bagi seorang atlet.
Berikut adalah wonderkid pada 2011 ynng gagal memenuhi potensi mereka.
10. Vaclav Kadlec
Vaclav Kadlec termasuk dalam salah satu pemain muda yang mendapatkan ekspektasi tinggi dari media Don Balon pada 2010 dan 2012. Sayangnya, ekspektasi terebut tidak dapat dipenuhi sepanjang kariernya. Pada 2010 lalu ia dipandang sebagai salah satu talenta terbaik dalam sepakbola Republik Ceska.
Kadlec hanya dapat meraih kesuksesan di Sparta Praha (2008-13), dan merasakan kesulitan di Eintracht Frankfurt (2013-15). Setelah kembali ke Praha pada 2020, Kadlec menyatakan pensiun pada usia 27 tahun akibat permasalahan cedera yang berkelanjutan.
9. Jack Rodwell
Jack Rodwell termasuk dalam deretan pemain Inggris yang mendapat ekspektasi tinggi. Berposisi sebagai gelandang bertahan, Rodwell membesarkan namanya dengan Everton (2007-2012). Potensi Rodwell membuatnya direkrut Manchester City.
Tetapi Rodwell pantas disebut merasakan kegagalan di Etihad Stadium. Kegagalan tersebut dilanjutkannya di Sunderland (2014-18), Blackburn Rovers (2018-19), dan Sheffield United (2020/21). Kini ia berada di Australia dengan Western Sydney Wanderers.
8. Rogelio Funes Mori
Karier Rogelio Funes Mori berawal ketika ia memenangi acara televisi yang membuatnya mendapat kontrak di FC Dallas. Kontrak tersebut juga membuatnya mendapat atensi yang tinggi dari berbagai pihak. Funes Mori kemudian merasakan perkembangan signifikan dengan River Plate di Argentina (2009-2013).
Sayangnya, perkembangan tersebut tidak dapat dilanjutkannya di Eropa ketika bermain dengan Benfica (2013-15). Kini, Funes Mori menjalani kariernya dengan Monterrey di Meksiko.
7. Luc Castaignos
Luc Castaignos mengawali kariernya dengan gemilang di Feyenoord pada 2007 hingga 2009. Potensi yang dimiliki Castaignos membuatnya didatangkan Inter pada musim 2011/12. Tetapi ia hanya mencetak satu gol dalam enam pertandingan Serie A.
Performa stabil ditunjukkan Castaignos ketika kembali ke Belanda dengan Twente, sementara kegagalan tetap dirasakannya di luar negara asalnya saat bermain dengan Eintracht Frankfurt dan Sporting CP. Kini, Castaignos berada di OFI (Yunani).
6. Connor Wickham
Connor Wickham didatangkan Sunderland dari Ipswich Town pada 2011, dengan biaya 8 juta Paun saat ia berusia 18 tahun. Potensi tinggi yang dimilikinya sebagai penyerang membuat Wickham mendapat ekspektasi tinggi untuk bersinar di divisi teratas sepakbola Inggris.
Sayangnya, permasalahan cedera menjadi salah satu faktor utama yang membuat Wickham tidak dapat bersinar di Liga Inggris, termasuk permasalahan ligamen. Cedera tersebut membuatnya absen pada November 2016 hingga Maret 2018, dan menjadi contributor utama dari kegagalannya.
5. Joel Campbell
Joel Campbell termasuk dalam salah satu pemain yang memberi kesan positif kepada Arsenal saat ia berusia muda. Campbell tampil gemilang dengan Timnas Kosta Rika pada turnamen Copa America pada 2011.
Performa tersebut membuatnya direkrut The Gunners. Sayangnya, Campbell hanya dapat menunjukkan kemampuannya dengan tim London Utara itu pada musim 2015/16. Sisanya ia dipinjamkan kepada tim-tim di Prancis, Spanyol, dan Yunani.
Campbell melanjutkan kariernya di Meksiko sejak 2020 dengan Leon, dan kini dipinjamkan ke Monterrey.
4. Ryo Miyaichi
Ryo Miyaichi mendapat ekspektasi tinggi ketika ia disorot pada usia 18 tahun, potensinya terlihat jelas saat itu. Pada 2010, Miyaichi mendapat tawaran dari Ajax dan Arsenal. Pemain Jepang itu memiih The Gunners, setelah bakatnya dilihat oleh Arsene Wenger yang memantaunya di Feyenoord.
Tetapi perkembangan yang diharapkan tidak dapat terlihat ketika ia berada di Inggris. Miyaichi sempat bermain dengan St. Pauli sebelum kembali ke Jepang pada 2021.
3. Lucas Piazon
Banyak pemain di daftar ini yang mendapat ekspektasi berlebihan pada usia muda, Lucas Piazon salah satunya. Ketika didatangkan Chelsea pada 2011, dan dibandingkan dengan Kaka, legenda Brasil.
Piazon hanya dapat merasakan kesuksesan di Eredivisie dengan Vitesse. Kegagalan dirasakan di Inggris dan beberapa negara lainnya di Eropa. Piazon meninggalkan Chelsea secara permanen pada musim panas lalu, untuk bergabung dengan Braga di Portugal.
2. Josh McEachran
McEachran mencatatkan penampilan perdana dengan Chelsea di Liga Inggris pada usia 17 tahun. Momen tersebut membuatnya mendapat ekspektasi tinggi, setelah bersinar dengan akademi The Blues.
Sejak saat itu, McEachran sama sekali tidak dapat mencatatkan penampilan di divisi tertinggi negara asalnya. Kini, McEachran bermain untuk MK Dons, yang berada di divisi ketiga.
1. Bojan Krkic
Bojan Krkic bergabung dengan akademi Barcelona pada 1999, dan masuk ke skuad senior pada 2007. Posisinya sebagai penyerang sayap dan postur tubuhnya membuatnya dibandingkan dengan Lionel Messi. Ekspektasi tersebut justru memberi beban yang sangat berat bagi Bojan.
Bojan gagal memenuhi ekspektasi tersebut, dalam kariernya di Barca, AS Roma, Milan, Ajax, Stoke City, hingga kini dengan Vissel Kobe di Jepang.